» OO2

121 79 45
                                    

"Don't be afraid, stay responsible for something that you're start

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Don't be afraid, stay responsible for something that you're start."

- Wong Yukhei

─────────────────

Aku hampir tak bisa membuka mata ketika guru Sejarahku mengoceh tentang kehidupan seseorang yang telah meninggal. Aku meletakkan kepalaku ditanganku dan memilih untuk melihat keluar jendela daripada mendengarkannya dan memikirkan hal-hal berbau politik, termasuk rangkaian pembunuhan yang terjadi akhir-akhir ini. Itu sudah tersebar keseluruh berita dan siaran khusus dan telah ditayangkan setiap hari memberi tahu warga untuk tetap tenang. Lalu tadi malam, mereka mengklaim bahwa telah menangkap ketua pemimpin anggota pembunuh.

Tapi menurutku, apakah secepat itu mereka menangkapnya? Akupun tidak peduli. Aku lebih khawatir tentang kejadian tadi, dimana Mama memutuskan untuk melarangku pulang ke rumah dan menyuruhku bermalam di apartemen saja. Mama memang tipikal orang yang sangat tegas. Mungkin saja ia melampiaskan kekesalannya terhadap Papa kepadaku, ah.. akupun tak tahu.

Pikiranku terusik karna seseorang baru saja mendorongku. Aku melihat kesamping, dan melihat temanku, Dejun, melirik keguru dengan matanya. Aku mengalihkan perhatian ku kearah guruku yang terlihat muak. "Aletta, apakah kamu tadi mendengarkanku?" tanyanya tegas.

"BISAKAH SELURUH MURID, GURU DAN STAF SEGERA BERKUMPUL DI AUDITORIUM!" suara seseorang yang kuduga adalah kepala sekolah terdengar melalui speaker. Aku hampir bisa tersenyum, tetapi aku memutuskan untuk tidak melakukannya. nona Juliet menghela nafas dan bangkit, mengemasi bukunya. "Semuanya, keluar dari kelas dan menuju auditorium dengan tertib," katanya. Semua bangkit dan berjalan keluar, menuju auditorium. "Aku ingin tahu, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Dejun sambil menyenggol pelan lenganku. Aku mengangkat bahu.

Hal pertama yang aku perhatikan ketika kami masuk adalah beberapa pria berbadan besar yang berdiri disekitar auditorium. Mereka mengenakan kamuflase militer hijau dan topeng balaclava hitam, masing-masing memegang senjata besar.

"Yaampun, apakah itu militer? Sangat keren!" Yukhei berbisik padaku. Tapi aku sama sekali tidak tahu tentang itu. Orang-orang ini memberiku firasat buruk. Militer tidak memakai topeng, bukan? Segera semua orang berkumpul di auditorium, termasuk pekerja kafetaria dan petugas kebersihan. Semua murid membuat keributan, kegembiraan mengalir pada mereka saat melihat orang-orang bersenjata itu.

Kepala sekolah mengambil mikrofon, mencoba menenangkan semua orang. Aku sedikit mengernyit saat menyadari gemetar tangannya dan sedikit suara yang bergetar pada tiap ucapan sang kepala sekolah. Aku juga memperhatikan bahwa dia sangat berkeringat. Ini sangat membuatku takut, bagaimana bisa ini terjadi? Sedangkan aku baru saja pindah kesini dan diberi kejutan seperti ini. Tak bisa kubayangkan.

Aku yakin, pasti banyak yang memperhatikan tingkah aneh sang kepala sekolah. Terlebih lagi para guru yang berdiri mengepungi seluruh murid mereka tampak sangat gugup.

Perfect Innocent || WinwinWhere stories live. Discover now