» O14

73 59 11
                                    

Malam semakin sunyi dan udara dingin terasa semakin menusuk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam semakin sunyi dan udara dingin terasa semakin menusuk. Sejak tadi juga tidak ada satu orang pun yang melewati jalan ini. Namun Aletta tetap melangkahkan kedua kakinya di tengah-tengah keheningan yang semakin mencekam.

Seharusnya malam ini menjadi malam yang baik baginya. Karena malam ini adalah malam perayaan selesai ujian. Tapi bukannya menghabiskan malam merayakannya Mama, saat ini ia malah harus berjalan kaki di malam yang sangat menyebalkan ini.

Aletta baru saja keluar dari gerbang sekolah setelah kelas malamnya. Dia tidak merasa kesepian lagi , setelah melihat dia orang berjalan kearahnya dengan senyuman.

Itu adalah Winwin dan Dejun. Aletta akhirnya bertemu dengan Winwin dan Dejun. Lalu, dimana yang satunya lagi?

Lelaki satu lagi, sedang berkencan dengan kekasih barunya. Mereka tak mengajak Yukhei karna menghargai lelaki itu dengan tak menganggunya.

Tiga remaja itu punya rencana akan nonton film di bioskop. Hari ini adalah hari terakhir ujian tengah semester, jadi mereka manfaatkan untuk mencari hiburan di mall. Mereka ke mall menggunakan angkutan umum yang harus didapatkan di jalan raya belakang sekolah.

Sekitar lima menit menunggu, sebuah bus berhenti di hadapan mereka dan beranjak naik, duduk di dalamnya.
Sesampainya di Mall, mereka berjalan jalan sambil menunggu gedung bioskopnya dibuka. Jam tangan yang Aletta kenakan sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Itu tandanya gedung bioskop sudah dibuka.

Mereka  menuju lantai paling atas untuk membeli tiket dan menonton film. Sudah banyak orang yang mengantri untuk membeli tiket. Sementara, mereka masih berundingan untuk judul film yang akan dilihat.

"Sepertinya ini bagus, aku sudah melihat trailer nya kemarin," seru Winwin sambil menunjuk pada film hantu.

"Ah, jangan. Aku penakut," kekeh Aletta.

"Lalu bagaimana, Win?" lanjut Dejun sambil menarik lengan Winwin.

"Aku setuju, tidak apa-apa Al, lagipula kita menontonnya bersama-sama," Winwin meyakinkan Nana. Akhirnya, dengan berat hati Aletta menyetujui film pilihan Winwin.

Mereka bertiga mengantri di loket nomor dua.

Dejun berdesis diantara kerumunan, "filmnya tayang pukul sepuluh. Bagaimana?" tanya nya.

"Tahu dari mana?" Dejun meyakinkan Aletta. Ia menunjukkan tangannya kepada layar iklan di belakang kasir tiket. Aletta hanya menganggukkan kepala dan mengisyaratkan bahwa dia punya ide. Setelah antri tiket, Aletta hanya melihat bahwa di tiket tercantum gedung C yang akan menayangkan film yang mereka pilih. Jadi mereka merencanakan untuk membeli makanan di food court seberang gedung bioskop.

Mereka memesan beberapa makanan dan harus menunggu dengan waktu yang cukup lama. Saat menunggu, mereka bertemu Yukhei dan Celine, kekasihnya. Yukhei, bersama sepasang temannya yang lain. Aletta tidak kenal mereka, yang pasti mereka satu sekolahan dengannya.

Aletta hanya diam, saat Yukhei datang. Lalu hanya dapat menyimpulkan jika Yukhei sedang double date, dan akan menonton film yang sama dengannya.

Setelah menunggu lama, akhirnya makanan ketiga remaja tadi selesai dimasak dan siap untuk disantap. Tapi anehnya, ke mana Yukhei, Celine dan kawan-kawannya? Apa mereka makan di tempat lain? Atau mereka tidak makan? Ah, kenapa Aletta memikirkan mereka? Lebih baik ia makan saja. Jam tangan yang ia kenakan sudah menunjukkan pukul sepuluh kurang lima menit. Ketiga remaja itu pun berlari kecil menuju gedung bioskop.

Tapi saat berlari, langkah Aletta terhenti dikarenakan lengannya ditarik oleh seseorang.


























"Si—siapa?"






"Sstt!"

"Sstt!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Perfect Innocent || WinwinWhere stories live. Discover now