» OO4

95 69 72
                                    

"Winwin tak sadarkan diri!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Winwin tak sadarkan diri!"



Aletta dengan cepat bergegas, mencoba mengajak Winwin berbicara dan memeriksa pernafasan nya.

Begitu Aletta tahu bahwa Winwin masih bernafas, dia menggulingkan tubuh Winwin sedikit kesamping dengan kepala yang dimiringkan kebelakang untuk menjaga jalan nafasnya tetap terbuka.

Selagi melakukan hal itu, Aletta memberi instruksi untuk menyuruh Yukhei memanggil beberapa tim medis.

"Bagaimana bisa aku memanggil tim medis?"

"Ah, aku lupa kita kan memang sedang menuju jalan kematian," Aletta memutar bola matanya kesal.

Lalu ia mulai menatap mata yang tertutup itu dan bergumam, "kumohon... bertahanlah."

"Apa yang harus kita lakukan? Bagaiamana kita bisa membiarkannya dalam keadaan seperti ini?" seru Dejun.

Aletta memilih untuk mencoba untuk meninggikan sedikit kaki Winwin lalu sedikit melonggarkan kerah seragam Winwin. Dengan itu, akan membuat Winwin sedikit lega untuk lebih memperbanyak pasokan nafas yang dibutuhkan tubuhnya. Winwin masih belum sadarkan diri. Sepertinya ia pingsan karna terlalu kelelahan.

Aletta memilih untuk terus menerus dalam posisi seperti itu sampai beberapa jam kedepan. Tangan sangat pegal dan ia tak bisa mengalihkan posisinya. Ini semua untuk Winwin, agar Winwin terbangun dari ketidaksadaran nya.

Kenapa Aletta rela sekali melakukan hal seperti ini? Itu karna Winwin adalah sahabatnya. Juga karna Winwin adalah seseorang yang sangat lemah anggota fisiknya. Oleh karna itu, mereka bertiga harus menjaga Winwin dengan hati-hati dan dengan kesabaran. Mengingat Winwin salah anak yatim piatu dan telah hidup sebatang kara selama tiga tahun.

Kadang Aletta rindu masa-masa saat Ibu Winwin masih hidup. Ibu Winwin sering memarahi mereka karna mengajak Winwin bermain sampai larut malam. Ibu Winwin juga sering memarahi mereka karna mereka jajan terlalu banyak. Tapi itu semua tidak mengurangi rasa sayang Winwin pada ibunya.

Aletta juga ingat, pada saat ibu Winwin kena serangan jantung. Saat itu, Aletta yang menemani ibu Winwin dirumah sakit. Aletta rela untuk bolos sekolah dan menjaga ibu Winwin sampai detik-detik terakhir hidupnya.

Ibu Winwin pernah berpesan pada Aletta, untuk menjaga Winwin layaknya saudara. Jangan sakiti Winwin, dan jagalah dia baik-baik. Jangan biarkan Winwin sampai sakit, karna Winwin adalah malaikat kecil bagi ibunya.

Aletta juga tidak keberatan dengan permintaan itu. Karena apa yang ibu katakan memang benar. Juga, bahkan Aletta belum pernah sekalipun melihat seorang Dong Sicheng marah pada temannya atau melakukan suatu kejahatan apapun itu.

"Braak!"

Suara seperti barang terjatuh, mengalihkan perhatian Aletta yang tengah mengantuk.

Perfect Innocent || WinwinWhere stories live. Discover now