CHAPTER 23

8K 514 9
                                    

"Hi!" sapa Ally saat memasuki mobil Alec.

"Tujuan sesuai aplikasi ya," jawab Alec.

Ally terkekeh, "Ke cafe Andrea yang biasanya pak!'

"Baik bu!"

"Dah pantas jadi pelawak," godanya.

"Yang penting  terhibur kan?" tanyanya. 

"Iya supirku!" 

Keadaan didalam mobil tidaklah sepi, Namun sangat ramai. Penuh dengan candaan mereka berdua. Ya, mereka terlalu larut dalam pembicaraan sampai tidak sadar mobil mereka sudah sampai ke tempat yang dituju.

"Bagaimana? mau ikut?" tanya Ally.

"Memangnya aku boleh bergabung?" 

Ally berpikir, bukankah mereka bertemu untuk membicarakan Alec? 

"Tidak jadi! kau tidak usah ikut! Anak ayamku bisa pulang. Aku pergi dulu!" pamit Ally sambil membuka gagang pintu.

Belum sempat menepakkan kaki, tangan kanannya ditahan oleh Alec. Ally membalikkan badan dan mendapati Alec yang menatapnya dengan pandangan yang memelas? lihat saja, wajahnya seolah-olah diimutkan jadi-jadian.

Ally menatapnya dengan pandangan bertanya. Dagunya mengangguk seolah berkata "Apa?"

Alec menepuk pipinya dengan jari, "Ma... mau kiss kiss!" godanya dengan suara yang dibuat-buat menyerupai anak kecil.

Ally melotot mendengar permintaan Alec. Salahnya sendiri kemarin berani mengecup pipi pria itu. 

"Mau?" Ally tersenyum penuh arti.

Alec menganggukkan kepala. Benar-benar seperti anak kecil yang sangat manja karena akan ditinggal ibunya untuk bekerja.

Ally mendekatkan badannya kearah Alec dan mengecup pipi kirinya cepat.

"Dah!" ucapnya. 

Namun Alec menyerahkan pipi kanannya untuk dicium. Ally menghembuskan napas lalu kembali mendekatkan kepalanya dan mengecup pipi kanannya.

Kali ini Ally mencium pipi Alec. Cukup lama. Dia dapat mencium parfum Alec yang entah mengapa begitu terasa di hidungnya. Setelah cukup, dia mulai memundurkan wajahnya.

Tanpa disangka, tangan Alec memegang tubuh belakang Ally supaya tidak dapat mundur. Tanpa aba-aba, Alec mendekatkan wajahnya dan mencium pipi kanan Ally. Hampir mendekati ujung bibir wanita itu.

Ally mematung. Entah berapa lama Alec mencium pipinya. Dia tidak sadar. Pikirannya kacau dan wajahnya, jangan ditanya bagaimana keadaannya sekarang.

Alec menyudahi ciumannya dan tersenyum memandang Ally. "Bener aku ga usah ikut?"

Ally hanya mengangguk lalu keluar mobil dalam diam. Alec memperhatikan wanita itu. Tidak hanya Ally yang kacau. Alec merenung, entah apa yang membuatnya membalas mencium pipi Ally? 

Ally memasuki cafe milik Andrea itu. Cukup ramai untuk malam hari ini. Matanya memandang sekeliling dan berjalan menuju Andrea dan Phoebe yang telah menunggunya.

"Ibu Haries datang!" sapa  Andrea.

Kali ini Andrea menggunakan dress. Tidak. Wanita itu selalu menggunakan dress. Lalu, Phoebe yang duduk di depan Andrea dengan pakaian serba oversize. Ya, kedua sahabatnya itu memang unik.

"Diantar siapa?" tanya Andrea.

"Alec," jawab Ally sambil tersenyum

Jangan ditanya mengapa Alec memilih menyetir mobilnya sendiri. Dia memang menyukai menyetir sendiri, menurutnya dia merasa bebas.

Andrea menggeser tempat duduknya dan Ally duduk disebelahnya. Phoebe membenarkan letak kacamatanya dan memperhatikan wajah Ally.

"Al?" panggil Phoebe.

"Ya?"

"Wajah lo napa?" tanyanya.

Menyadari wajahnya yang memerah, Ally menenggelamkan wajahnya ke meja malu. Andrea yang peka-pun menganggukkan kepala paham.

"Alec ya? Baperin lo? trus nyium lo?" tebak Andrea yang sialnya benar.


TBC

12/08/2020




Precious Heart [Completed]Onde histórias criam vida. Descubra agora