SC-18

922 128 10
                                    

Satu bulan kemudian.

Sejak hari dimana Xiao zhan mulai terbuka pada Lan Wangji aka Wang Yibo, sejak saat itu pula hubungan keduanya mulai dekat. Bahkan tak jarang Wang Yibo akan menyempatkan dirinya untuk mengajak Xiao zhan bercanda atau hanya sekedar berbicara.

Tak banyak kemajuan yang Wang Yibo dapatkan dalam hubungannya dengan Xiao zhan. Namun asalkan Xiao zhan tak lagi ketus atau bahkan mengusirnya, maka Wang Yibo tak masalah dengan posisinya saat ini. Ya.. saat ini dia tak mempermasalahkan posisinya. Tapi kita tak tau apa yang akan terjadi selanjutnya karena setiap manusia pasti memiliki perasaan tidak puas dan selalu menginginkan lebih, bukan?

Sedang Xiao zhan, pria cantik itu sedikit demi sedikit dirinya mulai menerima kehadiran Lan Wangji aka Wang Yibo dalam hidupnya. Menurutnya, dengan kehadiran pria itu paling tidak bisa mengurangi rasa kesepian yang selama ini dia pendam. Bahkan sedikit demi sedikit dia mulai mengikhlaskan kepergian Li Xian dari hidupnya. Meski terkadang dirinya masih berharap suatu saat nanti Li Xian akan datang menjemput atau paling tidak menghubunginya.

Ya.. Xiao zhan sama sekali tak tau-menau tentang Li Xian. Sejak hari dimana dia ikut Wang Yibo, sejak saat itu pula Li Xian menghilang dari hidupnya. Ada perasaan rindu sekaligus bersalah yang bersarang di hati Xiao zhan setiap kali mengingat bagaimana Li Xian memperlakukannya selama 10 tahun terakhir. Dan sekarang, Xiao zhan harus kehilangan pria itu bahkan sebelum Xiao zhan membalas semua kebaikan Li Xian. Namun Xiao zhan selalu menyempatkan untuk berdoa agar Tuhan senantiasa menjaga dan melindungi Li Xian dimana pun pria itu berada.

"Xiao zhan.. kau sedang apa?" Tanya Wang Yibo yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Xiao zhan hingga membuat pria cantik itu berjengit kaget.

"Eoh?"

"Kau melamun? Ada apa? Kau bisa menceritakan semuanya padaku." Lanjut Wang Yibo yang mengambil tempat duduk di kursi sebelah Xiao Zhan.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya menikmati semilir angin dari balkon kamar ini." Balas Xiao zhan yang menengadahkan kepalanya untuk menikmati hembusan angin dari balkon kamarnya.

"Kau yakin? Apa mungkin kau masih mengharapkan kabar dari Li Xian?" Tanya Wang Yibo menyelidik.

Mendengar pertanyaan yang Lan Wangji aka Wang Yibo lontarkan, membuat Xiao zhan terdiam sebelum akhirnya dirinya tersenyum kecut.

"Jadi benar, kalau kau memikirkan Li Xian?" Tanya Wang Yibo sekali lagi dengan tatapan cemburu yang ia layangkan ke arah Xiao zhan.

"Selama 10 tahun aku bersamanya. Selama itu pula aku terbiasa akan kehadirannya di sekitarku. Tapi hanya karena rasa bersalahnya, dia menyerahkanku padamu dan kemudian dia menghilang entah kemana. Bahkan ini sudah lebih dari satu bulan sejak aku menginjakkan kakiku disini, tapi Li Xian sama sekali tak menghubungiku. Dia juga tak menghubungimu. Padahal kau kan temannya." Ucap Xiao zhan sedih hingga membuat Wang Yibo kesal sekaligus sakit disaat yang bersamaan.

"Li Xian sudah mati. Dan aku sengaja tak mengatakan apapun padamu tentangnya agar kau bisa melupakannya dan belajar untuk melihatku. Tapi apa ini? Kau masih tetap saja mengingatnya bahkan mengharapkannya. Tidakkah kau tau kalau aku sakit disini setiap kali kau menyebutkan namanya? Setiap hari kau menghabiskan waktumu hanya untuk mengharapkannya. Dan tak sedetikpun kau mengingatku. Entah sebagai Lan Wangji atau pun Wang Yibo, kau sama sekali tak pernah mengingatku apalagi mengharapkanku. Sebenarnya apa aku bagimu, Xiao zhan? Tidakkah ini terlalu kejam untukku?"_geram Wang Yibo di dalam hati.

"Aku harus pergi. Kalau kau membutuhkan sesuatu, kau bisa memanggil kepala pelayan untuk melayanimu." Ucap Wang Yibo datar sebelum dia beranjak pergi meninggalkan Xiao zhan duduk termangu sendirian di kursi balkon kamarnya.

Wang Yibo pergi tanpa menoleh ataupun melirik ke arah Xiao zhan sedikitpun. Hatinya di selimuti perasaan cemburu sekaligus kecewa akan sikap Xiao zhan padanya. Wang Yibo ingin menjadi satu-satunya yang Xiao zhan ingat dan harapkan, bukan yang lain. Sama seperti halnya Wang Yibo yang selalu mengingat dan mengharapkan Xiao zhan sepanjang hidupnya. Tapi lagi-lagi takdir berkata lain, takdir membuat kisah cintanya menjadi sangat rumit. Bahkan Tuhan dengan kejamnya menciptakan perasaan cinta yang selama ini dia rasakan tanpa mau membantunya untuk mendapatkan atau setidaknya menghapus perasaan itu dari hidupnya.














Tiga hari sudah Wang Yibo ikut menghilang dari kehidupan Xiao zhan. Tak ada lagi yang datang ke kamarnya hanya untuk sekedar menyapa atau berbicara. Tak ada lagi pelukan atau perlakuan hangat yang biasa Xiao zhan dapatkan dari seorang Lan Wangji aka Wang Yibo. Tak ada lagi suara berat yang mampir menyapa telinganya. Tak ada lagi.

Ya.. sejak kejadian di balkon kamar, sejak saat itu pula Lan Wangji aka Wang Yibo menghilang. Pria ceplas-ceplos yang biasanya akan bertanya ini itu pada Xiao zhan tak pernah lagi muncul di kamarnya, dan hal itu tentu saja membuat Xiao zhan mau tak mau menelan rasa kecewanya karena berpikir bahwa lagi-lagi dirinya dicampakkan.

Entah apa yang sebenarnya terjadi pada pria itu karena Xiao zhan sama sekali tak tau. Namun Xiao zhan mencoba untuk mengerti dengan membuat sebuah alasan yang bisa dia terima sendiri. Xiao zhan mencoba berpikir kalau Wang Yibo tengah sibuk dengan pekerjaannya hingga tak bisa datang menemuinya. Xiao zhan selalu berusaha untuk menekan perasaan kecewanya dengan membuat berbagai alasan yang menurutnya masuk akal, hanya sekedar untuk menenangkan hatinya sendiri.

Hari ke-4, ke-5, dan seterusnya, Xiao zhan menunggu bahkan mengharapkan pintu kamarnya terbuka dan suara berat itu kembali datang menyapanya. Namun hal itu tak pernah terjadi.

Hingga hari ke-14, Xiao zhan merasa lelah karena menunggu tanpa adanya kepastian apapun tentang Lan Wangji aka Wang Yibo. Akhirnya dengan perasaan kalut sekaligus takut, Xiao zhan memberanikan diri untuk melangkah keluar dari sangkar emasnya yang selama ini menjadi tempat tinggalnya. Xiao zhan berjalan keluar dengan memegang kuat tongkat di tangannya.

Perlahan tapi pasti, Xiao zhan berjalan ke sembarang arah tanpa mau menerima bantuan dari siapapun yang ada di rumah itu. Xiao zhan berjalan menuruni tangga dengan perlahan dan penuh hati-hati. Kemudian lagi-lagi dia berjalan ke sembarang arah hingga tanpa dia sadari kini dia sudah berada di taman belakang rumah itu.

Xiao zhan terus melangkah sembari mengetuk-ngetukkan tongkatnya tanpa tau posisinya sekarang ada dimana. Cukup lama Xiao zhan berjalan tanpa arah dan tujuan hingga akhirnya dia membentur sebuah pintu kayu yang berada di sudut taman. Dengan perlahan Xiao zhan membuka pintu kayu itu dan berjalan masuk hingga lagi-lagi dia menemukan sebuah tangga yang terbuat dari kayu. Dengan perlahan Xiao zhan berjalan menuruni tangga tersebut hingga terdengar suara seseorang terbatuk di ruangan itu yang membuatnya berhenti melangkah.

"Lan Wangji.. kau kah itu?" Ucap Xiao zhan yang menggerakkan kepalanya ke sembarang arah dengan mengira kalau orang itu adalah Lan Wangji aka Wang Yibo.

"Siapa kau?" Tanya suara parau seseorang yang berada di ruangan itu begitu mendengar pertanyaan yang dilontarkan Xiao zhan.

"Eoh? Apa kau Lan Wangji?" Balas Xiao zhan yang masih tetap berdiri di ujung tangga sembari menggenggam erat tongkat serta dinding lembab di sampingnya.

Kling.. kling.. kling..

Suara besi menyentuh lantai serta tapak langkah seseorang semakin mendekati Xiao zhan hingga membuat pria cantik itu panik. Namun setelah beberapa langkah, suara itu tak lagi terdengar dan membuat Xiao zhan semakin panik.

Cukup lama suasana di ruangan itu menjadi sunyi tanpa ada suara apapun selain nafas masing-masing dari dua orang tersebut, sebelum akhirnya salah satu diantara mereka memecah keheningan.

"Kau....














































Kau masih hidup?"



























































Tbc

Terima kasih buat temen-temen readersnim yang udah support ff gaje ini😘😘😘

SECRETNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ