19

663 99 49
                                    










Biiiiiiibbbbbbb

Suara itu terdengar kala Allen memasuki ruangan seongmin, di lihat nya ada beberapa makhluk yang sedang tertidur dengan nyenyak sampai sampai tak menyadari apa yang sedang terjadi saat ini

Dilihatnya tangan seongmin yang masih ada di genggaman Hyeongjun, bergerak dengan lemah, matanya nya mulai membuka dan sedikit mengeluarkan air mata, tiba tiba

"Aargggghhh"

Taeyoung menjerit kesakitan, entah itu nyata atau mimpi. Allen bingung dengan situasi ini dan segera memeriksa keadaan seongmin. Ternyata bunyi "bip" panjang itu berasal dari alarm wonjin karena waktu menunjukan pukul 05:00 dini hari

Allen sangat shock ia berfikir itu suara mesin anestesi yang terpasang pada tubuh seongmin, Allen tersenyum melihat seongmin yang berusaha membuka mata dan menyeimbangkan cahaya yang masuk ke dalam retina nya

Sayup sayup suara seongmin terdengar dengan pelan, meminta untuk di lepaskan nya nassal caluna yang bertengger apik di hidung bangir nya

"Oh Tuhan aku kira aku bakal kehilangan dia"

Allen kemudian mengambil ponsel wonjin dan mematikan alarm tersebut, sebelum seluruh makhluk yang tengah tertidur itu terbangun dari alam mimpi

"apa ada yang sakit? "

Allen bertanya dengan seongmin yang di balasi dengan gelengan, tapi ia merasa sesak karena kepala hyeongjun berada menindih dadanya nyerempet ke tenggorokan hampir saja seongmin tidak tercekik

Allen yang menyadari kemudian dengan tenaganya memindahkan hyeongjun ke sofa di pojok dekat pintu, tak ada pergerakan sama sekali dari hyeongjun yang menandakan bahwa ia benar benar sangat nyenyak

Kemudian Allen mendudukan bokong nya di tempat hyeongjun tadi

"ssshhh panas"

Allen ngedumel karena kursi yang di duduki hyeongjun untuk tidur terasa panas, namun Allen tetap menyamankan dudil nya dan kembali memeriksa keadaan seongmin

"kau harus banyak istirahat, ini masih terlalu pagi" Seongmin hanya menggeleng

"hyung, mengapa aku ada disini? Ponselku mana hyung, aku harus segera pergi"

"seongmin?"

Allen menghentikan pergerakan seongmin yang hendak melepaskan selang selang dan alat yang menempel pada tangannya

"hyung, ayah dalam bahaya. Aku harus segera pergi"

"seongmin?"

Seongmin hanya menengok ke arah Allen yang menatapnya dengan serius

"kau tidak ingat kejadian kemarin? "

"hyung bicara apa sih, tentu saja aku a-aku akuuuu.... "

Ngiiinggg

Dengingan di telinganya terdengar, seongmin memegang kepalanya dengan kuat, Allen kebingungan

"tidakk hyung, ampuun seongmin bukan pembunuhh"

Seongmin menggelengkan kepalanya, memory saat dirinya di siksa dulu berputar bagai kaset rusak, ingatan yang random membuat nya merasakan begitu sakit di kepalanya

"heyy seongmin sadarlah"

Allen mengguncang guncang tubuh seongmin, dan ajaib seongmin tidak merasakan lagi sakit di kepalanya

"hyung, a-aku kenapa?"

"kau baik baik saja?"

"iya, aku baik baik saja hyung, mengapa aku disini? "

"seongmin kau benar benar tidak ingat? "

"oh hyung, aku harus pulang. Aku harus segera menyiapkan sarapan untuk...

Seongmin mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, matanya mendapati 4 orang yang ia kenal kini tengah tertidur nyenyak

..... Mereka kenapa bisa disini hyung, bukannya aku sudah mengatakan jangan ada yang tau tentang ini? "

Allen diam tak menjawab pertanyaan seongmin, yang terlihat serius itu

"hyung, ayo lepaskan ini semua, cepat hyung aku harus pergi, ayah ku sedang dalam bahaya"

"seongmin? Sekarang hari apa?"

"Astaga hyung, kau ini lupa atau gimana jelas jelaskan ini minggu, memang nya kenapa"

Allen hanya tersenyum kecut setelah mendengarkan jawaban seongmin, ia yakin bahwa ada yang tidak beres dengan seongmin

"ahh tidak papa, sebaiknya kau istirahat saja ini masih terlalu pagi"

"tap___"

"tak ada penolakan"

Seongmin menggerutu namun mengangguki nya, kemudian matanya terpejam, melupakan tentang 4 orang yang ada di ruangan itu yang masih terlelap

Allen segera keluar dari ruangan tersebut dan segera menuju ruangannya untuk beristirahat, namun ingatannya fokus kepada kejadian yang lalu

🍂🍂🍂🍂

Minhee terbangun dan meregangkan ototnya yang terasa kaku, dilihatnya wonjin yang tertidur sambil memeluknya, seketika minhee mendorong tubuh wonjin hingga terjungkal, suara gadung itu membangunkan 2 sosok anh bersaudara

"Mengapa sih ribut banget, kalian ganggu waktu tidurku, hoaaaammm"

Hyeongjun masih belum tersadar seutuhnya dan kembali merebahkan tubuhnya di sofa empuk itu yang berlapis kain bulu bulu, terasa sangat lembut membuatnya enggan meninggalkan sofa tersebut

Lain hal nya dengan taeyoung, matanya masih mengerjap lucu berusaha untuk mencari kesadaran, sesekali menguap dengan estetik, matanya menoleh ke arah seongmin yang masih terlelap

"kapan sih kamu bangun?"

Pertanyaan itu keluar dari mulut taeyoung yang sudah memposisikan duduk nya sejajar dengan seongmin, 2 makhluk yang sedang bertengkar itu menoleh ke asal suara, dan baru menyadari bahwa mereka berada di ruang rawat seongmin

Wonjin dan minhee sudah menghentikan acara debat nya tadi, dan bergerak untuk melihat seongmin, bersyukur infus wonjin sudah di lepas oleh Allen tadi sebelum keluar

"Seongmin ahh, bangun lah ini sudah pagi, apa lo ga kangen sama gue, cowo ganteng se SMK Bintang"

"diem lo, mulut lo bau jigong mana mau seongmin bangun" Ucap wonjin yang di hadiahi satu tamparan halus di tangannya oleh Minhee

"seongmin, ayo bangun ini udah pagi. Mari ke sekolah sama sama"

Tak ada respon dari seongmin, hanya terdengar suara denyut jantung seongmin dari mesin alat anestesi itu

"seongmin, kau tau jika jiwa kita ini saling terhubung, aku bahkan baru menyadari nya. Aku pun merasakan sakit saat kau kesakitan, aku akan merasa sedih saat kau juga sedih, aku juga akan merasa bahagia jika kau bahagia. Tapi apa kau tidak merasakan hal itu?. Kata orang jika saudara kembar sakit maka mereka akan sakit bersama tapi mengapa kau tak membagi nya kepadaku? Kau jahat, seharusnya biar aku saja yang menanggung sakitnya, hiksss kenapa harus kau seongie-ya, cepatlah bangun kami semua sangat merindukan mu, kau dengar aku kan?"

Mata seongmin terbuka dengan lebar, melihat ke arah taeyoung yang sedang menangis, tangan seongmin menghapus air mata taeyoung namun tak di sadari oleh taeyoung

Wonjin segera menekan tombol merah di sebelah brangkar seongmin























Huaaaaa, ga tau ngetik apaan ini, maaf ya capter nya ga jelas, alur yang lambat. Sebenar nya Pengen cepet" end kan ini book tapi, ga tau end nya gimana mungkin 1 atau 2 chap lagi end atau bahkan nambah jadi 10 chap lagi, tapi ntar kalian nya bosen

Ya udahlah cukup sekian terima seongmin jadi suwami. Byeeee muaaahhhh 😘

NAJIS AUTHOR - READERS

TELL ME WHY || AHN SEONGMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang