SC-10

883 136 9
                                    

Mendengar derap langkah dari dalam ruangan yang semakin mendekati pintu, membuat Wang Yibo bergegas menyembunyikan dirinya di balik lemari yang ada di samping ruang kerja tuan Wang.

***

Wang Yibo menyelinap masuk ke ruang kerja tuan Wang begitu melihat sang ayah juga orang suruhannya pergi. Dengan segera Wang Yibo mencari berkas yang dibicarakan oleh orang suruhan ayahnya tersebut.

"Aish.. dimana ayah menyimpannya? Aku harus mendapatkannya sebelum ayah kembali." Gumam Wang Yibo sembari terus mencari berkas yang berisi informasi tentang Xiao zhan tersebut.

"Aish.. sialan.. dimana ayah menyimpannya? Aku bisa gila kalau seperti ini.." gerutu Wang Yibo yang mulai lelah karena berkas itu masih belum ia temukan juga meski dirinya sudah mencari di tumpukan berkas-berkas yang ada di ruangan tersebut.

Sampai akhirnya dia mengingat suatu tempat yang belum dia sentuh.

"Brankas.. ya.. pasti ayah menyimpannya di brankas.." gumam Wang Yibo sembari bergegas membuka brankas yang ada di laci meja ayahnya. Beruntung Wang Yibo tau kode sandinya, karena kalau tidak maka bisa dipastikan acara menyelinapnya kali ini 100% gagal.

Ting

Bunyi tanda kalau kode yang dia masukkan berhasil membuat Wang Yibo senang bukan main. Dengan segera dia mengambil sebuah amplop berwarna coklat yang berada paling atas, dan membukanya. Betapa terkejutnya dia begitu membaca sekilas dari berkas akta kelahiran yang dengan jelas menyatakan bahwa Xiao zhan benar-benar darah daging ayahnya. Bahkan surat-surat dari rumah sakit tempat Xiao zhan dilahirkan pun tercantum di beberapa lembar berkas lainnya.

"Jadi benar kalau Xiao zhan anak ayah? Aku.. aku.. ponsel.. mana ponselku.." racau Wang Yibo yang bergegas mengambil ponselnya di saku celana. Namun ketika dia hendak menggunakannya, sungguh sial karena daya ponselnya habis.

"Ck.. SIAL!! Kenapa juga harus mati disaat seperti ini?  Aish.. bagaimana aku bisa mendapatkan salinannya? Aku--" gerutuan Wang Yibo terputus begitu sudut matanya tanpa sengaja melihat mesin scan milik ayahnya.

"GOTCHA!! Tuhan memang baik." Seru Wang Yibo yang langsung bergegas menscan berkas-berkas tersebut untuk mendapatkan salinannya.












Skip









Keesokan harinya, tuan Wang berniat untuk berbicara kepada putra semata wayangnya tentang masalah Xiao zhan.

"Yibo.. kemarilah ayah ingin bicara." Ucap tuan Wang ketika melihat Wang Yibo baru keluar dari kamarnya.

"Bisa kita bicara nanti saja? Aku harus berangkat sekolah." Balas Wang Yibo datar dan bahkan enggan untuk menatap tuan Wang yang tengah duduk di sofa depan televisi.

"Hanya sebentar, bisakah?"

Dengan enggan Wang Yibo berjalan menghampiri tuan Wang sembari berusaha menahan rasa kecewanya kepada pria paruh baya tersebut.

"Kemari.. duduk di samping ayah sini." Ucap tuan Wang sembari menepuk bantalan sofa di sampingnya.

"Tidak. Aku harus berangkat sekolah atau aku akan terlambat nanti. Jadi sekarang cepat katakan apa yang ingin ayah bicarakan." Balas Wang Yibo yang mulai kesal dengan sikap tuan Wang yang bertele-tele menurutnya. Namun lagi-lagi pemuda pucat itu berusaha untuk tak sampai bersikap kasar atau melampiaskan kekecewaannya pada tuan Wang. Karena walaupun begitu, tuan Wang tetaplah ayahnya. Dan Wang Yibo yakin kalau ayahnya pasti memiliki sebuah alasan di balik setiap perbuatannya. Mungkin memang akan sangat sulit untuk Wang Yibo menerima alasan dari perbuatan sang ayah, namun Wang Yibo berusaha memberi satu kesempatan lagi untuk ayahnya dan mencoba untuk memaafkannya.

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang