Part 35. Liburan (II)

84.4K 5.2K 187
                                    

Pagi ini sangat cerah seolah olah mendukung kegiatan mereka. Serkan,Nisa dan Kania kini tengah berada di mobil. Mobil yang mereka naiki menuju bandara internasional negara ini.

Setelah kemarin mereka bertiga pergi ke rumah baru Iky untuk mengobati rasa rindu Kania dan ke mansion bunda untuk berpamitan.

Hari ini mereka bertiga akan berlibur selama satu minggu full ditemani sekretaris Lim dan beberapa bodyguard. Mereka bertiga terlihat sangat senang berbeda dengan wanita barisan paling belakang sekali yang bahkan tidak mereka sadari kehadiranya.

Kirana Alexandra.

Seorang wanita yang menjual tubuhnya di acara pelelangan ilegal dan dibeli oleh seorang iblis. Ia sudah menjadi istri sah dari iblis tersebut di mata hukum maupun agama. Mereka menikah kemarin, pernikahan kecil yang hanya dihadiri oleh orang tua dan keluarga terdekat bahkan Serkan dan Nisa tidak ada.

Bukan karena tidak diundang tapi karena Serkan yang tidak mau hadir. Jadilah seperti itu.

Wajahnya begitu sendu menatap kebahagiaan kakak tirinya itu, ia juga ingin merasaka keluarga seperti itu namun jika dibayangkan sepetinya tidak akan pernah terjadi.

Ia berada di barisan paling belakang antara bodyguard yang mengawal kakak tirinya itu. Bahkan disamping kiri dan kanannya ada bodyguard suruhan sekretaris Lim agar ia tidak dapat kemana mana.

Kini mereka telah berada di dalam pesawat. Perjalanan yang cukup lama sanggup membuat Nisa dan Kania merasa bosan. Karna ini adalah perjalanan terjauh pertama kali bagi mereka.

"Bosan hmm?" Tanya Serkan pada Nisa.

Sementara Kania sudah tertidur di pangkuannya. Nisa menjawab dengan anggukan, beberapa detik kemudian ia menggelengkan kepalanya. Serkan yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Semoga disini cepat datang baby." Ucapnya sambil memegang perut Nisa dengan tangan kanannya. Posisi duduk mereka adalah Nisa disebelah jendela dan Serkan di sebelahnya lagi. Pesawat yang mereka naikki bukan pesawat pribadi melainkan pesawat biasa dengan business class, Serkan sengaja menaiki pesawat ini karena permintaan Kania dan Nisa.

Pipinya kini bersemu merah. Berusaha menyembunyikan wajahnya dari Serkan dengan mengalihkan pandangan kearah jendela. "Nggak tidur?" Tanya Serkan, ia menjawab gelengan kepala.

"Nonton mau?" Ucap Serkan dibalas anggukan.

"Boleh samaan ya?" Tanya Nisa. Serkan mengangguk. "Filmnya?"

"Kamu mau genre apa? Horor mau? Atau romance?" Tawar Serkan.

"Horor." Ucap Nisa. "Judulnya? Kamu yang pilihin nanti biar aku yang cariin, kasihan tangan kamu sakit kan udah nahan Kania." Nisa melanjutkan ucapannya.

"Let The Right One In." Serkan berucap kemudian Nisa mencarinya. Dan ketemu.

"Yakin kamu mau nonton ini? Nggak takut?" Tanya Serkan dan Nisa menggeleng lagi.

Setelah itu mereka menonton film tersebut, tidak sampai selesai karena Nisa sudah ketiduran. Tinggallah Serkan sendiri.

Beberapa jam berada dalam pesawat kini mereka melakukan pendaratan dengan selamat. Kania hampir menangis saat mereka melakukan pendaratan karena kenapa? Ia sedikit trauma, oleh karena itu saat dalam perjalanan Serkan menyuruhnya untuk tidur.

Kini sampailah mereka di negara tujuan. Seminggu penuh akan mereka jalani di negara itu, tanpa ada pekerjaan yang menganggu ya walaupun aslinya nanti pasti akan menggunung. Tanpa ada orang keempat diantara mereka bertiga.

Turun dari pesawat dan menuju hotel. Membaringkan tubuh sebentar dan menghadap pada tuhan, sebelum akhirnya menjelajahi sebagian isi kota. Authornya ga diajak om?

Setelah merasa segar, setelah selesai menghadap pada tuhan dan mengistirahatkan tubuh. Mereka bertiga mulai keluar dari hotel dan berjalan jalan disekitar situ dikarenakan hari sudah malam jadi mereka tidak bisa jauh jauh.

Mencicipi beberapa makanan halal yang orang jual disekitar jalanan yang mereka lalui, tidak lupa mereka juga berfoto ria. Mengabadikan moment, tidak ada sama sekali yang tertinggal.

Sementara sekretaris Lim dan bodyguard Serkan yang tadi ikut dengannya mengawasi/menjaga mereka dari jauh. Bukan tidak berani mendekat mereka hanya menghormati moment keluarga itu.

"Yeoboseyo."¹ Ucap Nisa saat mereka membeli minuman disalah satu kedai yang ada dipinggir jalan tersebut.

"Yeoboseyo." Ucap penjaga kedai tersebut.

"Neon eoneu nala-eseo wassni?"² Tanya pelayan tersebut.

"Ulineun XXX gugga chulsin-ibnida."³ Kali ini Serkan yang menjawab.

"Teulipeul egseu? Uwa jeogi yumyeonghan haebyeon-iissneun nalaingayo?"⁴ Penjaga kedai tersebut menjawab, Serkan dan Nisa juga mengangguk. "Woah aku sangat ingin kesana. Aku ingin berjemur dan merasakan hawanya." Ucap penjaga kedai itu sambil cengengesan.

"Mau ikut kami?" Tawar Nisa. Penjaga kedai itu menggeleng kemudian ia menyaguti "Tidak akan ada yang menjaga kedai ku jika aku ikut kalian."

"Emm baiklah jika kau ke indonesia jangan lupa berkunjung ke NN's caffe." Ucap Nisa penjaga kedai itu mengangguk dan tersenyum.

"Kami duluan." Lagi lagi penjega kedai itu tersenyum.

Mereka terus berkeliling, hingga tidak sadar bahwa hari semangkin larut Kania juga kelihatan sudah mengantuk. "Kita pulang sekarang?" Tanya Serkan pada Nisa dan Kania. Mereka berdua mengangguk.

Kemudian Serkan menggendong Kania dan mengenggam tangan Nisa. Ditengah hujan salju yang dingin, kesejukan angin dan kegelapan malam menjadi saksi bisu keharmonisan dan kehangatan yang terjadi antara mereka bertiga.

"B E R S A M B U N G 🌚."



Hallo¹

Kalian asal mana?²

Kami dari negara XXX³

XXX? Woah negara yang pantainya terkenal itu kah?⁴


Hallo semua apa kabar?

Author kembali, dalam beberapa part lagi kita akan mengusik tentang kehidupan sekretaris Lim.

Arti yang dibuat kayak diatas author terinspirasi dari cerita lapak sebelah yang udah jadi novel hehe.

Maafkan author yang sempat khilaf memakai bahasa inggris di banyak dialog di part sebelumnya.

Beberapa part lagi menuju tamat yeayy.

Maapkeun author sempat php karna sibuk wkwk.

Jika ingin memberi saran jangan ragu ya. Author masih author pemula yang banyak salah, banyak keraguan, banyak kekurangan.

See you next part guys.

Sorry for typo🤗

Terpaksa Menikah (PROSES ..........)Where stories live. Discover now