¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Hyunsuk melangkah kecil menyusuri koridor yang telah sepi. Pelajaran sudah berakhir tiga jam lalu. Kelas tambahan juga telah berakhir beberapa saat lalu. Namun dirinya baru mendapatkan niat untuk pulang sekarang, setelah menghabiskan waktu bersama keyboard di ruang musik.
"Masuk aja ke area gedung nya gapapa om, biasanya papa juga gitu." Hyunsuk terus melangkah dengan tangan yang menggenggam sebuah ponsel bermata tiga yang ditempelkan di telinga nya.
Baru beberapa saat langkahnya terhenti ketika matanya melihat sesosok laki-laki sedang menadahkan tangannya di bawah rintikan hujan. Laki-laki itu hanya berdiri di tepi koridor, seolah enggan untuk menerobos hujan yang cukup deras itu.
Hyunsuk tertawa kecil, meledek.
Ngelawan Hyunsuk aja berani, masa ngelawan hujan aja ga bisa, begitu pikirnya.
Hyunsuk baru teringat, Jihoon baru saja mengenakan seragam baru nya yang ia berikan siang tadi. Jika ia menerobos hujan sekarang, seragamnya akan basah dan tidak ada lagi seragam yang tersisa, sementara esok hari mereka masih harus mengenakan seragam itu.
Pemuda Choi itu menatap payung berwarna merah di tangan kirinya,
Haruskah?
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
"Choi, coba buka ig lo deh."
Hyunsuk melirik lelaki yang baru saja berujar itu melalui ekor matanya. Gelas berisi air yang sedang ia minum berhasil menutupi sebagian pandangannya membuatnya tak leluasa menatap sang sepupu yang kini menyandarkan punggung nya di kulkas.
"Kenapa?" Tanya Hyunsuk, bingung.
"Coba aja." Ujar Yeonjun sambil terbahak-bahak.
Hyunsuk mulai meraih ponselnya kemudian membuka satu aplikasi yang sudah banjir notifikasi sejak tadi, mengabaikan Yeonjun yang masih terbahak-bahak sampai bengek.
"Apaan dah?" Bingungnya. Pasalnya tampilan instagram nya biasa-biasa saja, tak ada yang lucu seperti yang membuat Yeonjun tertawa saat ini.
