EPILOG

6.9K 224 13
                                    

"Dia selalu ada untukku," Alec tersenyum menatap Ally, "Ia tidak pernah pernah meninggalkanku. Di saat senang maupun sedih, di saat sulit, dan ketika aku kehilangan arah, dia tidak pernah meninggalkanku. Di saat aku jatuh, terpuruk, tidak mempercayai cinta... dia datang dan memberiku cinta yang tak terhingga. Dia berhasil mengubahku, menyadarkanku, dan membuatku yang bodoh ini mempercayai cinta. Dia adalah cahayaku, bebekku—tunggu bukan—malaikatku... Ally, terima kasih karena telah memberiku cinta yang tidak dapat ku sampaikan hanya dengan kata-kata. Alitha Tedjakusuma, aku mencintaimu!"

Para tamu undangan bertepuk tangan. Ally tersenyum dan bertepuk tangan lalu datang menghampiri Alec dan memeluknya. Ia lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Alec. Mata mereka bertatapan terlihat saling cinta.

Musik dansa mulai dimainkan. Pasangan itu mulai berdansa. Langit senja bewarna ungu yang terlihat indah, serta suara desiran ombak menambah kesan romantis diantara pasangan itu.

"Aku tidak percaya kau dapat berbicara romantis seperti itu," bisik Ally malu-malu.

Alec tersenyum, "Hmmm"

"Apa Adam yang membuat rancangan kalimatnya?" ejek Ally sambil tersenyum.

Alec terkekeh pelan, "Buaya darat jadi-jadian itu?" ia lalu menggeleng, "Tidak... aku membuatnya sendiri."

Adam yang sedang minum tiba-tiba tersedak. Dalam hati ia berpikir, apakah ada orang yang sedang membicarakannya? Namun ia segera mengenyahkan pikiran itu melihat pasangan dihadapannya yang terlihat sangat menikmati moment yang mereka punya. Adam tertawa, "Serasa dunia milik berdua saja! Ahh, kapan aku punya pasangan?" tanyanya dongol.

Alec membenarkan rambut Ally yang menutupi wajah karena terkena angin laut. Ally terdiam melihat perlakuan Alec. Ally membuka mulutnya dan bercanda, "Tuan Haries, sekarang tingkat kepekaan Anda telah meningkat pesat ya?"

"Nyonya Haries, saya sudah peka sejak dulu," bohong Alec. Mereka tertawa.

Disisi lain, Andrea dan Phoebe senang dan terharu disaat bersamaan melihat kedua orang yang sedang berdansa mesra. Andrea meminum minumannya, "Lihat! jika saja pria bodoh itu tidak menyadari perasaannya ketika kita menghampirinya, mungkin ia hanya tinggal nama!"

Translate: Aku akan membunuhnya saat itu juga! -Andrea-

Phoebe menggelengkan kepala melihat Andrea yang masih kesal mengingat kejadian itu. "Ya... Pria bodoh itu sekarang sangat cinta mati dengan Ally," balas Phoebe.

Ally menatap mata biru laut Alec, "Aku suka biru..."

Alec menaikkan alisnya, "Aku juga suka biru..."

Ally sekilas menatap desiran ombak yang mencapai pantai, "Aku suka laut..."

Alec mengangguk, "Aku juga suka laut, karena itu pesta kita diadakan di pantai," jawabnya simple.

Ally tersenyum dan menggelengkan kepala, "Dan aku ci—"

"Aku cinta kamu," potong Alec lalu memajukan wajahnya, "Gombalan yang bagus, Nyonya Haries..."

Ally ikut memajukan wajahnya, "Aku juga cinta kamu..."

Ally lalu menutup matanya. Alec tersenyum lalu melakukan hal yang seharusnya mereka lakukan.

"Alec and Ally wedding kiss!" ucap sang pembawa acara.

Kembang api seketika dinyalakan, tidak lupa bunga yang bertaburan menyambut moment bahagia itu. Semua para tamu undangan bertepuk tangan bahagia. Bahagia karena pada akhirnya, pasangan yang saling mencitai itu telah mengikat janji.

Precious Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang