CHAPTER 19

8.1K 503 2
                                    

Alec melihat Ally yang pergi menjauh dari mobilnya. Dia tersenyum melihat Ally yang begitu kesal dia panggil bebek. Tapi kan bebek itu lucu? Hanya saja mulutnya saja yang mencucu, seperti Ally tadi.

Pria itu mengambil ponsel dari sakunya. Membuka chatnya dengan Ally. Alec berpikir, kata-kata apa yang harus dia kirimkan pagi ini?

Dia termenung. Jika menurut buku yang diberikan Adam, dia harus memberikan gombalan pagi. Walaupun dia sudah belajar cara menggombal, Alec tetap termenung menatap layar handphonenya.

Jarinya mulai mengetik, lalu menghapusnya kembali. Mengapa disaat seperti ini sangatlah susah mengirimkan pesan!

Akhirnya Alec mengetikkan suatu kata. Dirasa sudah pas, dia mengirimkannya. Lalu melanjutkan perjalanan menuju kantornya.

Setelah memarkirkan mobil di parkiran khusus, Alec memasuki lobi. Dia tersenyum dan mengangguk ketika para karyawannya menyapanya. Pria itu memasuki lift menuju ruangannya. Dia mengecek handphonenya.

Alexoxo

Jangan merengut seperti bebek!

Karena kau manis ketika tersenyum!

Alec tersenyum sendiri. Tapi, kenapa Ally tidak membaca pesannya? Mungkin dia lagi sibuk sehingga belum membaca pesannya? Alec menggeleng menghempaskan segala pemikiran buruknya.

Pintu lift terbuka. Devan, sekretaris Alec melihat bossnya dalam mood yang sedang baik. Pria itu berdiri dari duduknya dan menhampiri Alec.

"Pagi pak," sapa Devan.

"Pagi," jawab Alec sambil tersenyum lebar. Melihat bossnya yang begini, Devan merasa mengerikan. Apa boss nya itu sedang jatuh cinta? Pikirnya tidak-tidak.

Mereka memasuki ruangan Alec. Pria itu duduk dikursinya dengan Devan yang berada disebelahnya membacakan jadwal miliknya pada hari ini.

Alec mengambil handphonenya dan melihat Ally yang belum membaca pesannya. Apa wanita itu tidak berniat membaca pesannya? Fokus Alec terganggu.

"Bagaimana pak?" tanya Devan yang menyadari atasannya yang tidak fokus mendengarkannya.

Alec hanya mengangguk menjawab pertanyaan Devan.

"Apakah ada yang ditanyakan pak?" tanya Devan memastikan. Biasanya Alec akan bertanya berhubungan dengan jadwal yang diberikan. Alec menggeleng.

Devan benar-benar merasa aneh, "Benar-benar tidak ada yang ditanyakan pak?" tanyanya lagi memastikan.

Alec menaruh handphonenya lalu membuat kedua tangan sebagai tumpuan dagunya. "Devan, kau pernah punya kekasih?"

"Pernah pak..."

"Apakah semua wanita menyukai bunga?" tanyanya.

"Ya pak, kurang lebih," jawab Devan.

Alec berpikir, Ally lebih menyukai keju dari pada bunga. Baiklah, dia akan menyempatkan membeli makanan sebelum menjemput Ally.

"Baiklah," kata Alec.

"Apakah bapak mau saya belikan bunga?" tanya Devan.

"Untuk saya?"

"Iya pak..."

Alec mengerutkan alis, "Tidak usah, terima kasih. Kau boleh meninggalkan ruangan."

"Baik pak," jawab Devan. Dia memaklumi, sepertinya atasannya itu sedang jatuh cinta. Kali ini dengan wanita.

Alec memeriksanya, disela-sela pekerjaan. Entah mengapa dia selalu mengecek benda itu. Jika dihitung, sudah melebihi jari dia melihatnya. Tiba-tiba saja terdengar suara notifikasi masuk.

Alec dengan cepat membuka handphonenya dengan senyuman mengembang. Namun, senyumannya luntur begitu membaca pesan yang masuk. Tepatnya pesan menawari makanan.

Tok...tok...tok...

Pintu ruangannya diketuk, Alec melihat Devan yang memasuki ruangannya.

"Mau saya belikan makanan?" tanyanya.

Alec menggeleng, "Tidak, saya membawa bekal."

Devan mengangguk. Tidak biasanya atasannya ini membawa bekal. "Baik pak." Pria muda itu meninggalkan ruangan Alec.

Alec mengambil bekal yang dibawakan Ally. Dia membukanya, dan seketika bau harum tercium diruangan itu.

Belum sempat dia memasukan sendok ke dalam mulutnya, terdengar suara notifikasi pesan masuk.

Ally Cans

Garing!

Ayam jangan lupa makan!

Alec memanggil Devan dengan interkom untuk keruangannya. Tidak lama kemudian, pria itu memasuki ruangan.

"Devan, bisa tolong bantu saya?" Alec menyerahkan ponsel miliknya.

"Bantu apa pak?" tanyanya.

"Foto..."

Devan mengangguk mengerti. Sejak kapan atasannya ini menjadi narsis? Melihat Alec yang sudah berpose candid menikmati bekal yang dibawanya.

"Terima kasih," ucap Alec.

"Sama-sama pak."

Devan memperhatikan Alec dengan seksama. Alec melihat sekretarisnya yang memperhatikannya.

"Ada apa Dev?" tanya Alec yang seketika membuat Devan tersadar.

"Tidak pak... hanya saja bapak terlihat berbeda..."

"Berbeda?"

"Ya pak, saya undur diri dulu," pamitnya lalu meninggalkan ruangan.

Berbeda ya? Alec mengambil handphonenya dan membuka chat Ally. Tidak lupa dia memposting story di Instagramnya. Yang pastinya akan membuat heboh karena dia jarang memposting foto atau story.

Alec

(Mengirimkan foto)

Nanti aku jemput, jangan lupa XD



TBC

04/08/2020

Precious Heart [Completed]Where stories live. Discover now