CHAPTER 31

8.7K 441 16
                                    

Ally menatap tangan mereka yang bergandengan. Alec yang ada disebelahnya sedang menikmati keindahan aquarium didepannya.

"Jujur Al! Gimana Alec bisa tahu perasaan lo kalau lo sendiri ga jujur sama dia!"

Merasa diperhatikan, Alec menoleh ke arah Ally. Pandangan mata mereka kembali bertatapan. Alec tersenyum dan menatapnya penuh tanya.

"Apa sekarang aku lebih menarik dari pada ikan-ikan itu?" tanyanya.

"..."

"Al? Kamu ga sakit kan?" tanyanya bingung.

Setelah memantapkan hatinya dan mendapatkan keberanian, Ally menatap Alec dengan serius, "Lec—sebenarnya aku..."

"Ikan?" candanya.

Konsentrasi Ally buyar. Benar-benar buyar dan dia tidak dapat mengatakan perasaannya saat ini. Ya, tidak untuk saat ini. Ternyata memang Ally belum siap dengan suasana canggung yang akan didapatkannya.

Ally menepuk lengan Alec, "Ahhh gatau!" kesalnya lalu meninggalkan Alec menuju aquarium selanjutnya.

Melihat wanita itu mulai menjauh, Alec menatap punggung Ally. Entah apa yang dipikirkannya, dia sendiri tidak tahu apa yang dirasakannya.

XOXOXO

Ally kembali melamun. Dia meringis mengingat kejadian kemarin, Apa hari ini dia harus melakukannya? Pikirannya kali ini penuh dengan pertimbangan.

"Ini Al!" Alec menyerahkan segelas butterbeer kepadanya. Saat ini mereka berada di Universal Studio Japan dan menikmati butterbeer adalah salah satu tujuan Ally kemari.

Kepala Ally mendongak, "Thanks!"

Alec lalu duduk tepat disebelah kanan Ally, "Jurassic habis ini?"

"Ga mau ngulang ini? Wait! Aku belum nyoba itu!"

"Itu untuk anak-anak," peringat Alec membayangkan Ally yang selalu antusias ketika ingin mencoba interiactive wands.

"Juga untuk dewasa tahu!"

"Aku ikut!" ucap Alec pada akhirnya, "Tapi habis ini langsung ikut aku ya!"

Ally tersenyum dan mengangguk patuh. Ya, mereka sudah lengkap memakai kostum ala-ala murid Hogwards, Jadi tentunya mereka harus totalitas.

Langit mulai gelap dan kedua orang itu baru saja selesai menikmati wahana spiderman. Begitu keluar dari wahana, kondisi jalanan sudah cukup ramai.

"Lec! Ada parade!" ucap Ally antusias.

"Ya ini kan Hal—" jawaban Alec terputus karena Ally berteriak dan langsung memeluknya.

Ally berdeham, "Astaga, kaget aku! Ayo kepinggir aja!" sarannya sedikit ngeri melihat para zombie abal-abal berjalan dan menakut-nakuti pengunjung dengan gergaji ditangannya. Salahkan saja dandanan yang menurutnya terlalu real ditambah aktingnya yang sangat mendukung.

"Sama hantu palsu kok takut!" ejek Alec yang melihat beberapa hantu palsu berdatangan keluar dari sarangnya.

"Aku kaget tahu! Lagian aku lebih takut kalau..." Ally menepuk mulutnya sendiri karena berbicara terlalu banyak.

"Lebih taku kalau?"

"..."

"Al?" panggil Alec. Saat ini dia sadar jika ada sesuatu yang mengganggu sahabatnya sehingga membuatnya tidak nyaman.

"Ya?" jawabnya.

"Kamu—ok?" tanyanya. Ally terdiam, dia mungkin tidak dapat menjawab pertanyaan yang satu ini.

Ally memberikan senyum terbaiknya, "Aku gapapa."

"Kamu ga mau kasih tahu aku?" Jika sudah begini, Alec akan mencari tahu sampai dia mendapatkan jawabannya.

Ally mengambil napas dalam lalu menghembuskannya, berniat mengumpulkan keberanian. Mata mereka bertabrakan, Ally merasa ini saat yang tepat untuk mengatakannya. Jika tidak, sampai kapan hubungan mereka akan terus begini? Harus ada seseorang yang memberanikan diri.

"Sebenarnya aku mencintaimu dari dulu!" ucapnya cepat.

Alec terdiam tidak percaya, "Apa? Kamu bercanda kan? Bisa kau ulangi? Telingaku sepertinya bermasalah!" candanya berusaha menyangkal.

"Maafkan aku, aku berbohong tentang diriku yang tertarik padamu—sebenarnya aku—mencintaimu sejak ahhh! Aku tidak tahu kapan!" jawabnya frustasi.

"..."

Jantung Ally berdetak kencang, dan jangan lupakan kupu-kupu yang bertebaran diperutnya. Kewarasannya seketika menghilang ketika tanpa sadar dia mendekatkan diri kepada Alec. Mungkin dia sudah tidak peduli lagi dengan label 'wanita murahan'.

Ally mendongak lalu berjinjit dan menutup matanya lalu mencium bibir Alec. Tidak lama kemudian Ally menyudahinya dan kembali ke posisi semula. Wanita itu tersenyum miris, Alec tidak membalasnya.

Alec mengedipkan mata lalu tidak disangka dia menarik badan Ally dan menciumnya. Ally yang terkaget hanya bisa menutup mata dan tidak percaya Alec menciumnya. Wanita itu memegang dada Alec yang berdetak kencang, sama sepertinya. Tidak lama kemudian Alec menyudahi ciuman mereka.

Mereka terdiam, tidak ada yang mengatakan sepatah kata pun. Suasana sangat canggung sampai Alec mengatakan sesuatu, "Aku—tidak tahu apa yang kurasakan."

Ally tersenyum, "Seharusnya kau tidak membalas ciuman itu jika kau sendiri tidak tahu apa yang kau rasakan!"

Alec terdiam menatap wajah Ally, "Aku—"

"Ayo kembali kehotel!" potong Ally pada akhirnya, menyudahi suasana canggung yang mereka ciptakan.


TBC

07/09/2020

Butterbeer

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Butterbeer

Sumber: google

Precious Heart [Completed]Where stories live. Discover now