5

765 131 4
                                    



Seongmin hari ini sudah di perbolehkan untuk pulang, jangan tanya dengan siapa dia pulang karena tak ada satu pun yang  jemput seongmin, termasuk bibi irene yang sedang pulang kampung karena ibunya sedng skit parah, lalu ayah dan saudara nya? Tentu mereka tidak tau

Kreek

Pintu terbuka, menampakan seongmin dengan wajah pucat nya itu, ia kemudian segera menuju ke dalam kamar nya

"ohhh, dari mana aja lo seenak nya keluar masuk rumah gw, lo pikir ini penginapan? "

"eh seongmin anu hyung.."

Seongmin gelisah saat ini karena tatapan yang di berikan kaka nya itu

"hengg ini kalo ayah sampai tau pasti menarik" taeyoung pun tersenyum evil ke arah seongmin

"jangan tae hyung.. "

Seongmin kemudian berlutut kemudian memegang kedua kaki taeyoung itu, langsung saja taeyoung pun menendang sampai seongmin terjungkal

"aakhh"

Seongmin meringis saat menahan tubuh nya agar tidak terbentur lantau dengan kedua siku nya

"ada apa ini ribut ribut? "Ucap Hyeongjun turun dari kamar nya

"kau lihat saja hyung" taeyoung menunjuk ke arah seongmin yang sedang duduk di lantai smbil menundukan kepalanya ketakutan

Hyeongjun mendekat ke arah seongmin kemudian mencengkeram dagu seongmin dengan tangan kirinya, otomatis membuat seongmin melihat ke arah hyeongjun

"kau tau, selain pembunuh kau itu menyusahkan, semua orang menanyakan mu bodoh, kau harus di beri pelajaran anak pungut"

Hyeongjun kemudian menyeret seongmin ke arah kamar mandi, sedangkan taeyoung tersenyum senang

"maafkan aku hyung, ku mohon hikss"

"diam kau, dasar cengeng"

Hyeongjun lalu mendorong seongmin sampai teduduk di pojok kamar mandi, sampai kepala nya berdarah akibat mengenai kran air, darah itu terus mengalir tanpa sepengetahuan hyeongjun

"ini hukuman akibat kau membuat masalah"

Byurrrr

"ini hukuman untuk kematian bunda"

Byurr

"ini hukuman karena sudah mengotori tangan ku menyentuh mu"

Byurr

Hyeongjun lalu keluar dan mengunci seongmin di dalam kamar mandi itu dengan keadaan basah kuyup

"tuhan kenapa kau tidak mempercepat kematian ku, aku lelah tuhan"

Sedetik kemudian semua nya menjadi gelap dan dia tidak sadarkan diri

Sedangkan di luar sana

"hyung, apa kau tidak keterlaluan? "

"hukuman itu setimpal dengan kesalahan nya, bahkan kematian nya saja belum cukup"

Hyeongjun pun berlalu meninggalkan taeyoung yang masih berdiri tidak percaya dengan semua kejadian tadi, hyung nya yang di anggap masih polos itu ternyata memiliki sifat yang bertolak belakang

Taeyoung pun menyusul ke kamar karena sampai detik ini egonya mengalahkan rasa iba terhadap adiknya itu.

Malam pun tiba, seongmin terbangun dari pingsannya merasakan pusing, dia pun memegang kepalanya,

"darah"

Seongmin pun tersenyum kecut dan kemudian membersihkannya, dia melepas kaus yang dia gunakan kemudian merobek nya dan mengikatkan ke kepalanya untuk menghentikan darah yang keluar, walau tidak sederas tadi

Terhitung sudah 4 jam dia di dalam kamar mandi masih belum ada tanda tanda yang akan membukakan pintu, walaupun ia berteriak pun tak ada yang perduli

Tiba tiba hawa dingin menusuk badan nya, seongmin pun menggigil memeluk tubuh nya yang terbungkus kaos dalam saja yang mulai mengering

Duk duk duk

"hyung maafin seongmin, hyung keluarkan seongmin hiks"

Seongmin sudah mulai kelelahan matanya mulai sayu nafasnya terasa berat

"tuhan jika ini adalah akhir dari kisahku, ku mohon pertemukan aku dengan bunda di surga"

tiba tiba terdengar seseorang yang membukakan pintu, saat pintu terbuka menampilkan seseorang yang  terkejut melihat keadaan seongmin

"astaga"

"hyu....unng ses.... "

Belum sempat meneruskan kalimatnya seongmin pun pingsan untuk yang kedua kalinya, dengan darah yang mengalir dari hidung bangirnya itu

"astaga saeng, apa yang terjadi?"

Segera mungkin dia membawa seongmin ke kamar, tak perduli dengan rasa lelahnya karena baru pulang bekerja, terlihat dari pakaian nya.

Serim tak henti hentinya merapalkan do'a untuk keselamatan seongmin

"tuhan, apa yang sebenarnya terjadi kepadanya, maafkan hyung saeng, bertahanlah"

Dia terus menggenggam kedua tangan seongmin yang dingin, untung saja di rumah tersedia tabung oksigen dan infus, tanpa basa basi lagi dia pun memasangnya alat itu ke seongmin

Nafas seongmin kembali normal namun tidak dengan suhu tubuhnya yang masih dingin walau sudah di selimuti dan di ganti pakaian

Ingatannya kembali kepada sebotol obat yang terdapat di dalam saku celana seongmin, serim membeku

"tak mungkinkan dia..  Hikss"

Serim terus saja menggengam sebotol obat itu dengan erat dan menyimpan nya ke saku baju yang dia pakai, dia akan menanyakan pasal obat itu besok kepada sahabatnya.




TELL ME WHY || AHN SEONGMIN Where stories live. Discover now