17

592 54 8
                                    


Hari ini markas Shinsengumi sudah selesai diperbaiki. Seluruh anggota Shinsengumi kembali ke markas mereka dan meninggalkan istana Shogun.

"Shogun-sama, terima kasih sudah mengizinkan kami tinggal sementara disini. Kami, Shinsengumi akan selalu menjaga Shogun-sama" Kondou membungkuk. "Tidak masalah, sudah tugasku untuk mengetahui keadaan rakyat-rakyatku" Shogun aka Tokugawa Shigeshige tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu kami pamit kembali ke markas kami. Shitsureishimasu" Kondou berjalan keluar istana. Para anggota Shinsengumi sudah menunggu kehadiran komandannya di depan istana. Mereka berbaris dengan rapi.

"Ayo kembali ke markas. Tidak usah terlalu formal, kita berjalan biasa saja" Kondou melipat kedua tangannya di depan dada sambil tersenyum kecil. "Baik, Kyokuchou" Hormat Yamaki. Seluruh anggota Shinsengumi berjalan kaki dengan santai. Disusul Kondou, Sougo, dan Hijikata di belakang mereka.

"Toshi, kau akhir-akhir ini terlihat seperti mengkhawatirkan sesuatu. Ada apa?" Tanya Kondou membuka suara. "A-ah tidak ada, Kondou-san" Jawab Hijikata kikuk, mereka berdua tahu Hijikata berbohong. "Jangan berbohong-desaa. Kau tak cocok berbohong, Hijikata-san" Sindir Sougo dengan wajah datar.

"Maa maa, Toshi kau memikirkan Yorozuya lagi? Aku tahu dia sedang mengandung. Tapi kau juga jangan terlalu memikirkannya terus" Kondou dan Sougo memang sudah diberitahu Hijikata kalau kekasihnya itu hamil. Tentu saja dihadiahi pukulan oleh Sougo karena sudah berani-beraninya menghamili Danna nya, meskipun Sougo tahu kalau Hijikata dan Gintoki sering melakukan hal itu tetap saja dia tak menyangka kalau Gintoki yang seorang laki-laki bisa berbadan dua.

"Tentu saja aku memikirkan dia, Kondou-san! Aku sudah satu minggu tidak bertemu dengannya. Aku takut dia kenapa-kenapa, apalagi aku takut dia dicelakai oleh Takasugi brengsek itu" Teriak Hijikata emosi, anggota Shinsengumi yang di depan mereka berhenti dan terbengong melihat Fukuchou nya yang berteriak. Mereka tak menyangka kalau Hijikata bisa tersulut emosi yang benar-benar membuatnya frustasi.

"Maa.. Toshi, setelah kita sampai ke markas kau boleh pergi ke rumah Yorozuya. Temui dia oke? Dia kan pacarmu" Kondou tersenyum kikuk menenangkan Hijikata. "Hm, Arigatou Kondou-san" Hijikata mencoba meredam emosi nya lalu mengambil rokok di saku celananya dan menyalakannya. Mereka semua melanjutkan langkah kaki mereka menuju markas Shinsengumi.

~~

Tok tok

"Pattsuan, buka pintunya. Mungkin itu klien" Suruh Gintoki. Saat ini Yorozuya no sannin sedang duduk di sofa biru panjang, Kagura fokus mengelus-elus perut Gintoki yang berisi bayi berusia satu bulan itu.

"Gin-chan, kapan perutmu akan membesar-aru?" Kagura mendongak, penyakit penasarannya mulai kumat. "I-itu.. ah.. perutku akan membesar jika sudah beberapa bulan, Kagura" Gintoki memalingkan wajah ke arah lain, menahan rona merah di pipinya. "Hee, cepatlah besar ya baby-chan" Kagura mengelus-elus kembali perut Gintoki. Ia benar-benar tak sabar menunggu perut Gintoki besar dan lahir.

Gintoki yang melihat Kagura begitu senang hanya bisa tersenyum. Sepertinya ia tak menyesal bisa mengandung.

"Gintoki!!" Panggil seseorang yang sudah dikenal oleh mereka semua. Orang itu langsung berlari masuk dan memeluk Gintoki.

"Oi, oi, ada apa ini? Kenapa kau terlihat panik sekali sih?" Gintoki hampir saja terjengkang jika tidak ada sandaran di sofa birunya. "Kau tidak apa-apa kan? Takasugi sialan itu tidak mengunjungimu ataupun mencelakaimu kan?!" Tangan Hijikata menangkup pipi Gintoki. "Tidak, kau kenapa sih?" Gintoki mulai kesal.

"Ah yokatta, aku hanya takut kau dicelakai oleh Takasugi sialan itu" Hijikata menghela napas lega lalu ikut duduk disamping Gintoki. "Kau ini seperti orang kesetanan, aku baik-baik saja disini. Aku tidak bertemu Takasugi sama sekali" Gintoki menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.

"Ngomong-ngomong kandunganmu sudah satu bulan kan? Sebelum beranjak dua bulan aku memutuskan aku akan menikahimu" Ucap Hijikata serius. Kagura terbengong, Shinpachi melongo, Sadaharu membeku ditempat. "K-kau bilang apa tadi? Me-menikah? Kau serius?!" Pupil mata Gintoki bergerak kesana kemari, wajahnya juga memerah seperti kepiting rebus.

Flashback

"Hah? Kau ingin menikah dengan Yorozuya, Toshi?! Kau serius? Aku tahu sih kalau kau harus bertanggung jawab juga. Tapi apa kau yakin dengan keputusanmu ini?" Kondou hampir saja ingin berteriak sekencang-kencangnya. "Aku serius Kondou-san, aku tidak ingin di cap sebagai laki-laki yang tidak bertanggung jawab" Tegas Hijikata, ia yakin akan menghalalkan Gintoki. Ia tak peduli apa kata orang-orang dengan hubungan sesama jenis, toh orang lain tidak punya hak untuk mencela hubungan mereka berdua.

"Baiklah, aku dan kami para Shinsengumi akan mendukungmu penuh. Berbahagialah Toshi" Kondou tersenyum senang. "Kondou-san, aku ini tidak akan keluar dari Shinsengumi kok. Kenapa bicaramu terlihat kalau aku akan meninggalkan Edo sih?" Hijikata menatap malas. "E-eh? A-ahaha, tidak apa-apa kan sekali-kali aku berbicara formal" Kondou nyengir, jari tengah dan telunjuknya membentuk huruf V.

~~

"Jadi, kali ini apa jawabanmu, Gintoki?" Hijikata menatap crimson Gintoki dengan serius. "Ttaku, setidaknya romantis lah sedikit, baka mayora" Gintoki memalingkan wajah, sepertinya ia ngambek.

"Souka na, baiklah aku akan berusaha romantis" Hijikata menghela napas lalu menarik Gintoki berdiri dari duduknya. Wakil komandan Shinsegumi itu meraih kedua tangan si surai perak.

"Aku, Hijikata Toshirou ingin menjadikan Sakata Gintoki yang akan menjadi Hijikata Gintoki sebagai pendamping hidupku sekarang, besok, lusa, dan selamanya. Tak peduli apapun kata orang lain, tak peduli siapapun yang menghalangi, aku akan selalu disisimu selamanya. Jadi, apa jawabanmu?" Hijikata tersenyum sangat tipis, yang bisa melihat hanya Gintoki seorang.

"K-kau sudah tahu jawabannya kan" Wajah Gintoki benar-benar seperti tomat, kepalanya keluar asap saking blushing nya. "Aku ingin mendengar jawabanmu" Tegas Hijikata. "U-um, aku menerimamu" Ucap Gintoki malu-malu. Tanpa aba-aba, Hijikata langsung mencium bibir Gintoki. Tentu saja Gintoki terbelalak, tapi ia membalas ciuman Hijikata.

"A-ano, dunia serasa milik berdua ya? Kami masih dibawah umur loh, Gin-san" Shinpachi menaikkan kacamatanya yang merosot. "Woaahh live lamaran-aru!" Bukannya ikut komplen, Kagura malah kegirangan dengan apa yang terjadi di depannya.

"Wa-warui, omae ra" Gintoki menunduk, ia malu dengan apa yang dilakukannya di depan anak buahnya sendiri. "Maa iya, aku tak menyangka Gin-san akan menikah. Aku jadi ingin menangis, itu adalah lamaran yang sangat bagus, Hijikata-san" Shinpachi terharu, ia mengelap kacamatanya yang basah karena air matanya.

"Gin-chan, apa kau sudah tidak bekerja Yorozuya lagi-aru ka?" Kagura kini menunduk sedih. "Tentu saja tidak seperti itu, bakayarou. Kita Yorozuya selamanya, kan?" Gintoki tersenyum menyeringai. "Gin-chan!!!" Kagura melompat ingin memeluk ke arah Gintoki dan langsung dihadiahi pukulan oleh Hijikata.

"I-ittai..." Kagura meringis memegang kepalanya. "Gintoki kan sedang hamil, China musume" Raut wajah Hijikata seperti tidak memiliki dosa. "Ah, aku lupa-aru!" Kagura terbengong.

"Hi-Hijikata, bagaimana kalau Takasugi akan berbuat sesuatu kepadamu? Dia pasti akan menyerangmu, tidak lama lagi" Gintoki memegang kedua bahu Hijikata. "Sssttt, tidak apa. Aku akan membereskan si brengsek itu, jadi kau jangan khawatir oke?" Hijikata mengelus surai perak Gintoki dengan lembut dan dibalas anggukan oleh si surai perak.

~~

"Heh, jadi Oni No Fukuchou memutuskan untuk menikahi milikku? Hm, omoshiroi na. Aku akan segera menghancurkan dia. Bansai, kita akan menuju bumi sekarang,  mari hancurkan Wakil komandan itu" Si surak dark-purple menghisap rokok panjangnya dengan santai. "Baik, Shinsuke" Bansai menuruti perintah Takasugi.

Sepertinya bencana akan dimulai, Hijikata tetap mewaspadai dan menyelidiki Kiheitai. Ia sudah tahu bahwa dirinya diincar oleh pemimpin Kiheitai itu, apapun yang terjadi ia tak akan menyerahkan Gintoki pada siapapun.

TBC

Seme Or Uke? Where stories live. Discover now