15: ketidakpercayaan

1.6K 274 26
                                    

"Felix?"

Bunda Sunny tatap heran ke arah anak tunggalnya yang keliatan udah rapi dengan seragam sekolah. Cardigan berwarna mocca bikin aura manis Felix keliatan lebih kentara, belum lagi pipi putih berfrecklesnya yang bersemu karena cuaca hari ini lebih dingin dibandingkan kemarin.

"Pagi Bunda." Felix beri satu kecupan lembut ke pipi Bundanya. Dia ambil posisi duduk di meja makan untuk teguk susu khusus punya dia dan gigit roti panggangnya pelan-pelan.

"Udah mau berangkat? Baru juga setengah tujuh."

"Felix ada urusan di sekolah." Jawab Felix sambil kunyah rotinya santai.

"Berangkat sama Changbin?"

Diam sejenak, si manis keliatan nimbang apa yang mau dia omongin, "Felix naik bus."

"Eh, tumben?" Bunda Sunny narik kursi yang ada di sebelah Felix. Jemari lentiknya usap pelan surai pirang sang anak.

"Felix nggak mau ngerepotin kak Changbin lagi."

"Ngerepotin? Seinget Bunda bahkan dulu kamu pernah telepon Changbin cuma buat minta beliin stabilo di jam 10 malem karena kamu males keluar. Jangan-jangan kalian lagi ada masalah?" Tebak Bunda Sunny sambil nyipitin matanya.

"E-enggak kok."

"Sayang, kamu itu anak Bunda yang selama 16 tahun ini nggak pernah lewat dari pengawasan Bunda. Kamu pikir Bunda nggak tahu kalau sekarang kamu lagi bohong?"

"I-itu," Felix nunduk. Rotinya yang tinggal setengah dia letakin begitu aja.

"Bunda nggak maksa cerita. Tapi kalau mau, Bunda siap dengerin dan kasih saran. Baik-baik sama Changbin, jangan sampai masalah semacam ini ngerusak hubungan dekat kalian."

Si manis ngangguk pelan.

"Padahal dulu kalian akur banget, suka nempel sampai mirip perangko. Apa sekarang udah pada punya gebetan masing-masing makanya sibuk sendiri?"

"Felix enggak!" Jawab Felix refleks.

"Felix enggak, kalau Changbinnya iya? Si Seungmin Seungmin itu kan?"

Tebakan Bundanya emang nggak pernah meleset. Rasa sedih yang udah sempat Felix lupain mendadak muncul lagi.

"Bunda, Felix iri sama Seungmin."

Bunda Sunny diam, tapi bibirnya ngulas senyum tipis. Tangannya genggam tangan kecil anak kesayangannya.

"F-Felix mau sembuh. Felix nggak mau ngerepotin kak Changbin lagi."

"Iya, nanti kalau waktunya udah tepat, Bunda bakal usahain kamu sembuh. Dokter Eric lagi usaha buat dapetin donor terbaik buat kamu."

"Felix capek minum obat-obatan, Felix capek harus sembunyi dari matahari, Felix nggak mau lagi duduk sendirian tiap temen-temen yang lain olahraga. Felix mau hidup normal." Suaranya bergetar. Jari-jari kecil Felix balas remas tangan Bundanya.

"Felix jangan nyerah. Tunggu waktu yang tepat ya sayang. Kamu harus sabar." Bunda Sunny ngecup dahi anaknya lama.

"Makasih Bunda. Felix berangkat dulu."

"Hu'um, hati-hati. Ingat obatnya jangan lupa diminum."

Felix ngangguk. Cowok manis itu salam ke Bundanya lalu siap-siap buat pergi ke sekolah.

Sebenarnya alasan Bunda Sunny buat selalu nunda jadwal transplantasi jantung buat anaknya adalah bukan karena belum ada donor yang tepat, Dokter Eric (kenalan ayah Felix) punya banyak koneksi yang bisa bantu buat cari donor jantung.

heal me protect me | changlix ✔️Where stories live. Discover now