CHAPTER 33

9.8K 448 0
                                    

Ally menilai penampilannya di depan kaca. Tidak buruk menurutnya, walaupun dia hanya memakai pakaian kasual yang dalam artian memakai kaos putih dan celana jeans. Bukannya dress seperti yang terus diingatkan Andrea dari tadi.

Tidak hanya Andrea, sekarang Phoebe ikut menerornya dengan memberikan pesan, "Pakai dress! Kali ini dresscode kita pakai dress semua! Awas kalau ga pakai dress!"

Ally menggelengkan kepala, kali ini dia yakin jika yang mengirimkan pesan ini bukanlah Phoebe. Masa bodoh dengan dresscode! Ally terlalu malas untuk memilih dan memakai dress di lemarinya.

Wanita itu mengecek penampilannya sekali lagi lalu melihat jam ditangannya. Masih terlalu awal untuk datang, namun dia juga sudah lapar. Mungkin Ally akan memesan makanannya terlebih dahulu.

Tidak membutuhkan waktu yang lama menuju hotel tempat mereka janjian. Ally keluar dari mobil dan segera menaiki lift menuju lantai teratas.

"Atas nama Andrea," kata Ally.

Pelayan itu tersenyum, "Mari."

Ally mengikuti pelayan itu berjalan menuju salah satu ruangan. Wanita itu membuka pintu lalu mengerutkan dahi. Ruangan itu terlihat sepi, namun pandangannya tertuju pada seorang pria yang sedang menyalakan lilin di lantai. Tidak, memang terdapat banyak lilin berjajar dilantai namun kalah dengan cahaya lampu diruangan itu.

"Alec?"

Panggilan Ally membuat pria itu kaget. Alec terdiam, "Kau datang lebih awal!" ucapnya lalu menghampiri Ally.

"Mengapa kau disini?" tanyanya.

Alec hanya mengendikkan bahu sebagai jawaban, "Sebentar!" Pria itu melewati Ally lalu mematikan lampu di sudut ruangan itu. Sehingga hanya terdapat cahaya remang-remang dari lampu kuning di sudut ruangan, lilin-lilin yang diletakkan berjajar, dan cahaya lampu kota yang dilihat dari lantai teratas.

"Kau belum menjawab pertanyaanku," ucap Ally membalikkan badan dan mendapati Alec membuka handphone-nya.

Tanpa berkata-kata, Alec menarik tangan Ally lembut menuju salah satu kursi disana. Alec menarik kursi itu dan mempersihlahkan Ally untuk duduk.

"Kau cantik malam ini. Tidak—memang kau selalu cantik," pujinya kepada wanita itu.

"Dasar gombal! Kau belum menjawab pertanyaanku!" Ally tersenyum manis, lebih tepatnya tersenyum mematikan.

"Aku sudah memesankan makanan," ucap Alec yang duduk diseberang Ally berusaha mengalihkan pembicaraan. "Sahabatmu tidak bisa datang."

"Mereka bisa datang—"

Suara notifikasi handphone-nya memotong perkataannya. Ally membuka pesan dari Andrea yang tidak dapat datang karena harus mengusir hama dirumah? Dan Phoebe yang juga tidak dapat datang karena harus menyelesaikan novelnya? Mengapa tiba-tiba sekali? Dan mengapa Alec sudah ada disini?

Ally berdeham, "Kapan makanannya datang?" tanyanya tidak sabar.

"Kau pasti lapar!" Alec terkekeh lalu melepaskan kancing jas yang dipakainya.

Ally tersenyum, "Kau tahu dari?"

"Suara perutmu!" Mereka tertawa, untuk pertama kalinya setelah peristiwa itu.

Pintu ruangan terbuka dan dua pelayan memasuki ruangan untuk menyajikan makanan. Ally melihat kedua pelayan itu yang menutup pintu dari luar.

"Jadi? Untuk apa lilin-lilin itu?" tanyanya.

Alec terlihat berpikir, "Sulit untuk menjawabnya. Uhmmm kau bisa anggap itu sebagai pendukung suasana."

"Suasana? Untuk? Dan aku masih tidak mengerti mengapa kau disini?" tanyanya.

"Habiskan makananmu dulu. Nanti kau bisa tersedak jika mendengar jawabanku!" pertintahnya.

"Aku tidak akan tersedak!" jawab Ally.

Alec tetap menggeleng. Dia sudah menebak reaksi Ally yang seperti ini. "Habiskan dulu!"

Mau tidak mau Ally mengangguk. Baginya perintah Alec itu sulit untuk ditolak. Dengan cepat Ally menghabiskan makanannya.

"Jadi?" tanyanya tidak sabar.

Alec meminum minumannya sebelum menjawab pertanyaan wanita itu, "Aku disini untuk meminta maaf!"



TBC

15/09/2020


Maaf guys, keluar dari jadwal update. Laptop Rhae rusak 😭 😭 😭  

Precious Heart [Completed]Where stories live. Discover now