19

689 57 7
                                    


Srang! Buagh!

Dua insan yang berbeda profesi, yang satu polisi dan yang satu lagi adalah penjahat, sedang bertarung pedang untuk memperebutkan satu lelaki yang mereka cintai.

"Takasugi, berhentilah untuk melukai hati Gintoki lagi!" Teriak Hijikata sambil menghadang serangan Takasugi dengan katananya. "Melukai? Dia yang melukaiku, sialan! Dia selalu menolakku dan tak mau menerimaku untuk menjadi pendamping hidupnya!" Balas Takasugi yang semakin menyerang Hijikata dengan buas.

"Cih, kau yang terobsesi padanya! Kalau dia menolakmu kau tidak bisa memaksanya untuk menerimamu, bodoh! Cinta tidak bisa dipaksakan seperti itu" Hijikata membalas serangan Takasugi. "Heh, polisi busuk sepertimu tidak usah sok mengerti perasaan seorang penjahat sepertiku!" Takasugi kembali menyerang Hijikata dengan senyum meremehkan.

"HENTIKAN KALIAN BERDUA!" Suara lelaki yang sedang mereka berdua perebutkan itu terdengar. Si surai perak berdiri bersama dua teman lamanya dan satu anak buahnya. "Takasugi kau tidak berubah sama sekali ya, ahahaha!" Sang pedagang Kaientai yang kurang waras, Sakamoto Tatsuma tertawa receh.

"Kau benar Sakamoto, dia masih pendek sedari dulu" Katsura ikutan kurang waras karena membenarkan pernyataan Sakamoto. Alhasil mereka berdua mendapat jitakan dari Shinpachi karena malah bercanda disaat saat seperti ini.

"Gi-Gintoki? Apa yang kau lakukan disini? Jangan menghalangi pertarunganku" Hijikata menatap serius kepada si surai perak itu. "Menghalangi? Aku muak dengan perbuatan Takasugi!" Gintoki mengepalkan erat kedua tangannya. "Takasugi, tolong hentikan perbuatanmu ini. Jangan membunuh orang lain lagi, dan jangan membunuh orang yang ku sayangi!" Gintoki berjalan dengan berani ke arah Takasugi.

"Gintoki! Jangan mendekat padanya!" Cegah Hijikata tetapi ia malah diberi tatapan tajam oleh Gintoki, mau tidak mau wakil komandan iblis itu hanya bisa diam.

"Hey, tatapanmu itu membuatku sedikit takut, hm" Takasugi memandang Gintoki dengan tatapan mengejek. "Takasugi, tolong hentikan obsesimu padaku, temui orang lain yang bisa kau cintai selain aku" Gintoki menatap serius manik si surai dark-purple tersebut.

"Hee? Kalau aku tidak mau bagaimana? Karena aku hanya mencintaimu, hm" Takasugi memelaskan wajahnya.

Plakk!

Satu tamparan keras diterima Takasugi. Wajah Gintoki kini berkilat marah, pemimpin Kiheitai itu tidak pernah menuruti kemauannya.

"Hee kau sudah berani menamparku ya? Baiklah aku akan memberikan hadiah padamu" Takasugi mencengkram perut Gintoki dengan keras. Gintoki membelalakkan matanya, ia memekik kesakitan.

"AAKKKHH!" Air mata Gintoki perlahan turun. "BERHENTI, SIALAN! JANGAN KAU LUKAI FISIK GINTOKI!" Hijikata berkilat marah, dia sudah murka dengan apa yang diperbuat Takasugi pada kekasihnya.

"Apakah kalau ku cengkram seperti ini, anak kalian akan mati hm?" Takasugi menguatkan cengkramannya di perut Gintoki. "Aakkhhh! Ber...henti! Jangan sakiti anakku!" Gintoki jatuh terduduk di depan Takasugi.

Buaghhh!!

Wajah Takasugi dihantam keras oleh Sakamoto. Katsura pun ikut memukul perut Takasugi dengan kencang. Alhasil tangan Takasugi yang mencengkram perut Gintoki pun terlepas.

"Apa kau belum puas menyakiti hati seseorang? Dan kini kau ingin menyakiti kehidupan yang ada di dalam perutnya?" Sakamoto menatap tajam Takasugi, ia sudah diberitahu Katsura kalau Gintoki sedang mengandung anaknya dan Hijikata.

"Gintoki!!" Hijikata dengan panik memegang perut Gintoki. "Perutmu masih sakit? Apa perlu ke rumah sakit sekarang?" Hijikata berusaha menenangkan si surai perak dengan mengusap pipi Gintoki. "GIN-SAN! Bertahanlah!" Shinpachi yang ikut panik pun berusaha menenangkan Gintoki yang masih memegang perutnya.

Seme Or Uke? حيث تعيش القصص. اكتشف الآن