Chapter 12

896 159 13
                                    

























































Happy Reading!
















































































Pukul 11 siang Yena baru bangun karena bermain game hingga jam 4 dini hari, Yena bermain game bukan karena memang ia seorang pronya. Hanya saja ia sedikir menenangkan hatinya karena Yuri menolak untuk menemaninya makan kemarin malam karena Yujin lebih dulu menjemputnya, tentu saja rasa kesal Yena rasakan karena belakangan ini Yuri lebih dekat dengan Yujin.


Yena bangkit dari tidurnya dan berjalan bagai zombie ke arah kamar mandi, Yena mencuci mukanya lalu menyikat gigi. Setelah melakukan itu semua Yena kembali keluar dari kamar mandi, bukannya pergi untuk sarapan.


Ia malah kembali naik ke atas kasur, menarik selimut mungkin untuk kembali tidur. Ia terlalu malas melakukan kegiatan hari ini, mungkin faktor kegalauan hatinya karena di abaikan Yuri.


" Jangan merindukan dia Yena "


Yena mencoba melafalkan mantra agar tak merindukan Yuri.


" Jangan rindu "


" Jangan rindu "


" Jangan rindu "


" Aissshhh, aku rindu "


Yena kembali turun dari kasur dan pergi ke balkon, naik ke pagar dan bersiap untuk melompat ke sebrang. Karena Yena sudah biasa tentunya ia mendarat dengan selmat di balkon tetangganya, ia melihat pintu masuk masih tertutup gorden.


" Yuri "


Yena memanggil nama Yuri sambil mengetuk-ngetuk pintu kaca kamar gadais tersebut.


" Yuri, kau masih tidur? "


Gorden terbuka memperlihatkan Yuri yang tersenyum pada Yena, gadis itu menggeser pintu untuk mengundang Yena.


Saat Yena baru melangkahkan kakinya masuk, ia berhenti melihat Yujin yang sudah duduk di atas kasur Yuri di depan laptop sambil memegabg sebuah cemilan.


" Eh? Annyeong Yena "


" A-annyeong Yujin "


" Kau baru datang? Padahal aku sudah mengirim pesan sejak tadi " - Yuri.


" Kau mengirim pesan? "


" Iya, ku mengajakmu menonton film bersama karena Yujin akan datang "


Yena meneguk salivanya, ia tidak tau bahwa Yujin ada berkunjung ke rumah Yuri. Rasanya Yena seperti melukai hatinya sendiri karena tidak melihat ponselnya terlebih dahulu, Yuri menyeret Yena untuk naim ke kasur duduk dan menonton film bersama.


" Aku terlewat apa? "


" Ayahnya memergoki anaknya merokok "

" Waah, pasti ia tidak menyadari kalo itu ayahnya "


" Iya, dia kan kembali muda "


Melihat kedekatan Yujin dan Yuri membuar Yena merasa terbakar di bagian hati, apalagi Yuri malah memilih bersandar pada Yujin.


GLOW UPWhere stories live. Discover now