SC-13

868 143 12
                                    

10 tahun kemudian

Seorang pria duduk di balik meja kayu dengan beberapa berkas di hadapannya. Wajah tampannya, rahang tegasnya, dan semua proporsi wajahnya membentuk pahatan yang sempurna.

SRAAKKK

Pria itu melempar berkas yang baru saja dia baca tepat di wajah seorang karyawan wanita yang berdiri dihadapannya tengah menunduk ketakutan.

"Apa-apaan ini? Sudah berapa lama kau bekerja disini? Bagaimana bisa kau melakukan kesalahan fatal pada berkas dokumen ini, HAH?!" Bentak pria itu yang membuat karyawan wanita itu semakin menunduk ketakutan.

"Ma..maafkan saya tuan. Saya akan segera memperbaikinya. Hiks.." gumam karyawan tersebut ketakutan hingga tanpa sengaja meloloskan isakan tangis yang sedari tadi dia tahan.

Mendengar isakan tangis tersebut, bukannya membuat pria itu iba melainkan malah membuatnya semakin berang.

"Kau menangis? Bahkan ada ribuan orang diluar sana yang berharap bisa duduk di posisimu, dan mereka tak menangis meski tak bisa mendapatkannya. Tapi kau.. kau diterima bekerja disini, kau dipercaya untuk menduduki posisimu sekarang, tapi apa yang kau lakukan? Hanya membuat rincian laporan keuangan saja kau tak becus. Pergi dan kerjakan laporan itu lagi. Aku tak mau tau.. sebelum pukul 4 sore, laporan itu harus sudah ada di mejaku. Kau mengerti?!"

"Bb..baik tuan.. ss..saya permisi.." ucap karyawan tersebut gemetar sebelum dirinya benar-benar pergi dari ruangan Presdirnya tersebut.

"Huft.. aku bisa gila.." keluh pria tersebut sembari memijat pangkal hidungnya setelah karyawan wanita itu pergi dari ruangannya.

"Kapan kau berhenti membuat karyawanmu menangis, Yibo?" Seru seseorang yang mengalihkan pandangan pria tersebut.

Ya.. pria yang menjabat sebagai Presdir terkejam versi karyawan Yuehua grup tersebut adalah Wang Yibo. Pemuda pucat yang dulunya selalu tersenyum itu kini tumbuh menjadi pria dewasa yang terkenal dengan image dingin dan tegasnya bahkan cenderung kejam menurut para karyawannya.

Sejak kejadian 10 tahun yang lalu dimana dia harus kehilangan orang yang sangat dia cintai, membuat kehidupan seorang Wang Yibo berubah total. Tak ada lagi senyum kekanakan yang biasa muncul di wajahnya, tak ada lagi sosok tenang dan sabar yang selama ini melekat identik dalam dirinya. Semua berubah, semua sirna, dan takkan pernah lagi bisa sama.

"Bowen ge? Kapan kau datang?" Tanya pria tersebut antusias begitu melihat seorang yang sangat dia kenal berdiri di ambang pintu dengan senyum manisnya.

"Kemarin aku baru sampai di Beijing. Dan hari ini adalah hari peringatan kematian suamiku. Jadi aku berniat mengajakmu ikut memperingatinya. Tapi sepertinya kau sangat sibuk." Ucap pria yang bernama Bowen tersebut sembari berjalan masuk ke dalam ruangan.

"Tidak.. tidak.. aku selalu punya waktu untuk kalian. Kau dan Rui ge sudah seperti keluarga bagi Xiao zhan. Dan itu artinya kalian juga keluargaku." Sergah Wang Yibo yang membuat Bowen terharu.

"Terima kasih Yibo. Kau selalu ada untukku sejak Rui ge tiada. Terima kasih." Balas Bowen sembari mengusap air mata yang mulai menggenang di sudut matanya.

"Itulah gunanya keluarga, bukan?"

"Eumb.. kau benar."

"Kalau begitu tunggu apa lagi? Ayo berangkat." Seru Wang Yibo yang berusaha mencairkan suasana meski dalam hatinya, dia tengah menangis sedih setiap kali mengingat bagaimana Mengrui yang sudah seperti kakak bagi Xiao zhan harus meregang nyawa karena serangan jantung begitu mengetahui malaikat kecilnya tiada akibat ulah tuan Wang yang tak lain adalah ayah kandung Xiao zhan sendiri.










SECRETWhere stories live. Discover now