Chapter 20

880 135 19
                                    


























































































Happy Reading!







































































































































" Wleeeeeeee "



Yuri berbalik meledek Yena yang mengejarnya dari belakang, pemuda itu menuntut balas dendam karena Yuri mengusilinya dengan menarik dasinya ke atas dengan keras hingga membuat sesak saat ia meminta bantuan memasangkannya.


" Ya! Jo Yuri! Kemari kau!! "


" Yi! Ji Yiri kimiri , ahahahahaha "



Gadis itu meledek Yena dan langsung berlari cepat untuk menghindarinya, saat melewati salah satu lorong ia terpikir ide lain.


Yuri bersembunyi di salah satu tembok dan menunggu Yena melintas, ia mengintip sedikit memastikan Yena semakin dekat.



Saat pemuda itu berlari dengan kecepatan penuh, ia berhitung dari satu sampai tiga. Dan dalam hitungan terakhir Yuri menjulurkan kakinya, membuat Yena tersandung lalu tersungkur ke depan.



" Arrrgghh " Erang Yena.



" Ah, aiissshhhhh "



" Ahahahahahaha "



Tertawa keras Yuri terdengar jelas melihat Yena jatuh tengkurap di hadapannya.



" Aissshhhh, sakittt "



Yena mengerang merasakan sakit yang amat sangat ia rasakan karena terjatuh cukup keras, ia berbalik dan berbaring terlentang masih merasakan tubuhnya yang sakit.



Kegembiraan Yuri bisa mengerjai Yena terhenti setelah melihat hidung Yena yang mengeluarkan darah segar.



" Yena! "



Dengan cepat Yuri mendekat dan berjongkok di sebelahnya.



" Aaah, maafkan aku "



Yuri meminta maaf dengan nada begitu khawatir, ia membantu Yena bangkit dan duduk.



" Tidak papa Yuri "



" Tidak papa bagaimana? Kau berdarah. Euungghh— maaf, aku terlaluan "



Yuri mengeluarkan tisu dari dalam tasnya, membersihkan darah Yena dan menyumbat lubang hidungnya.


" Menengadah "


Pemuda itu menuruti yang Yuri perintahkan.


" Jangan dulu menunduk oke? Ku bantu berdiri "


Ia membantu Yena berdiri dan mulai berjalan memapahnya, mengarahkan jalan agar tak menabrak orang lain.


Yuri memeluk Yena dari samping saking cemasnya, ia benar-benar merasa bersalah telah melukai Yena karena bercanda.


GLOW UPWhere stories live. Discover now