» OO7

78 66 16
                                    

Pertama kali, mereka membantai hanya para pemimpin, para perusuh, akan cukup untuk menjinakkan bom, membiarkan sisanya diam lalu tidak berdaya dan lunak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pertama kali, mereka membantai hanya para pemimpin, para perusuh, akan cukup untuk menjinakkan bom, membiarkan sisanya diam lalu tidak berdaya dan lunak.

Dan tibalah pada empat orang remaja yang masih mencoba untuk bertahan hidup di sebuah gudang lusuh, yang jauh dari bangunan sekolah.

Aletta melihat ke lantai di depannya, mencoba mengendalikan gemetar di kakinya. Lelaki misterius yang sedari tadi bersama mereka tidak bergerak, tidak berbicara.

Apa dia sudah mati?

Satu-satunya suara adalah, yang berasal dari sepatu mereka. Lantai semen adalah sorotan yang bisa melukai indra penglihatan. Udara terasa berat dan berbau kematian. Keadaan ruangan gudang mulai gelap.

"Menurut kalian, apa sepenggal bacaan tadi ada kaitannya dengan lelaki itu?" tanya Aletta.

"Tidak. Tidak tahu maksudnya, hehe." Yukhei terkekeh.

"Jam berapa sekarang?" tanya Dejun.

"4 dini hari," balas Yukhei melihat arlojinya.

"Oh ya ampun, aku sangat lapar," keluh Winwin.

"Eh?" semua pandangan tertuju kearah lelaki yang terbaring lemah itu.

"Winwin, minumlah ini," kata Aletta sambil menyodorkan botol air mineral yang isinya tinggal sedikit.

"Ah, terimakasih."

"Hey, teman-teman!" panggil Dejun.

"Ada apa?" tanya Yukhei.

"Le.. lelaki ini, telah mati."

Gemetar terasa di seluruh ruangan. Mayat itu tampak menegang, tak bergerak. Desahan dan suara tubuh jatuh dengan lembut ke lantai. Tubuh lembutnya mudah terjatuh. Winwin menoleh. Itu pasti Aletta, ia begitu takut pada mayat. Dia mengalami mimpi buruk setiap malam sejak kematian Madam Westfall, tetangganya.

Apa yang membuat tubuh tetap tegak, padahal jatuh begitu mudah? Lutut yang menahannya, sehingga Aletta tersandar pada pundak Winwin dengan mata yang terbelalak kaku.

"Bawa Aletta menjauh dari sini," kata Yukhei.

Sementara itu, Dejun menyeret mayat itu dan menutupnya dengan sebuah selimut jerami.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Yukhei.

━━ PERFECT INNOCENT 🌩 ꒱

05.30

Sudah berapa hari keadaan masih seperti ini?

Apa pemerintah kota tidak melakukan pertolongan pada kami?

Aletta bertanya-tanya, dia sudah lelah berada di sini.

Dia tidak lagi gemetar, tetapi menjadi terlepas segera setelah dia mengambil tempatnya di antara dua jendela tinggi. Dia tidak mencoba mencium aroma makanan, atau mencoba melihat sekilas pria-pria bertopeng bak teroris itu.

Perfect Innocent || WinwinWhere stories live. Discover now