Chapter 1

2.4K 236 73
                                    















Happy Reading!
















Bell pulang pulang berbunyi, para murid membereskan alat belajar mereka dan segera keluar kelas untuk pulang. Sudah kebiasaan bagi Yena menunggu Yuru di depan kelasnya, berhubung mereka berbeda kelas dan selalu Yena yang keluar duluan.


Yuri keluar kelas dengan murid lain dan langsung menghampiri Yena, dari wajahnya terlihat begitu bahagia karena Yuri terus-terusan tersenyum.


" Aku tau kau senang kita akan makan banyak, tapi senyum-senyum sendiri membuatku merinding " Ucap Yena.


" Aaaacccckkk Yenaaaaa " Yuri berteriak sambil meremas lengan Yena.


" Aw, aw, lepaskan sakit. Kau ini kenapa? "


" Kau tau? "


" Tidak "


" Tadi aku mengerjakan soal di papan tulis bersebelahan dengan Yujin, aahh meleleh hati ini "


Yena tersenyum simpul, ia tau Yuri begitu menyukai Yujin. Bisa di buktikan dari satu tahu lebih ia mengagumi Yujin tanpa menyadari Yena yang selalu mengaguminya juga.


" Waahhh... Jackpot itu "


" Dia begitu tampan hanya di lihat dari samping, rasanya seperti mau meninggal "


" Sudah saatnya kau menyapa dia, dari pertama memasuki sekolah hingga kini kau masih mengagumi dia diam-diam "


" Inginku sih begitu tapi...... Lihat aku, apa dengan penampilan seperti ini dia akan tertarik? "


Yena memegang pundak Yuri, menyelipkan helaian rambut yang tergerai ke telingannya.


" Kau itu cantik, dia pasti menyukaimu "


" Haloooo Choi Yena, apa matamu baik-baik saja? Aku gendut, chubby, pendek dan hitam seperti ini kau anggap cantik? Kau menghinaku? "


Yena hanya terkekeh , tapi serius. Yena tak pernah menilai penampilan Yuri, ia menyukai sahabatnya sejak pertemuan mereka. Saat pertama kali Yuri pindah ke sebelah rumahnya saat ia masih SMP dan gadis itu datang bersama orangtuanya untuk menyapa, untuk pertama kalinya Yena melihat Yuri ia sudah mencuri hatinya.


Baginya Yuri sangat lucu dan menggemaskan, ia juga gadis yang ramah dan baik. Itulah yang membuat Yena menyukai Yuri hingga saat ini, hanya saja ia masih memendamnya karena tak ingin merusak hubungan persahabat mereka.


" Cantik atau tidak kau tetap Joyullkuuuu " Yena mencubit kedua pipi Yuri karena gemas.


" Iiisshh, sakit jangan cubit "


" Haha, iya iya. Siap untuk pesta ramyeon? "


" Siapa takut? "



" Oke let's go "


Yena merangkul Yuri begitu erat, hanya cara inilah Yena bisa sedekat itu dengan Yuri menganggapnya lebih dari sahabat secara diam-diam.


Mereka berjalan menyusuri koridor, mereka tak lepas dari perhatian murid-murid sekitar.


" Lihatlah Yena bersama anak sapi "


" Yuri semakin sini semakin jelek "


" Dasar gumpalan lemak haha "


Yuri tertunduk murung mendengar bisikan orang-orang di sekitarnya, ia semakin tak percaya diri dengan penampilannya.


GLOW UPWhere stories live. Discover now