22: lepas

1.7K 266 13
                                    

Changbin harus bolos sekolah lagi. Meskipun hari ini dia ada UTS tapi dia nggak perduli, yang terpenting adalah sekarang dia bisa ikut jagain Felix. Lagipula ini semua ulahnya, sembarangan ngajakin Felix keluar pagi dan berujung bikin si manis itu nosebleeding.

Setelah dibawa ke rumah sakit, Felix harus dapat infus dan disarankan tinggal 2 hari di sana.

Cowok tampan dengan tatapan tajam itu bahkan kena marah sama Om Bram, untungnya ada Bunda Sunny yang mau bela dia walaupun jelas-jelas dia yang salah. Changbin jadi berjanji diam-diam dalam hati kalau kedepannya dia nggak bakalan bawa Felix keluar di jam-jam segitu.

Dokter bilang dropnya badan Felix bukan hanya karena keluar pagi, tapi memang akhir-akhir ini Felix kurang nutrisi. Bunda Sunny sendiri yang bilang kalau anaknya itu memang jarang makan.

"Bin, pulang dulu, mandi, terus sarapan. Bunda nggak enak loh gara-gara jagain Felix kamunya nggak sekolah."

Changbin geleng. Tangannya masih setia genggam erat tangan mungil Felix yang terasa hangat, "Nanti aja Bun, Changbin masih mau disini."

Bunda Sunny cuma bisa mengiyakan. Jujur Bunda Sunny agak kaget ketika Changbin telepon subuh-subuh. Padahal posisi sang Bunda waktu itu baru selesai shalat, belum mandi dan ngapa-ngapain. Alhasil pasangan suami istri itu nyusul ke rumah sakit dengan tampilan seadanya.

"Maaf, Changbin nyesel bawa Felix keluar tanpa izin."

"Udah, nggak apa-apa, kan tadi Changbin udah minta maaf. Masak minta maaf lagi?" Bunda senyum hangat.

Changbin jadi makin nggak enak. Kenapa Bunda Sunny nggak pernah marah ke dia? Kenapa nggak kayak Om Bram yang super tegas? Dengan begitu rasa bersalah Changbin seenggaknya bisa sedikit berkurang. Sekarang dia tahu dari mana sikap lembut Felix, itu murni turunan dari Bundanya.

"Bin, Bunda mau tanya sesuatu."

"Ya, tanya apa Bunda?"

"Changbin selama di sekolah masih lihat Felix minum obatnya kan?"

"Em," Changbin nampak berpikir, dia ragu untuk ngejawab karena kalau boleh jujur beberapa minggu terakhir ini dia benar-benar lepas pengawasan ke Felix, "Maaf Bunda, Changbin udah jarang bareng Felix."

Bunda Sunny ngangguk, "Bunda agak curiga sama Felix. Biasanya tiap selesai makan dia selalu minum obatnya. Tapi sekarang nggak pernah lagi. Pas bunda tanya, Felixnya jawab bakal minum di kamar."

"Lalu?"

"Bunda pernah cek kamarnya, biasanya obat itu dia simpan di dalam laci atau di atas nakas. Tapi sekarang Bunda nggak pernah lihat. Bunda takut dia mulai ngebangkang lagi Bin."

Manik Changbin bergulir tatap wajah damai Felix yang keliatan manis, tapi pias pucatnya kentara. Iya, Changbin baru sadar kalau dia udah selalai itu, nggak pernah lagi jagain Felix atau perhatiin Felix.

"Mungkin dia emang udah minum obatnya. Jangan berpikiran yang negatif dulu."

"Bunda tau kapan Felix bohong dan enggak Bin." ujar wanita itu pelan. Tangannya usap surai pirang sang anak tunggal dengan penuh kasih sayang.

"Nanti Changbin bakal bantu tanya, mungkin dia mau jujur kalau sama Changbin."

"Iya. Makasih ya udah mau di repotin."

"Nggak ngerepotin sama sekali Bunda."

Changbin noleh ketika ngerasain tangan dalam genggamannya bergerak. Dia ngalihin atensi dari jemarinya ke wajah Felix. Beberapa detik setelahnya Changbin disambut dengan kelopak mata berbulu lentik yang perlahan terbuka.

heal me protect me | changlix ✔️Where stories live. Discover now