10

700 118 22
                                    

Seongmin merebahkan tubuhnya di atas kasur, memejamkan mata mencoba untuk meredakan rasa sakit,  di hati dan di kepalanya

Lagi lagi cairan merah kental itu keluar dri hidung bangirnya, seongmin pun mengambil tissue di atas nakas dan mengelapkan ke hidung nya

"bahkan Tuhan saja menginginkan kematian ku"

Seongmin bergumam, sesekali meringis karena sakit di kepalanya tak kunjung reda, dia pun teringat sesuatu

Seongmin bangun dan turun dari kasurnya, berjalan menuju meja belajar di pojok dengan tertatih

Srekk

Srekk

Sreek

"dimana obat ku?"

"Astaga dimana aku menyimpannya"

Seongmin bertanya entah dengan siapa, nyatanya dia bertanya dengan angin yang masuk dari sela sela jendela yang mulai rapuh, apa kalian ingat bahwa kamar yang di tempati seongmin dulunya bekas gudang? Ya begitulah keadaannya

Terkadang banyak sekali hewan yang tidak sopan itu masuk kedalam kamar nya, tapi seongmin sama sekali tidak takut bahkan tidak perduli

Saat sedang sibuk mencari obat nya, ponsel nya bergetar, dia pun menghentikan kegiatan nya guna mengangkat telpon

"hallo"

"kau tidak lupa kan? Cepat datang sekarang atau nyawa ayah mu terancam, ingat jangan ada tau tentang ini"

"ya! Anda siapa?"

Tuutttt

"hallo, hallo.. Bitchh siall"

Seongmin berdecih saat sambungan telpon putus sepihak oleh pelaku, raut wajah nya memerah tangannya mengepal, seakan tau suara siapa yang sedang menelpon nya itu

Seongmin segera bersiap siap untuk pergi kesana, awalnya dia ingin memberitahu hyung nya masalah ini, namun ia urungkan mengingat kejadin tadi dan juga peringatan seseorang yang menelpon nya

Seongmin sangat menyayangi keluarga nya, jadi apapun akan dia lakukan termasuk mempertaruhkan nyawanya

Bocah berumur 15 tahun itu sudah siap untuk pergi, dengan memakai jaket dan topi hitam kesayangannya hadiah ultah nya tahun lalu dari bunda

"bunda, bantu seongmin menyelamatkan ayah"

Seongmin pun keluar dari kamar dengan cara mengendap endap, saat di rasa sudah aman ia pun bergegas keluar melalui pintu belakang

Perlu waktu 1 setengah jam untuk menuju tempat itu dengan berjalan kaki, karena ia tak mau menyianyiakan waktu akhirnya ia pun memilih menaiki sebuah taxi dengan sisa uang tabungannya

Sekitar kurang lebih 15 menit, ia pun sudah sampai di tempat tersebut, tempat dimana menjadi saksi bisu saat dirinya di ambil dan di adopsi menjadi keluarga jung

Seongmin bejalan menuju ke sebuah gudang yang sudah lama tak terpakai, dengan hati hati agar tak terdengar suara, dia berencana melepaskan ayahnya diam diam

Namun saat ia mulai memasuki gudang tersebut dia mendengar suara seorang wanita samar samar, dia pun mendekati arah suara tersebut 

Seongmin tertegun, tak percaya apa yang di lihat nya sekarang, sosok pria yang dia sayangi itu sedang di pukul dan di ikat bahkan wajahnya sudah tak berbentuk

"LEPASKAN AYAH KU"

"cukup!!! Hentikan"

Wanita itu menyuruh anak buahnya untuk berhenti menyiksa jaehyun, wanita itu menengok kearah seongmin dengan senyuman miring

"wah wah wah, akhirnya kau datang juga, aku kira kau tak akan datang kesini"

DEG

seongmin terkejut untuk yang kedua kalinya, air matanya lolos keluar begitu saja, bahkan lidah nya terasa kelu untuk mengungkapkan isi hatinya saat ini

"b-bibi? Hikss"

"iya sayang ini bibi, sudah jangan nangis ya, bibi hanya sedikit memberi pelajaran kepada ayah mu yang brengsek ini hmm? "

"bibi jahat, kau bukan bibi yang ku kenal kau wanita ibliss"

"ck ck ck, bukan kah yang iblis sebenarnya adalah pria itu? Yang tega menganiayamu dan yang kau sebut dengan ayah? Seharusnya kau berterima kasih dengan ku sayang"

"TIDAKK!!! LEPASKAN TANGAN MU DARI WAJAHKU WANITA IBLIS"

seongmin menepis tangan irene yang memegang pipinya dengan lembut

Plakkk

Satu tamparan itu melayang dan mengenai pipi mulus seongmin, seongmin hanya bisa terisak

"kau lihat itu jaehyun, anak yang selama ini kau siksa membelamu?"

"APA MAU MU HAH???"

Kali ini seongmin meninggikan suara nya jauh lebih keras dari sebelum nya, kedua tangannya mengepal terlihat buku buku jarinya nampak, raut wajah nya dipenuhi oleh emosi yang membuncah

Irene berjalan mendekati seongmin dengan tersenyum

"bawakan brangkas itu"

Irene menyuruh anak buahnya untuk mengambilkan sebuah brangkas yang terdapat di sebelah jaehyun tersebut

"ini nyonya"

"cepat buka brangkas ini seongie sayang"

Seongmin hanya diam, seongmin bingung dengan kejadian ini, mengapa dia harus membuka brangkas, ia bingung sangat bingung

"Kau tak akan pernah bisa membuka itu irene"

Suara jaehyun kini terdengar, irene menengok dan menyunggingkan senyum jahat nya

"mengapa aku tak bisa? Hahahahah"

Irene tertawa dengan keras, melihat ke arah jaehyun

"kau bodoh atau gimana jaehyunie sayang?"

Irene kini berjalan ke arah jaehyun sambil tertawa tak henti hentinya

"ikat bocah itu"

"DASAR WANITA GILA"

"yaa aku memang gila, itu semua karena kau, andai saja kau tak menikah dengan dia, ini pasti tak akan pernah terjadi"

"kau tau jaehyun, aku sangat sakit saat itu kau malam memilih menikah dengan sahabatku, ahahahahaha dan iya asal kau tau AKU LAH YANG TELAH MEMBUNUH ISTRI KESAYANGANMU ITU DAN SIAL NYA DIA ADALAH SAHABAT ku"

"aku memang gila hahahahahha, ini semua ku lakukan karena aku mencintai mu, dan kau tak pernah tau itu"

"tapi saat ini aku akan membalaskan sakit hati ku yang ku pendam selam 25 tahun ini"

"ciuhh, dasar iblis, apa mau mu? "

Jaehyun meludahi wajah irene, irene yang mendapat perlakuan tersebut lalu menampar jaehyun dengan kuat

"beraninya kau, akan ku buat kau menderita, dan iya apa kau melupakan sesuatu bahwa aku tau cara membuka brangkas itu? "

"anak itu sudah mati"

"Aku baru tau jika kau sebodoh ini, Jaehyun sayang"

TELL ME WHY || AHN SEONGMIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang