17: cukup

1.8K 271 41
                                    

⚠️ mature content.






Pagi ini cuaca agak mendung. Gumpalan awan kelabu menggantung dan menyebar hampir di seluruh permukaan langit, padahal beberapa hari yang lalu matahari bersinar luar biasa terik.

Felix ngehela napas. Bibir merah mudanya dia kulum seraya menatap kosong ke arah jendela kamar yang nampilin pemandangan di luar rumah.

Dia enggan keluar kemanapun meski hari ini adalah hari libur. Terlalu malas, lagipula ayahnya ada di rumah. Bakalan lebih baik kalau me time-nya dihabiskan bersama keluarga.




Tok! Tok! Tok!




Suara ketukan bikin Felix noleh cepat ke arah pintu kamar. Bibirnya nggak bisa untuk nggak terbuka ketika tau siapa yang lagi nutup pintu dan perlahan jalan ke arah dia.

"K-kak."

"Hai."

Usapan halus di surai pirangnya terasa benar-benar nyata. Dan gara-gara itu pula jantung Felix mendadak kerja semakin cepat. Bibirnya bergetar, ragu buat sekedar ngomong.

"K-kok kakak bisa disini?"

"Memangnya nggak boleh?" Lawan bicaranya senyum tipis, "ㅡgue kangen."

Butiran merah di pipi Felix pecah, nyebar ngebentuk hiasan cantik hingga pipi putih itu merona sempurna. Jari mungilnya ngeremas kain celananya pelan.

"Kak Changbin nggak marah lagi sama Felix?"

"Maaf, gue udah kelewatan karena sempat marah sama lo. Lo mau maafin gue kan?"

Felix angguk cepat, bibirnya sampai kerasa kebas karena ulas senyum terlalu lebar.

"Gue sayang sama lo."

Changbin bergerak maju kikis jarak wajahnya dengan wajah Felix sampai akhirnya masing-masing bibir itu bener-bener nggak berjarak.

Awalnya Felix kaget, tapi perlahan dia mulai nikmati gimana bibir dingin dengan rasa mint  samar itu belai halus permukaan bibirnya.

"Emm, j-jangan." Jemari mungilnya tahan pundak Changbin ketika cowok itu mulai turun dan gigitin lehernya.

"Kenapa?" Mata tajam Changbin yang udah di penuhi kilatan nafsu tatap balik mata polos di bawahnya.

"Ada Papa sama Bunda." Cicit Felix malu.

Changbin terkekeh kecil, "Jangan sampai ketahuan kalau gitu."

Perlahan Changbin dorong pelan tubuh ringkih Felix buat dia baringkan di ranjang. Tangannya gerak cepat buka kancing kemeja berwarna baby blue dan celana jeans milik Felix.

"K-kak, kayaknya kita udah kelewatan." Felix cengkram pelan lengan Changbin. Matanya yang dilapisi kristal tipis bergerak gusar. Terlebih sekarang Felix benar-benar polos di bawah Changbin.

Jujur, mereka nggak pernah sejauh ini.

"Sstt.." Ibu jari Changbin usap pelan permukaan bibir Felix, "Lo sayang gue kan Lix?"

Felix otomatis ngangguk.

"Kalau gitu percaya, semuanya bakal baik-baik aja."

Seakan emang nggak bisa nolak, Felix cuma pasrah ketika Changbin mulai ikut lepasin pakaiannya dan mereka benar-benar dalam keadaan polos sekarang.

Yang lebih tua kecup lembut seluruh permukaan badan si manis, timbulin rengekan menggemaskan yang buat siapapun lemah karena hal itu.

"Ngh, k-kenapa harusㅡ, j-jangan, uh, kotor kak." Wajahnya dia tenggelamkan di balik plushie kesayangannya, sementara jemari mungilnya cengkram erat sprei yang keliatan berantakan ketika ngerasain Changbin ngelakuin sesuatu di bawah sana.

heal me protect me | changlix ✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora