6

749 133 14
                                    

Seongmin merasakan kesemutan di tangannya dan terasa berat, mata sayu nya mulai membuka saat cahaya matahari menyilaukan retina matanya melalui celah jendela kamar miliknya

Kedua matanya tertuju pada seseosok pemuda yang sedang menggenggam tangannya yang tertusuk jarum infus

Dilihatnya alarm menunjukan pukul 06:30, heol setengah jam lagi bel sekolah akan berbunyi jika dia tidak segera bersiap maka akan terlambat cukup dengan 3 hari dia membolos, tak membayangkan jika dia akan menerima beribu pertanyaan dri guru guru

Disisi lain dia tidak ingin membangunkan hyungnya itu yang terlihat sangat kelelahan, seongmin pun mulai bergerak melepaskan tangan serim

"ehhh, kau udah bangun? "

"eh i.. Iya, apa aku mengganggu hyung? " cicit seongmin, terlihat wajahnya berubah pucat takut takut jika serim akan memarahi nya

"tidak, emm" serim memegang dahi seongmin dengan punggung tangannya

"syukurlah demam nya sudah turun, apa ada yang sakit?"

Seongmin hanya membalas dengan gelengan dia terlalu takut untuk menjawab, bahkan untuk melihat wajah serim saja dia takut

Serim merasa terhenyak melihat tingkah seongmin yang sepertinya tengah sedang ketakutan itu

"apa yang terjadi emm, seongie bisa cerita dengan hyung" serim mengelus puncak kepala adik nya dengan lembut

Seongmin kemudian mendangak melihat wajah serim, dia terkejut karena serim menyebut nama panggilan nya bukan dengan sebutan "anak pungut"

seongmin merasa senang sangat senang bahkan saking senangnya dia ingin sekali memeluk hyung nya itu, namun

"aku tidak papa hyung"

Jawab seongmin dengan nada dingin, dia tidak ingin terlena dia takut ini akal akalan hyungnya membaiki nya namun setelah itu menghempaskan nya

"seongie ya, maafkan hyung"

Seongmin mengalihkan pandangannya ke arah jendela kamarnya, dengan tirai yang sedikit terbuka

"hyung tau hyung salah, hyung minta maaf, hyung tau hyung adalah hyung yang jahat, hyung mohon tolong maafkan hyung, seongie mau kan maafin hyung"

Air mata serim tak dapat lagi terbendung, lolos tanpa izin sedikit pun, seongmin tidak menjawab dia hanya terlalu takut

Plak

Plak

Plak

"pukul hyung, jika hal itu bisa jadi cara untuk memaafkan hyung"
Serim menampar nampah wajahnya

Seongmin segera memegang tangan serim sambil menggeleng

"cukup hyung, hyung ga perlu minta maaf, seharusnya seongie yang minta maaf sama hyung"

Seongmin nangis, serim kemudian membawanya kedalam pelukannya

"hyung janji akan selalu melindungimu mulai detik ini"

🍂🍂🍂

Hyeongjun dn taeyoung turun dari tangga, menuju ke meja makan, namun di lihatnya kosong, dia lupa jika bibi irene sedang izin cuti

"hyung, apa kita tidak sarapan? "

"sebentar"

Hyeongjun melangkah ke arah kamar seongmin, kemudian membukanya dengan keras

"hooo, heh anak pungut bukannya lo bikin sarapan malah asik tiduran, lo tu ga tau malu ya, udah numpang disini malah males malesan"

Seongmin terkejut saat hyeongjun masuk kamarnya dengan anarkis

"maafin seongmin hyung"

"maaf maaf, lo tu ya sudah bikin susah disini, lo nyadar ga Hah?"

Seongmin hanya bisa menunduk saat hyeongjun membentaknya dia tak berani menatap wajah hyeongjun

"lo tu punya telinga kan, sekarang dengerin apa yang gue omongin, LO TU CUMA SAMPAH YANG DI PUNGUT DI JALAN, kalo aja bukan karena bunda gue yakin lo bakal di kembalikan ke jalan, jadi lo jangan seenak nya di rumah ini, inget"

Hyeongjun menekan setiap perkataannya yang membuat seongmin semakin terisak

Hyeongjun menghampiri dan kemudian mencabut paksa infus di tangan seongmin

Sreeekk

"Akhhhh" seongmin menjerit tertahan saat jarum infus itu di cabut paksa dari pergelangan tangannya, darah segar pun keluar dari bekas jarum itu tertancap

"ini akal akalan lo kan pura pura sakit, biar semua jadi perduli sama lo? Tapi sayangnya gue tidak semudah itu percaya sama lo"

"hyeongjun"

Serim Masuk kamar di ikuti dengan taeyoung di belakang nya dengan ekspresi kebingungan

"apa yang kau lakukan? Dia sedang sakit jun"

"alahh hyung palingan cuma akal akalan dia aja, sebenarnya dia itu cuma ingin perhatian dari kita, dasar anak pungut"

BUUGGG

serim memukul wajah hyeongjun sampai terjatih, sedikit darah keluar ujung bibir hyeongjun yang kemudian di sekanya

"bahkan hyung sekarang berani memukul ku?"

Hyeongjun berdiri kemudia keluar setelah mengatakan kalimat tersebut, taeyoung yang bingung dengan situasi ini kemudian menyusul hyeongjun

"hyung tega, tae kecewa sama hyung" ucap taeyoung sebelum pergi menyusul hyeongjun

Serim mematung, terlihat buku jarinya mengeras kemudian dia mengacak acak rambutnya, padahal baru selesai mandi.

"h.. Hyung"

"astaga seongie, tanganmu, kenapa bisa begini? "

"hiks sakit hyung"

"tunggu sebentar, hyung akan kembali"

Serim kemudian lari keluar kamar seongmin untuk mengambil obat merah dan perban di kamarnya.

TELL ME WHY || AHN SEONGMIN Where stories live. Discover now