SC-01

2.9K 221 12
                                    

Di salah satu sekolah ternama di Beijing, China yaitu TU highschool. Terlihat begitu ramai oleh siswa-siswi yang saling berbincang, bergurau, dan berlarian ke sana kemari dengan tawa lepas. Hari ini adalah hari pertama mereka masuk setelah liburan musim panas. Jadi wajar jika setiap sudut sekolah akan di penuhi para murid yang asyik melepas rindu juga menceritakan pengalaman liburan mereka.

Banyak, tapi tak semua. Karena ada satu siswa yang memilih untuk tidur di sudut kelasnya daripada berbincang atau hanya sekedar berkumpul bersama teman-temannya yang lain. Dia adalah Xiao zhan. Pemuda jangkung yang pendiam. Namun tak dapat di pungkiri bahwa pemuda itu memiliki wajah yang sangat cantik, bahkan melebihi kecantikan seorang wanita sekalipun. Dan bukan hanya itu saja, Xiao zhan juga merupakan siswa jenius yang selalu menjadi kebanggaan sekolahnya. Namun meski menjadi aset berharga bagi sekolahnya, bukan berarti Xiao zhan akan mempunyai banyak teman. Malahan pemuda bergigi kelinci itu sama sekali tak memiliki teman seorang pun karena sifatnya yang pendiam. Bahkan saking pendiamnya, Xiao zhan di cap sebagai anak sombong yang tak mau bergaul dengan siapapun. Dan itu juga yang menjadi salah satu alasan murid lain untuk membullynya.

Seperti saat ini, beberapa murid baik wanita maupun pria datang mendekati tempat duduk Xiao zhan hanya untuk mulai mengganggu pemuda tersebut.

"Ckck.. lihatlah kebanggaan sekolah kita. Dia terlihat sangat lelah sekali setelah libur panjang. Kalian pikir.. kemana dia selama liburan musim panas tahun ini?" Celetuk salah seorang siswi yang duduk di  atas meja di samping Xiao zhan.

"Kemana lagi kalau bukan di atas ranjang bersama para pria hidung belang yang menghujam holenya?" Balas salah seorang siswa yang di sambut dengan gelak tawa oleh teman-temannya.

Gerombolan murid itu terus saja berceloteh dan tergelak mengejek Xiao zhan dengan berbagai macam tuduhan serta hinaan yang kejam hanya untuk memancing emosi pemuda cantik itu. Namun sayang, bukan Xiao zhan namanya jika dia dengan mudah terpancing emosinya. Ya.. Xiao zhan takkan pernah mau membalas perbuatan mereka hanya karena emosi buta semata. Pemuda cantik itu lebih memilih diam atau pergi menjauh daripada harus terlibat dalam pertengkaran yang hanya akan merugikan dirinya sendiri. Tapi sebaik-baiknya Xiao zhan mengatur emosi, ada kalanya pemuda cantik itu juga tak lagi bisa menahannya seperti biasa.

Ingatlah, Xiao zhan hanyalah seorang manusia biasa sama seperti yang lain. Seorang remaja 18 tahun yang juga masih labil dalam mengontrol emosinya. Namun Xiao zhan tetap berusaha sebaik mungkin untuk mengontrol emosinya agar dia tetap berada dalam zona amannya.

Sreeekkk

Suara gesekan kaki kursi dengan lantai membuat para pembully itu berjengit kaget sekaligus senang karena mereka berpikir kalau Xiao zhan akan membalas perbuatan mereka kali ini agar sekolah akan menghukum pemuda cantik itu.

Namun sayang, apa yang mereka harapkan tak pernah terjadi. Karena lagi-lagi pemuda cantik itu memilih pergi keluar dari kelas, meninggalkan para pembully itu menatap kepergiannya dengan geram.

Banyak yang membully banyak juga yang mengagumi pemuda cantik itu. Seperti saat ini ketika dia memutuskan untuk pergi dari kelasnya dan hendak ke perpustakaan, ada beberapa siswi yang berkerumun di loker pemuda cantik itu dengan membawa berbagai macam hadiah untuknya. Namun lagi-lagi hal itu Xiao zhan acuhkan dan dia memilih untuk memutar balik langkahnya menuju ke taman belakang sekolah.

Ketika dia berjalan menyusuri koridor sekolah, langkah Xiao zhan terhenti begitu seorang pemuda dari lawan arah tak sengaja menabraknya.

"Maaf.. maafkan aku.. aku tak sengaja. Aku sedang terburu-buru. Maafkan aku." Cerocos pemuda berkulit pucat yang baru saja menabrak Xiao zhan hingga pemuda cantik itu jatuh terjengkang.

"Ck." Decakan yang keluar dari bibir tipis nan merah milik Xiao zhan membuat pemuda pucat itu merasa bersalah dan tak enak hati. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengulurkan tangannya berniat membantu Xiao zhan berdiri.

SECRETWhere stories live. Discover now