» O11

84 62 31
                                    

Di masa-masa sulit seperti saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di masa-masa sulit seperti saat ini. Orang-orang telah menguasai seni bertahan hidup dengan sempurna, memberi makan keluarga hampir tanpa apa-apa. Dalam praktiknya, terlihat seperti ini membuat pai dari awal, mayones tanpa telur, patty tanpa daging. Sepertinya tidak mungkin, tetapi seorang lelaki muda berhasil, dan memasak. Walaupun tak terlalu enak, barangkali bisa mengisi kekosongan lambung.

Mungkin memang begitu, atau itu hanyalah penghiburan dari perjuangan, mereka yang dipaksa untuk bertahan hidup dengan caranya sendiri.

Mengingat mereka kini sedang dalam masa kritis. Baru berpulang dari sebuah peperangan kecil, tanpa ada satu orang pun masyarakat tengah kota yang mengetahuinya.

Dejun berdiri di sana di depan ruang tengah, menatap ke jendela yang terbuka lebar dan duduk di sofa tunggal yang luas dan nyaman. Sementara kedua temannya, Aletta dan Yukhei, tampak benar-benar terkuras dan tertahan oleh kelelahan mental dan fisik yang luar biasa yang memikat tubuh mereka yang tampaknya juga menelan jiwa mereka. Terlebih lagi Aletta. Gadis itu tidak bergerak kecuali saat isakan keluar dari tenggorokannya dan mengguncangnya dengan keras. Dia tampak seperti anak kecil yang menangis sendiri tak terkendali saat tidur dan terus menangis dalam mimpinya.

Tiba-tiba Yukhei muncul seperti terbangun dari mimpi buruk. Dia bisa merasakan embusan angin hujan yang menyelimuti atmosfer. Di Jalan setapak tepat di seberang apartemen, dia bisa mendengar suara  petir menyambar dengan suara sangat melengking.

Dejun terperanjat, "hei, apa kau baik-baik saja?"

Yukhei menggeleng, "aku—" Lelaki itu mengalihkan perkataannya sendiri, "aku.. lapar, ah, aroma apa ini?" Kedua lelaki itu melihat Winwin yang berdiri sambil memasak makanan.

Kemudian Winwin tersadar dari tatapan kedua temannya, "ah sudah bangun. Ayo makan malam," ajak lelaki itu.

"Bagaimana dengan Al?"

"Apa tidurnya nyenyak?" tanya Winwin.

"Kurasa tidak. Sepertinya dia mimpi buruk," tutur Dejun.

"Yukhei, bangunkan Aletta. Ayo makan bersama," perintah Winwin. Yukhei mengangguk.

Nah, Winwin telah memutuskan bahwa ini makan malam istimewa. Dengan senyuman di wajahnya, bahagia karena ia menemukan setidaknya bahan pangan di lemari dapurnya, dan mereka tidak akan lapar setidaknya beberapa hari, lalu sebagai tambahan ia memiliki lasagna instan yang akan melayani mereka agar makan malam dengan nyaman. Winwin berseru, "malam ini kita makan lasagna saja. Karena kita belum berbelanja, semoga kalian menyukainya."

Seluruh remaja mengangguk bersyukur, karna Winwin sangat baik, dan tidak membiarkan mereka tetap kelaparan sampai hari esok.

"Selamat makan!" Yukhei melahap lasagna miliknya.

Winwin juga ikut melahap makanannya, lalu berhenti sejenak. Lelaki itu menatap Aletta singkat, "Al, makan yang banyak. Jangan sampai sakit."

Aletta mengangguk, "iyaa. Sicheng juga makan yang banyak!"

Perfect Innocent || WinwinWhere stories live. Discover now