» O1O

103 65 45
                                    

Hitam, warna gelap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hitam, warna gelap. Kegelapan, pemberitaan yang tidak diketahui. Saat senja memudar menjadi kegelapan, dunia perlahan diselimuti oleh malam. Seekor elang terbang melintasi matahari terbenam. Seekor kelelawar terbang ke cakrawala. beberapa burung gagak masih mengoceh di kejauhan. Semua suara memudar ke dalam keheningan yang suram, semua warna digantikan oleh warna hitam yang tidak pernah berakhir.

Kini, ada lima remaja yang terduduk lunglai diatas lantai dingin. Mereka sedang menyusun strategi untuk kabur dari tempat ini dan keluar mencari kebebasan. Memikirkan nasib mereka, yang kapan akan berakhirnya.

"Lalu bagaimana, apa kita harus bermalam disini?" tanya Winwin.

"Lagi?" desah Dejun.

"Hm, entahlah. Kurasa kita harus tetap berjaga-jaga dengan pria-pria berbahaya itu. Bisa saja sewaktu-waktu, mereka menemukan kita disini," tutur Hendery.

"Ah, aku tak tahu. Aku sangat lapar." Yukhei kelihatan pucat, tubuhnya juga menggigil. Lelaki itu menatap singkat Aletta yang sedang bersender dibahu kiri Winwin, gadis itu tampak lebih parah dari keadaannya. Kaki nya yang terbalut kain kasar berwarna putih itu terlihat memilukan.

Yukhei memegang pelan lengan Aletta. "Al, apa masih terasa sakit? Apa darahnya masih mengalir?" tanya lelaki itu khawatir.

"Hm? Tidak. Ini tidak terasa sakit lagi, tapi hanya ngilu sedikit jika dibawa bergerak. Juga, darahnya tidak mengalir lagi kok," sahut Aletta.

"Oh, syukurlah jika darahnya tak keluar lagi."

"Hm iya. Oh iya, bagaimana jika kita-"

DORRR!




















Ucapan Hendery terpotong oleh suara ledakan yang menggelegar diujung sana. Suara keras itu datang dari luar. Dan sedikit guncangan seperti gempa bumi membuat lima remaja itu keluar dari gudang untuk melihat apa itu.

Ternyata itu ledakan bom.

Terjadi lagi guncangan tanah seperti yang pertama kali terjadi, sekarang lebih banyak orang keluar berhamburan dari sekolah. Lalu kini, kelima remaja itu memanfaatkan situasi untuk kabur dan menyelamatkan diri, berlarian kearah hutan.

"Jangan lihat kebelakang teman-teman, cepat berlari!" teriak Winwin.

Mereka berlari menuju hutan, tapi langkah larian itu terasa lambat ketika menyadari teriakan Dejun, "HEY MEREKA MENGEJAR KITA!"

"Cepat lari! Ubah posisi ke arah-" Ucapan Yukhei terhenti, saat menyadari seorang lelaki diantara mereka berlarian ke jalur yang salah, yakni kearah belakang. Mendekat ke arah pria-pria bertopeng dan berusaha menghadang mereka.

DORRR!

Peluru yang diluncurkan dari sebuah senapan panjang, merembes masuk kedalam bahu lelaki itu. Cairan kemerahan bercucuran deras dari lubang luka yang ternganga.
























Perfect Innocent || WinwinWhere stories live. Discover now