Chapter 35

1.4K 156 46
                                    



















































































Happy Reading!








































































































Dengan lesu dan gantai Yuri berjalan keluar dari gedung kantor, ingin melepas lelah namun merasa semua bertambah dengan keadaan hatinya.


Semua masih terekam jelas bagaimana Yena meretakan hatinya dalam sekejap mata dengan sebuah kalimat yang amat tajam, membuat semuanya hancur berserakan.


Membuat semua harapannya benar-benar di patahkan, rasanya dua kali lebih menyakitkan di banding di khianati Rowoon beberapa tahun lalu.


" A-aku harus melupakan Yena? "


" A-aku tak bisa "


Air mata yang ia tahan sejak siang mengalir begitu saja melewati pipi, mewakili perasaan sakit di hati yang amat sangat sulit di sembuhkan.


Malam yang dingin kala itu seakan menemani Yuri yang berjalan tanpa arah, memandang kosong ke arah depan memikirkan kalimat Yena yang terus terngiang.


Tak memperdulikan hujan yang mulai turun membasahi tubuhnya ia terus berjalan dengan mata yang merah, kaki Yuri terus melangkah dan pikirannya melamun ke hal lain.


Membuatnya tak menyadari di depan adalah sebuah jalan raya, langkah demi langkah Yuri tak ada niat berhenti. Dari kejauhan sebuah mobil melaju kencang dan tak ada tanda akan berhenti, selangkah lagi Yuri bergerak dan hampir tertabrak ketika seseorang menariknya menjauhi jalanan.


Tubuh Yuri berputar hingga mendarat di dekapan seseorang, ia masih belum tersadar karena masih terpaku pada lamunannya. Orang yang menyelamatkannya melepas pelukan dan memegang bahu Yuri yang masih tak fokus.

" Yuri, kau gila hah?! "


" Yuri "


Orang tersebut menggoyangkan tubuh Yuri membuat si gadis tersadar dan terkejut melihat Yena ada bersamanya, ia baru menyadarkan diri dari ruang imajinasi dan melihat kesekeliling yang ternyata di tepi jalan dan turun hujan.


" K-kenapa aku disini? "


" Kau kenapa? Kau hampir tertabrak karena melamun "


" H-hampir tertabrak? B-bagiamana bisa? A-aku kenapa? "

" Kau ini kenapa? Hah? Kau mau mati? "


" A-aku......aku....... Ah, aku kenapa? "


" Aishhh, ayo ikut aku kita bisa demam jika terus di guyur hujan "


Yena bergegas melepas jas lalu menggunakannya untuk menudungi dirinya dan Yuri, mereka berjalan berdampingan ke arah mobil yang terparkir tak jauh dari mereka.


Yen membukakan pintu untuk Yuri segera masuk lalu dirinya menyusul masuk, Yena mengusap kemeja yang sedikit basah lalu mengambil saputangan.


" Keringkan dengan ini "


" T-terimakasih "


Yuri menerima saputangn dari Yena dan mengelap wajah serta rambutnya yang basah, ia merasa benar-benar bodoh bisa-bisa ia mencelakai diri dengan melamun.


GLOW UPWhere stories live. Discover now