Johnny Suh : Hakuna Matata [Completed]

🌿 Hakuna Matata : 9 🌿

Ada yang kangen gak? 🙂

Happy reading gais...

***

Menjelang hari raya Chuseok selama 3 hari berturut-turut, kebanyakan orang akan menghabiskan waktunya bersama keluarga di rumah atau berkumpul dengan para teman-teman yang jarang bertemu menikmati berbagai makanan disertai canda tawa yang menghiasi.

Sama halnya dengan Jiyeon yang juga sudah mendapat jadwal libur selama tiga hari, dimulai di esok hari. Ia pun bersiap-siap untuk kembali ke Busan menggunakan kereta pukul 12 malam, ia sengaja mengambil kereta tengah malam karena ia takut jika ada orang yang mengenalinya.

Ia sudah mengabari bibi dan juga pamannya yang ada disana jika ia akan kembali berkunjung, bahkan para keluarganya sudah menunggunya datang yang mungkin tiba pukul 3 malam di Busan.

Setelah ia selesai bersiap-siap, Jiyeon meraih tas nya yang lumayan besar berisi pakaian sehari-hari, alat skincare, dan juga pakaian dalam. Ia memutuskan untuk menjadi orang biasa selama tiga hari ini, ia ingin melepas citra penyanyi solois Yoon Jiyeon yang selama ini melekat di dirinya.

Ia menutup pintu apartementnya dengan rapat dan memberitahu pihak keamanan jika ia akan mengosongkan apartement selama tiga hari, jadi tidak ada orang yang berani datang, contohnya mungkin Sasaeng yang nekad ingin membobol pintu apartementnya.

Setibanya ia di basement, ia langsung masuk kedalam mobil yang kebetulan managernya memperbolehkannya menggunakan mobil dan menyuruhnya untuk melakukan parkir valet di basement kereta.

“ST Entertainment” ucap Jiyeon kearah monitor layar mobilnya dan langsung menampilkan peta menuju agensi yang ia sebut barusan.

Jangan tanyakan kenapa ia kesana, tentu saja ingin menjemput Johnny yang juga ingin ikut berlibur bersama Jiyeon. Awalnya Jiyeon melarang tapi karena Johnny keras kepala, mau tidak mau Jiyeon pun mengiyakannya dan sudah mengabarin paman serta bibinya jika pacarnya ingin datang.

Tak butuh waktu yang lama menempuh jalanan di Seoul, akhirnya Jiyeon tiba didepan gedung ST Entertainment, ia memarkirkan mobilnya tidak terlalu jauh dari gedung agar Johnny dapat menemukannya.

Ia meraih ponsel yang ada didalam tas hitamnya, dan mengotak-atik isi ponsel untuk menghubungi sang kekasih.

“Halo, Johnny”

“…”

“Aku sudah tiba, kau dimana?”

“…”

“Disebrang jalan, 3 gedung melewati agensimu”

“…”

“Okay”

Sambungan telfon langsung ia matikan dan menyimpan kembali ponselnya kedalam tas, ia menyenderkan kepalanya di jendela mobil untuk menikmati ac yang menerpa wajahnya.