16

596 62 3
                                    


"Hi-Hijikata umhh" Gintoki dan Hijikata sekarang berada di kamar Gintoki, melupakan markas Shinsengumi yang hancur.

"Hijikata.. hmhhh" Leher Gintoki dijilat dengan lembut oleh lidah Hijikata. Mereka berdua masih berpakaian utuh. "Hijikata.. yame-unghh" Gintoki tak sempat protes, bibirnya sudah dibungkam oleh bibir Hijikata.

"Humhh.. hnghh" Lidah mereka saling melumat, menimbulkan suara desahan kecipak basah dalam kamar tersebut. "Gintoki.." Tangan Hijikata membuka kimono dan resleting kaos Gintoki, dada Gintoki kini terekpos dengan jelas didepan mata Hijikata yang diselimuti kabut nafsu.

"Haanghh!" Dada Gintoki diremas-remas gemas. Puting kanannya dipilin dan puting kirinya disedot oleh mulut Hijikata. Hijikata menyedot seperti bayi yang membutuhkan asi ibunya.

"Hijikata.. berhenti-umhh" Bibir Gintoki dibungkam kembali dengan bibir Hijikata. Gintoki mendorong bahu Hijikata, tanda pasokan oksigennya mulai menipis. Perutnya juga mulai terasa nyeri sedikit demi sedikit.

"Hoeekkkk! Ghh" Suara mual Gintoki terdengar. Buru-buru berlari menuju wastafel dan memuntahkan semuanya. Hijikata yang dari tadi terkejut langsung berlari menyusul Gintoki yang berada di wastafel. "Hei, kau tidak apa-apa? Kau sakit?" Hijikata mengusap punggung Gintoki pelan.

"Aku tidak apa-apa, hanya masuk angin" Gintoki mengangkat wajahnya. Hijikata sangat terkejut, wajah Gintoki terlihat pucat dan lemas. Mungkin jika didorong sedikit saja ia akan jatuh.

Grabb

"O-oi kenapa kau menarikku?" Tangan Gintoki kini ditarik oleh Hijikata keluar dari kediaman Yorozuya. "Kita mau kemana?" Gintoki yang dari tadi pertanyaannya tak dijawab pun kesal. "Kita akan ke rumah sakit, aku tak terima penolakkan" Pandangan Hijikata masih lurus ke depan dengan tangan Gintoki yang masih ditarik oleh tangannya. Gintoki pasrah, biarkan saja Hijikata khawatir dengan keadaannya.

"Ini memang terdengar hal yang tidak wajar, tapi Sakata-san hamil. Sudah berjalan tiga minggu, apa Sakata-san tidak tahu hal ini?" Dokter itu berkata dengan tenang. Padahal itu bukan hal yang wajar, tapi dokter tersebut tidak terlihat terkejut sedikit pun.

"H-HAH?! Coba dokter ulangi, apa tadi? Aku hamil? Yang benar saja!" Gintoki terbelalak, benar-benar terkejut atas apa yang terjadi pada dirinya. Dia hamil! Dia berbadan dua sekarang!

"I-iya dokter, kenapa Gintoki bisa hamil? Dia bukan perempuan" Hijikata yang sama terkejutnya dengan Gintoki pun bersuara. "Kasus seperti ini memang langka, tapi di luar negeri juga ada kasus seperti ini. Apa kalian berdua pasangan?" Dokter bertanya dengan wajah biasa-biasa saja.

"Um, begitulah" Hijikata menjawab dengan sedikit malu. "Begini, mungkin saat kalian melakukan seks. Sakata-san telat mengeluarkan sperma yang anda semburkan ke dalam, jadi sperma tersebut masuk ke dalam tubuh Sakata-san saat kalian berdua langsung jatuh tertidur. Dan hasilnya, sisa sperma yang Sakata-san keluarkan hanya sedikit. Apa itu benar, Sakata-san?" Penjelasan dokter itu tepat sasaran! Wajah Gintoki pun merona malu.

"B-benar, kukira itu adalah hal yang biasa saja. Jadi aku agak heran tetapi aku tak menghiraukannya" Gintoki memalingkan wajahnya ke arah lain. "Baiklah, selamat untuk kalian berdua. Hijikata-san, jaga kandungan Sakata-san karena kandungannya masih lemah. Saya akan membuat resep obat kehamilan" Dokter tersebut menulis catatan resep obat di kertas dan memberikannya pada Hijikata. Mereka berdua mengucapkan terima kasih dan keluar dari ruangan pasien.

~~

"Nee Hijikata-kun" Panggil Gintoki sedikit keras. Mereka berdua sedang berada di jalanan kabukichou yang ramai setelah keluar dari rumah sakit yang mereka kunjungi. "Hm? Ada apa?" Hijikata menyaut, tangannya menggenggam tangan Gintoki erat. Seolah tidak mau dilepaskan.

Seme Or Uke? Место, где живут истории. Откройте их для себя