Episode 10. Terbutakan

601K 14.4K 872
                                    

Uploaded 14 Sept 2020.
--------------------------------------------------------------

Matahari sudah bersinar terang diluar sana. Risa pun terbangun dari hibernasi panjangnya. Ia merasa sangat lelah dan tak bertenaga, bahkan untuk mengangkat tangannya sedikitpun. Dengan paksa ia mencoba bergerak, namun hal yang didapatkannya hanyalah rasa sakit yang menyerang seluruh tubuhnya.

Risa: "Hnggh.." Ia menyuarakan rasa sakitnya dengan suara yang serak. Aktifitas intense mereka semalam membuat dirinya berteriak tanpa habisnya.

Rian yang sedang melakukan pekerjaannya dimeja kerja pada ruangannya tersebut mendengar suara erangan kecil Risa. Ia bergegas menghampiri kekasihnya yang terlihat sedang menderita itu. Ia merasa tidak puas dengan tenaga dan daya tahan tubuhnya yang lemah. Pada saat ini ia memutuskan untuk melatih tenaga dan tubuh kekasihnya perlahan setiap hari.

Rian: "Sudah bangun sayang? Makan yuk. Koko pesan ya?" Tanyanya kemudian duduk dikasur, berada disamping kekasihnya.

Risa: "mmh.." Jawabnya dengan nada lemas dan mata sayu. Rasa sakitnya membuktikan seberapa intensenya aktifitas mereka semalam. Kekuatan dan skill bercinta suaminya memang sangatlah hebat. Ia benar-benar tidak bisa menandingi kekuatan suaminya.

Rian meraih hpnya dan memesan makanan online di website restaurant langganannya. Ia memilihkan makanan bergizi yang dapat membantu istri kecilnya itu untuk memulihkan tenaganya.

Setelah itu Rian meletakan kembali hpnya dimeja sebelah kasur, lalu berbaring menghampiri kekasihnya. Ia memberikan kecupan morning kiss yang sudah terlambat sebelumnya. Tatapannya mencerminkan rasa sayang dan kepuasan dirinya saat ini.

Risa yang melihat tatapan mata itu merasa kesal! Kami melakukan kegiatan yang sama bersama, tetapi kenapa perbedaan kondisi kami bisa sejauh ini?! Suaminya terlihat segar dan puas, sedangkan ia hanya bisa terbaring sekarat dikasurnya. Ia mengeluarkan suara "Hmfh." dan memasang muka cemberut.

Rian yang melihat kelakuan istrinya bisa menebak apa isi dari pikirannya tersebut. Ia tertawa kecil lalu beranjak dari kasurnya. Ia meraih salep di meja tadi lalu menghampiri istri kecilnya itu. Membuka selimut dan mengangkat kaki istrinya, berada di posisi sempurna mereka tadi malam.

Risa yang melihat aksi suaminya merasa terkejut dan membeku. Ia bahkan tak bisa menggerakan jarinya sekarang. Apakah suaminya ingin melakukan round berikutnya?! Ia tak akan bisa menerimanya!

Risa: "What are you doing?!" Ia bertanya dan menatap kekasihnya dengan tatapan tidak percaya. Sampai pada akhirnya ia melihat salep yang dipegang Rian.

Rian: "Shh.. save your voice. Ini salep pereda rasa sakit. Jika kamu rutin pakai ini, soon kamu tidak akan merasakan rasa sakit yang berlebihan." Jawabnya dengan tak lengkap. Tentu saja ia tak akan memberi tahu fungsi utama dari salep itu, pikirnya puas.

Risa mempercayai suaminya yang sedang mengoleskan salep tersebut pada daerah kewanitaannya. Ia sedikit merasa malu, tetapi tidak bisa bergerak untuk menolak kelakuannya. Apapun yang dilakukannya, ia yakin bahwa kekasihnya tidak akan melukai dirinya.

Pertemanan mereka selama 10 tahun memanglah sudah membuat pandangan Risa buta. Ia tak pernah belajar dari kesalahannya kemarin setiap kali ia mempercayaiku, pikir Rian.

Rian menggunakan jarinya untuk mengaplikasikan cream itu pada bibir bunga Risa, lalu memasukan satu jari pada gerbang masuknya untuk mencapai daerah didalamnya. Risa terkejut dan mendesah kecil akan hal ini.

Setelah mengoleskan salep tersebut dengan tebal pada jalur surga istrinya, ia mendengar suara bell pintu. Ia menempatkan istrinya pada posisi yang nyaman lalu menutupinya dengan selimut. Kemudian ia meninggalkannya sebentar untuk mengambil makanan itu.

Melihat punggung belakang suaminya yang lebar membuat Risa terpukau akan perubahan postur tubuh suaminya selama ini. Ia baru menyadari bahwa kekasihnya itu sepertinya memperbanyak massa ototnya. Postur tubuhnya sudah berkembang lebih besar dan terlihat sangat dewasa. Pantas saja tenaganya seperti banteng, pikirnya dengan wajah memerah saat memikirkan kejadian semalam.

Namun, tiba-tiba muncul sesuatu di pikiran Risa. Rian sangatlah skillfull saat melakukannya! Apa selama di Paris ia sudah melakukan itu dengan orang lain selain dirinya?! Tetapi wajar saja jika ia pernah melakukannya.. wajahnya tampan dan menarik, punya banyak uang dan tentunya menjadi idaman para wanita. Ia merasa bangga tetapi juga merasa sakit pada hatinya disaat bersamaan.

Saat Rian kembali dari mengambil makanan, Ia mempersiapkan makanan itu dimeja makan lalu mengajak kekasihnya makan. Risa terlihat sedang berpikir keras di kasurnya. Ia penasaran dengan apa yang sedang dipikirkan kekasih kecilnya itu, tetapi memutuskan untuk menanyakannya setelah makan.

Risa terkaget saat sadar bahwa Rian sudah datang. Ia mencoba bergerak secara otomatis, dijumpai dengan rasa sakit pada seluruh tubuhnya. Rian berjalan cepat mendatangi Risa lalu mengangkatnya. Ia menerima bantuan Rian yang mengangkatnya seperti putri ke meja makan. Mereka menyantap makanan itu bersama. Waktu istirahatnya tadi sudah menghasilkan sedikit tenaga untuk mengangkat tangannya.

Hidangan dimeja makan terlihat sangat lezat dan bernutrisi. Risa yang sudah kelelahan dan lapar itu makan dengan lahap untuk memenuhi energinya yang terkuras. Setelah mereka menghabiskan makanan itu, mereka bersantai di ruang tamu sambil menonton tv dan bercakap-cakap seperti biasa.

Rian: "Kamu tadi mikirin apa? Kok kayak serius banget?" Tanyanya.

Risa: "Hm.. aku cuma heran kenapa koko bisa ahli banget dalam urusan 'itu'. Koko pasti punya pacar semasa di paris?"

Rian: "... Kami sudah putus. Dia sudah jadi masa lalu, dan hati koko saat ini sepenuhnya buat kamu." Sebenarnya ia memang memiliki banyak pacar dulunya, tetapi semua orang itu hanyalah bagian untuk mengingatkan dirinya pada kekasih tercintanya saat ini. Setiap mantannya memiliki kesamaan dari tiap bagian Risa. Maupun itu fitur wajah, hobby, sikap, dan perilaku. Menurutnya, orang-orang itu hanyalah pengganti Risa sementara.

Selain itu.. Ia merupakan lelaki yang sehat dan berada di masa prime. Tentunya ia perlu memuaskan kebutuhan sexualnya. Jadi setiap mereka dulu melakukan sex, ia selalu menutup mata mereka untuk membayangkan bahwa mereka adalah Risa. Ia juga mengambil kesempatan itu untuk melatih kemampuan sexualnya agar Risa sendiri bisa menikmatinya pada masanya nanti, yaitu saat ini.

Risa menerima jawaban itu dan memakluminya. Benar, yang terpenting adalah masa depan. Masa lalu biarkanlah berlalu, pikirnya. Memikirkan masa depan yang akan dilalui mereka bersama, hati Risa merasa hangat. Hanya tersisa satu minggu lagi sebelum acara pertunangan mereka. Lalu ia teringat bahwa ia belum meminum obat kontrasepsi. Walaupun dokter sudah menyuntikan kb sebelumnya, ia lebih tenang jika ia juga meminum obat tambahan.

Risa: "Oh iya ko, bisa ambilin obat kontrasepsi kemarin?" Pinta Risa.

Rian: "... Okay." Jawabnya sambil tersenyum kecil. Moodnya sedikit memburuk mendengar hal itu. Disaat seperti ini kekasihnya itu masih saja mengingat obat kontrasepsi! Untung saja ia sudah mempersiapkan obat palsu untuk menipunya.

Jika istrinya itu belum hamil, ia tidak bisa mempercepat tanggal pernikahan mereka. Ia ingin mengambil hak untuk mengatur hidup istrinya itu secepatnya! Ia hanya bisa merasa tenang jika kontrol penuh ada ditangannya.

Rian membawakan Risa obat tersebut beserta segelas air. Lalu membantu kekasihnya itu untuk meminumnya. Setelah meletakan gelas itu pada meja didepan mereka, ia kembali duduk berada di samping kekasihnya. Ia membentangkan selimut yang terlipat di meja, lalu merangkulnya dan melanjutkan tontonan film tadi.

------------------------------------------------------------
Jangan lupa tekan tombol ☆ dan subscribe untuk mempercepat update!
Thank you.

MY HUSBAND IS TOO WILD! 21+ [V°] NEW!Where stories live. Discover now