9

657 128 6
                                    

"apa gue keterlaluan young? "

Hyeongjun bertanya kepada taeyoung dengan suara yang lirih, yang di tanya hanya diam dan menatap nanar kearah pintu kamar seongmin yang sudah tertutup rapat

"engga ini pasti bohong, dia pasti sudah merencanakan ini"

Monolog Hyeongjun, kemudian melempar segumpal rambut di tangannya itu ke lantai, lalu pergi ke kamar nya

Sedangkan sekarang di dalam kamar seongmin sedang menangis, menghiraukan luka di tubuhnya

"untuk apa aku hidup jika terus menderita seperti ini Tuhan? Dosa apa yang telah aku lakukan dulu? mengapa kau menghukum ku terus? Mengapa tidak kau ambil saja nyawaku? Apa kau juga menuduhku atas kematian ibu ku?"

Seongmin berjalan menuju laci, mengambil sebuah benda yang telah lama ia simpan, benda itulah yang menjadi teman nya setelah kejadian penyiksaan yang dia alami

Sreett

"aakhh"

Sreet

"akkhss"

Sreet

"akhhs hiks"

Katakan bahwa dia lemah, apa haram hukum nya seorang pria menanis? Tidak kan? Jangan anggap hanya wanita saja yang boleh menangis, pria juga memiliki air mata bukan?

Ya memang pria terkadang di tuntut untuk selalu kuat, tak tau kah bahwa pria juga punya titik lemah?

Tiga sayatan di tangannya itu mengeluarkan cairan merah pekat segar, ya benar seongmin menggores tangan nya dengan sebuah benda kecil namun tajam itu

Sudah lama dia lakukan, kau tau apa tujuan nya? Menghilangkan sakit, cara ini ia lakukan. Tidak kah itu menyakitkan saat tangan mu tergores benda tajam? Namun tidak dengan seongmin, goresan itu menjadi obat luka yang dia alami

Seongmin dengan tertatih menuju kamar mandi yang terletak di sebelah dapur, yaa artinya dia keluar dari kamar nya

Taeyoung yang masih kukuh berdiri tegak di tempat tadi, memperhatikan seongmin yang berjalan sambil memegang dinding sebagai tumpuan nya menuju kamar mandi

Taeyoung hendak memanggil adik nya, namun pintu itu sudah tertutup rapat, ayolah taeyoung bukan nya kau sudah membuang dan tak menganggapnya adik?

"apa sekarang baru ku sadari, bahwa perlakuan yang ia terima sangat keterlaluan?"

"apa benar yang di katakan wonjin jika seongmin tak mungkin membunuh bunda? "

"mengapa aku merasa seperti akan kehilangan? "

Banyak pertanyaan yang bekeliling di benak nya, dia terlalu takut untuk sekedar meminta maaf atau bahkan hanya sekedar menyapa pun ia tak mampu.

Seongmin masuk ke dalam bathup yang sudah di penuhi dengan air, air dingin itu menyentuh kulit nya, dia mulai meringis saat air mulai masuk ke sela sela luka nya.

"mungkin mati pun tak akan ada yang perduli"

Tubuhnya sepenuhnya masuk ke dalam bathup, namun tiba tiba dia ingat akan sesuatu, Nafasnya mulai memburu

Tok tok tok

"seongie yaa buka pintunya, apa kau di dalam? Ini hyung, seongie apa kau baik baik saja"

Serim terus menggedor pintu kamar mandi itu, saat hendak mendobrak pintu yang tak bersalah itu, namun pintu itu sudah terbuka besamaan dengan keluarnya seseorang yang dia khawatirkan

"ada apa hyung? "

Greepp

"maafkan hyung seongie ya, maafkan hyung, hyung memang hyung yang jahat, tak pantas menjadi hyung"

"h-hyung sesak"

Serim kemudian melepaskan pelukannya, dan memegang bahu seongmin, menatap kedua manik cantiknya itu

"hyung aku tidak apa apa,  aku baru selesai mandi"

"seongie ya hikss, hyung takut kehilangan mu, hyung belum sempat menebus kesalahan hyung"

"hyung kau sud.... "

"maafkan hyung karena tak menyadari nya seongie, mengapa kau tak pernah bilang dengan hyung, hyung tak pantas menjadi dokter"

"maksud hyung? "

"kau tak perlu menutupi nya semua dengan hyung, hyung tau kau sakit hyung tau, maafkan hyung yang bodoh ini, jujur sama hyung sudah berapa lama? "

"ehh ituu"

Seongmin hanya menunduk tak berani menjawab, rahasia nya sudah dia tutup rapat akhirnya terbongkar

"kau harus berobat mulai sekarang"

"t-tidak perlu hyung"
Seongmin menjawab pelan, serim yang mendengar itu mulai memanas matanya

"apa seburuk itu hyung, seongie? Apa kau tak menyayangi hyung, ayah, tae hyung, jun hyung? "

"seongie sayang kalian semua"

"lalu kenapa kau tak mau berobat seongie ya?? "

"Untuk apa aku sembuh hyung, untuk apa? Jika kalian hanya menyiksa ku menuduhku terus atas kematian bunda? Untuk apa hyung, biarkan aku menyusul bunda, untuk apa aku menyayangi kalian tapi kalian saja tak pernah menyayangi ku"

"tidak seongie ya, hyung sayang sama seongie"

"tidak hyung, kau hanya kasian dengan ku kau tak pernah menyayangi ku"

Seongmin segera masuk kamar dan menutupnya dengan keras, serim hanya diam membatu di tempat, sedangkan ditempat lain ada seseorang yang memperhatikan percekcokan tersebut

"seongmin sakit apa? "





















Selamat cravity dan luvityKalian luar biasa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat cravity dan luvity
Kalian luar biasa




TELL ME WHY || AHN SEONGMIN Where stories live. Discover now