14

597 62 9
                                    


DUARRRR

"Terjadi ledakan besar di markas Shinsengumi beberapa saat lalu. Sebelum ledakan terjadi, ada kapal terbang besar di atas markas Shinsengumi. Menurut laporan dari warga sekitar, kapal terbang tersebut milik organisasi yang bernama Kiheitai yang dipimpin oleh seseorang yang bernama Takasugi Shinsuke. Diketahui Takasugi adalah penjahat galaksi yang sulit ditangkap oleh Shinsengumi. Demikian berita dari saya, Ketsuno Ana" Tiga semprul Yorozuya saat ini sedang menonton berita dari Ketsuno Ana di TV.

"Oi, maji ka yo?" Gintoki menutup mulut dengan sebelah tangan. Rasa panik dan khawatir melandanya, ia takut Hijikata kenapa kenapa. "G-Gin-san, ochitsuite kudasai. Mereka pasti baik-baik saja, begitu pula dengan Hijikata-san" Shinpachi berusaha menenangkan Gintoki.

"Apa kita harus kesana-aru ka? Mungkin saja Toshi dan lainnya sedang berada di suatu tempat, mereka pasti langsung kabur saat ledakan itu terjadi-aru" Kagura berniat melihat keadaan anggota Shinsengumi. "Kagura-chan! Itu bahaya! Kita juga tidak tahu mereka ada dimana sekarang, apakah mereka berlari ke Kabukichou aku pun tak tahu" Shinpachi menyangkal Kagura.

"Pattsuan, aku akan pergi" Gintoki berjalan ke arah pintu. "Gin-san! Hah, baiklah aku juga ikut" Shinpachi dan Kagura beserta anjingnya menyusul Gintoki, mereka berempat berlari di jalanan Kabukichou yang ramai.

Hijikata!

~~

"Akhirnya kita bisa keluar dari markas dengan selamat. Oi apakah ada yang terluka?" Kondou berteriak dengan sebelah tangan berpegang di batang pohon. Para Shinsengumi Kini berada di hutan Edo. "Kondou-san, sebenarnya apa yang terjadi? Siapa yang meledakkan markas kita? Akan ku beli pelajaran orang itu" Hijikata menggeram.

"Maa maa, tenang dulu Toshi. Kita tidak tahu siapa yang tiba-tiba menjatuhkan bom ke markas. Lebih baik kita tunggu saja kabar dari Tot-san" Kondou berusaha menenangkan Hijikata. "Nee, apa mungkin yang meledakkan markas itu Takasugi?" Sangkal Sougo. Semua anggota Shinsengumi terdiam. Mereka bertanya-tanya 'ada masalah apa sampai sampai Takasugi meledakkan markas mereka?'

"Oi kalian baik-baik saja? Hah hah" Seorang pria bersurai perak dengan dua anak buahnya beserta seekor anjing putih berdiri di depan anggota Shinsengumi dengan napas terengah-engah. "Yo-Yorozuya? Kenapa kalian tahu kami ada disini?" Tanya Kondou terkejut.

"Ah itu.. tadi kami bertanya oleh warga sekitar, mereka melihat kalian berlari ke hutan" Balas Shinpachi. "Kalian tidak terluka-aru ka?" Kagura melihat sekeliling anggota Shinsengumi. "Tidak, kami tidak mendapat luka apapun. Kami berhasil lari sebelum bom itu meledak" Hijikata menjawab sembari menyalakan rokoknya.

"Hijikata-kun, Gorilla, Suichirou-kun, bisa ikut aku sebentar?" Gintoki menatap serius kepada mereka bertiga. Mereka yang ditatap seperti itu langsung mengangguk, sepertinya ada hal serius yang harus dibicarakan.

"Hee kenapa tidak mengajak kami-aru?!" Kagura mengerutkan keningnya. "Iya Gin-san! Apa kami tidak boleh tahu apa yang terjadi?? Kau tahu penyebab semua ini kan!!" Shinpachi berteriak keras. "Nee Pattsuan, Kagura, akan kuberitahu nanti" Gintoki tersenyum kecil membuat mereka berdua terdiam. Mereka paham Gintoki tidak akan berbohong.

"Jadi, apa kau tahu sesuatu tentang orang yang mengebom markas kami, Yorozuya? Kondou bertanya to the point. "Takasugi Shinsuke" Gintoki menjawab dengan wajah geram. "Yappari" Sougo memutar bola matanya malas. "Lalu? Ada dendam apa dia sampai sampai meledakkan markas Shinsengumi?" Hijikata bersandar di batang pohon.

"Kau tahu, Hijikata-kun? Ini semua salahku. Aku yang menyebabkan Takasugi jadi seperti ini, dia sangat keras kepala. Dia masih tidak terima kalau aku sudah menolaknya, bahkan berpuluh-puluh kali" Gintoki menunduk, tersenyum miris.

"Ini bukan salahmu, Yorozuya. Sekali penjahat tetaplah penjahat. Orang yang menangani penjahat adalah kami, Shinsengumi. Jadi jangan salahkan dirimu, kau bukan penjahat" Kondou menyengir lebar.

"Tapi, Kondou-san Danna kan mantan penjahat" Sougo menyela ucapan Kondou yang lagi keren kerennya. "Kau ini tak tahu kapan harus diam ya Sougo? Aku lagi mengucapkan sesuatu yang keren padahal!" Kondou menangis dramatis. Mereka bertiga hanya terbengong melihat Kondou yang sedang berdrama.

"Hijikata-kun ingin berkeliling di hutan sebentar? Ayo berkeliling" Ajak Gintoki. Tangan Hijikata digenggam oleh Gintoki. Mereka berdua meninggalkan dua orang yang sedang asik sendiri.

"Nee Hijikata-kun, saat kau memintaku untuk menjadi pacarmu aku sangat senang. Yaah, aku senang karena cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi untuk kali ini, aku ingin bertanya satu hal padamu" Gintoki menghentikan langkahnya. Ia memandang lekat iris navy Hijikata.

"Apa itu?" Hijikata juga memandang iris crimson si surai perak dengan lekat. "Jika kita akhiri hubungan ini, kau terima? Aku tidak ingin kau menjadi korban Takasugi lagi" Air mata Gintoki tertahan di kelopak matanya, dia berusaha agar tidak menangis. Hijikata yang mendengar itu membelalakkan matanya. Mana mungkin ia terima?

"Hei dengar, aku tidak peduli dengan Takasugi yang menyukaimu, terobsesi denganmu, atau apapun itu! Karena kau sudah menjadi milikku maka sekali milikku tetap akan menjadi milikku selamanya. Ucapanku mutlak, aku memintamu untuk menjadi pacarku bukan hanya untuk kesenanganku. Bahkan aku sangat bahagia saat kau ternyata memiliki perasaan yang sama denganku. Mau Takasugi atau siapapun itu, tidak akan ku biarkan mereka memilikimu" Hijikata memeluk Gintoki erat, air mata Gintoki tumpah tak bisa ditahan lagi.

"Hijikata, aku tidak mau kau terluka karena ku dan Takasugi. Kalau keputusanmu sudah seperti itu apa kau yakin? Jika kau menyesal berhubungan denganku, lebih baik menyesal sekarang. Aku tidak mau kau menyesal di akhir" Gintoki melepas pelukkan, tetapi pinggang Gintoki ditahan oleh tangan Hijikata. "Baiklah aku akan menyesal sekarang" Hijikata melepas pelukkan dan memegang tengkuk Gintoki.

"Aku menyesal, karena aku tidak pernah mengungkapkan perasaanku dari awal. Hei Gintoki, aku mencintaimu" Hijikata mencium bibir Gintoki dengan lembut. Gintoki menangis semakin kencang, ia membalas ciuman Hijikata. Mereka berdua hanyut dalam kemesraan itu dalam waktu yang lama.

"Yappari, Gin-chan dan Toshi itu memang benar-benar saling mencintai dari awal mereka berjumpa, mungkin-aru" Kagura, Shinpachi, Sadaharu, Kondou, beserta Sougo mengintip dua insan yang sedang bercumbu itu dari balik batang pohon yang besar.

"Foto ini harus ku abadikan, buat kenang-kenangan. Siapa tahu nanti Hijikata akan mati ditanganku" Sougo memotret pasangan itu dengan ponselnya. "Ano, Okita-san sifat Do-S mu itu kenapa tidak sembuh-sembuh sih?" Shinpachi menatap datar.

"Ngomong-ngomong aku baru pertama kali melihat Yorozuya menangis" Kondou menatap lekat Gintoki yang masih menitikkan air mata. "Aku dan Kagura-chan juga tidak pernah melihat Gin-san menangis, ini pertama kalinya karena Gin-san selalu menanggung apapun sendirian tanpa mengeluarkan satu tetes pun air mata" Shinpachi tersenyum tipis melihat Gintoki.

"Mereka bahagia sekali-aru" Kagura tersenyum lebar. "Maaf saja aku tidak bisa membiarkan Hijikata-san bahagia satu detik pun" Sougo mengeluarkan bazooka nya.

"SOUGO YAMETE!" Telat, Sougo sudah menembak Hijikata tetapi meleset.

DUUAAARRR

"Cih". "'Cih' JANEE DAROU! KAU HAMPIR MENGENAIKU, SIALAN!" Hijikata melepas ciumannya dengan Gintoki dan langsung ancang-ancang mengambil katananya lalu berlari mengejar Sougo. "Dasar kumpulan orang bodoh" Gintoki tertawa kecil. "Eh tapi kan aku juga bodoh?" Gintoki terbengong ditempat.



TBC

Seme Or Uke? Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt