13

734 118 28
                                    



"s-seongmin, k-kenapa??"

Irene mebalikan badannya saat seongmin meriaki nya, namun sekejap di depan matanya peluru itu telah menembus perut milik seongmin

Jaehyun tak bergeming, sangat shock mendapati anak nya itu terkena tembakan salah satu milik polisi, begitu pula hyeongjun, serim dan taeyoung yang telah memasuki gedung tersebut

"SEONGMIIIIINNNN, KENAPA KAU LAKUKAN INI NAK? KENAPA KAU MALAH MENOLONG BIBI? "

"m-ma-af bii, seongie sa-yanghhh kali-aaaanhh"

Seongmin memejamkan matanya, sambil memegangi perut nya yang kini mengeluarkan banyak cairan merah kental itu

"angkat tangan"

Polisi kemudian menangkap irene dan beberapa anak buahnya yang belum sempat melarikan diri

"tidaakkk lepaskan akuu, seongiee yaa maaf kan bibi hikss"

"Cepat bawa seongmin ke ambulan"

Serim kemudian berteriak, taeyoung dan hyeongjun beserta para medis mengangkat badan seongmin yang mulai melemahh

Polisi kemudian membawa irene dan anak buahnya ke kantor untuk di mintai keterangan mengenai kejadian ini, irene di tetapkan sebagai tersangka atas penganiayaan dan perampasan

Jaehyun yang sudah tak kuat lagi, kini tergeletak pingsan tak berdaya, serim yang menyadari itu kemudian mengangkat tubuh ayahnya yang sangat memprihatinkan di bantu beberapa aparat kepolisian

Tubuh Seongmin sudah di letakkan di brangkar ambulan, kemudian di beri pertolongan pertama dengan memberikan oksigen dan menghentikan pendarahan

"seongie yaa, maafkan hyung sudah jahat sama lo, hyung nyesel udah siksa lo selama ini, hyung emang bodoh, gue mohon bertahanlah gue mau ucapin langsung ke elo saat lo udah sadar"

Hyeongjun terus menangis, tangannya tak henti menggenggam tangan seongmin yang lemah itu. Taeyoung hanya bisa menepuk nepuk pundak hyeongjun untuk menenangkan

"bukan hyung aja, youngie juga pengen minta maaf sama seongmin, youngie ga pantes jadi saudara seongmin"

"gue ga tau tae-ah, kalo seongmin sodara kembar lo, gue lebih ga pantes jadi hyung nya"

"a-apa maksud hyung?"

Taeyoung melongo menghadap ke arah Hyeongjun, menatap tak percaya bahwa fakta itu ia ketahui sekarang

"seongmin adalah adik kembar lo tae-ah, h-hyung hiksss baru tau saat sebelum penembakan itu, dan juga yang bunuh bunda bukan seongminhhh hiiiksss t-tapi bibi irene "

Taeyoung terdiam membeku, mencoba untuk mencerna semua perkataan hyung nya itu, runtuh pertahanan taeyoung

Taeyoung yang di anggap tak pernah menangis namun saat ini ia tak dapat menahan tangisan nya, perasaan nya campur aduk rasa bersalah yang mendalam semakin membuatnya tak karuan

"kenapa semua terbongkar saat sudah seperti ini hyung? "

"mungkin ini adalah balasan kita karena udah nyiksa seongmin hikss"

Setelah beberapa menit kemudian, ambulan yang mereka tumpangi sampai di rumah sakit di ikuti dengan mobil serim

"tolongg ayah saya suster"

Serim histeris, melihat kedua orang yang ia sayangi kini berbaring di ranjang rumah sakit

"Mohon maaf, anda tidak boleh masuk karena pasien akan segera di periska, mohon tunggu di luar"

Dokter itu kemudian masuk kedalam ruang UGD guna memeriksa keadaan jaehyun, sedangkan seongmin sudah masuk terlebih dahulu

Serim mengusap kasar wajah nya dengan mata memerah, rasanya ia ingin sekali menghempaskan badannya dari ketinggian, terlalu berat ujian yang ia terima, bahkan saat bundanya meninggal ia tak menangis

"hyung, bagaimana ayah? "

Taeyoung mendudukan diri nya di sebelah serim di ikuti oleh hyeongjun

"hyung tidak tau, dokter itu melarang hyung masuk, padahal hyung juga dokter disini"

Serim mencebikan bibirnya kesal, ya memang dia dokter di rumah sakit ini namun sedang masa cuti jadi ia tidak di perbolehkan untuk bertugas

Beberapa saat kemudian dokter yang memeriksa seongmin keluar, serim hafal betul siapa orang itu. Serim berlari tergesa gesa kearah sosok itu

"len, gimana keadaan adek gue? "

"lu tenang dulu ya, gue ada berita bagus dan buruk, lo mau denger yang mana dulu? "

"berita bagus"

"oke, keadaan adek lo sekarang udah lewat dari masa krisis, gue sama tim tadi hampir saja kehilangan dia, namun syukurlah dia bertahan"

"lalu berita buruk nya? "

"dan mengenai penyakitnya, lo tau kan serim?"

Serim yang di tanya hanya mengangguk lemah, lain hal nya dengan taeyoung dan hyeongjun yang terkejut

"p-penyakit? Sakit apa dia hyung"

Kali ini taeyoung yang bertanya, dengan memasang wajah yang sulit di tebak

"iya dia sakit"

Serim menundukan kepalanya tak sanggup untuk mengatakan kenyataan ini kepada kedua adik nya

"ahh itu.... "

"kanker otak stadium 4"

Sebelum serim menjawab, Allen terlebih dahulu menjawab pertanyaan taeyoung

"hyung bohong kan? "

"tidak tae-ah, seongmin pasien hyung dulu"

"sudah berapa lama hyung dia kesini?"

"sudah sekitar 1 bulan, namun sudah hampir beberapa hari dia tak ada cek atau mengambil obatnya lagi"

"dengan siapa hyung dia kesini?"

"dia sering datang bersama bibi irene"

"apa penyebabnya hyung?"

"kalo itu, setelah melakukan beberapa pemeriksaan dan scan, hyung menemukan ada benjolan di dalam kepalanya seperti benturan keras, awalnya hyung kira hanya benjolan biasa namun itu sel kanker ganas"

"emmhh ya, dimana bibi irene?"

"di tangkap, dan kejadian semua ini terjadi saat seongmin hendak menyelamatkan ayah dari penculikan yang dilakukan oleh bibi, namun saat semua sudah bibi dapatkan dan akan pergi seongmin menyelamatkan bibi dari tembakan polisi yang taeyoung hubungi sebelum nya atas permintaan ku"

"hiksss seandainya aku tak menyuruh taeyoung membawa polisi kesana, mungkin seongmin akan baik baik saja, seandinya aku tak menyiksa dia dia tak akan seperti ini hiksss"

Lain dengan taeyoung yang sibuk bertanya, hyeongjun kini sudah terduduk lemas di bawah sambil menangis, meracau menyesali semua perbuatannya yang membahayakan seongmin

"oh ya serim, seongmin harus segera di operasi guna pengangkatan peluru yang masih bersarang di perut nya, apa lo mau ikut gue ke ruang operasi? "

Serim tak bergeming, dan hanya mengiyakan ajakan allen dengan mengangguk
















Maaf ya ngebosenin soal nya yang aku ketik itu semua murni terlintas di pikiranku, maaf ya kalo ngga ngefeel

TELL ME WHY || AHN SEONGMIN Where stories live. Discover now