Delapan Belas

17.1K 2.6K 818
                                    

"Halo, Pa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Halo, Pa?"

"Hyunsuk, Papa boleh minta tolong?" Suara berat itu terdengar menyahut dari seberang, keluar dari speaker handphone yang kini digenggam Hyunsuk.

"Boleh, minta tolong apa?"

"Kamu di rumah sendiri?"

"Tadi sih ada Bibi sama Om Jaehwan," Hyunsuk melangkahkan kakinya keluar dari kamar, menelisik setiap sudut rumah yang sepertinya kosong, "tapi kayaknya udah pada pulang. Yeonjun juga lagi nge-date sama pacarnya."

"Oh, yaudah. Gini, tadi papa ada kelupaan satu berkas, penting, habis ini mau dibawa meeting. Bisa tolong ambilin, dek?"

"Bisa bisa. Di ruang kerja Papa?" Kaki nya dibawa melangkah kearah salah satu ruangan dengan pintu berwarna hitam.

"Iya, masuk aja."

"Pa, pintunya di kunci."

"Oh iya Papa lupa. Masukin aja pin nya, tanggal pernikahan Papa sama Mama, inget ga?"

Pergerakan Hyunsuk yang baru ingin meraih gagang pintu tertahan sesaat, tubuhnya membeku begitu saja. Pikirannya otomatis memutar lagi saat-saat kebersamaan dengan sang Mama. Sebelum wanita yang melahirkannya itu pergi dari pelukan Papanya, bahkan dari dunia.

Tanpa sadar setitik kristal bening terjun bebas menyusuri pipinya. Sebuah sungai dengan aliran cukup deras tercipta di sana, karena teringat sang Mama yang sudah berpulang.

"Halo, Hyunsuk?"

Hyunsuk tersadar dari lamunannya, mengusap kasar air mata yang masih terus mengalir menggunakan lengan pakaiannya, "Iya, Pa?"

"Hayo inget ga tanggalnya?"

"Inget..." Tangannya langsung menekan enam digit angka yang sudah ia hapal di luar kepala, karena dulu ipad miliknya juga menggunakan pin yang sama.

Setelah pintu berhasil terbuka, pemuda Choi itu melangkah ke dalam ruangan bernuansa monokrom itu, mulai mencari barang yang diminta sang Papa.

"Di mana, Pa?" Tanyanya.

"Di atas meja kerja ada?"

Langkahnya tertuju ke sebuah meja putih yang diposisikan di tengah ruangan.

Matanya terpaku pada sebuah bingkai foto berukuran medium yang diletakkan di atas meja, menghadap kursi kerja milik Papa. Foto itu, foto keluarga yang diambil untuk terakhir kali sebelum anggota keluarga mereka berkurang satu.

Lagi-lagi air mata berhasil lolos dari pelupuk nya, teringat keluarga kecilnya yang kini sudah tak lengkap.

"Ada gak dek?"

Hyunsuk mengusap kasar air matanya untuk kedua kalinya. Menggerakkan bola berwarna putih dengan iris kecokelatan itu menyusuri meja, mencari barang yang dimaksud.

Enemate | HoonSuk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang