Tiga Puluh

13.7K 2.1K 272
                                    


Chapter ini aku dedikasikan untuk kalian semua yang udah kerja keras sampai saat ini buat selusin bujang. Aaaaa sayang banget sama teumeeee ToT mau pelukk teume satu satuuu:(

Eh fyi, aku ngetik ini sambil dengerin nct u - my everything. Semoga aja feel nya dapet yaaa.

Happy reading-!

1,4k+ words nih, wkwk.

"Boleh biarin Hyunsuk ngobrol berdua sama Mama?" Pinta Hyunsuk

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


"Boleh biarin Hyunsuk ngobrol berdua sama Mama?" Pinta Hyunsuk.

Yeonjun sadar situasi, lantas mengapit sebelah lengan sang Papa, "Papa temenin Yeonjun dinner yuk, Papa juga belum makan kan?" Membawa wajahnya lebih dekat ke telinga Papa Choi untuk membisikan sesuatu, "Kayaknya Hyunsuk mau ngomongin sesuatu yang serius sama tante."

Tanpa menunggu jawaban dari pria yang hampir memasuki kepala lima itu, Yeonjun dengan cepat menarik tangan sang paman menjauh dari sana, memberikan ruang lebih untuk Hyunsuk.

Hyunsuk menghela napas, lalu mengulas senyum simpul demi menetralisir detak jantungnya. Entah kenapa ia bisa gugup di saat seperti ini.

Tangannya mulai menggapai gagang pintu berbahan besi yang langsung menyalurkan dingin ke tangannya. Menarik kenop nya ke bawah, mendorong daun pintu nya perlahan sambil matanya mengintip ke dalam.

Ia bisa melihat sosok yang masih terbaring di atas ranjang rumah sakit itu dengan wajah pucatnya.

"Permisi, ini Hyunsuk." Ucapnya dengan suara agak bergetar, intonasinya berubah naik turun saking gugupnya.

"Loh, Hyunsuk? Kok bisa kesini?" Suara lembut itu menjadi penyambut Hyunsuk yang baru pertama kali melangkahkan kaki ke ruangan ini. Senyum hangat yang dilemparkan wanita itu berhasil menularkan kehangatan sampai ke dalam hatinya, membuatnya sedikit lebih tenang.

Dengan langkah kecil—yang tentu dibantu oleh tongkat di satu sisi badannya—, ia mulai mendekati ranjang yang diposisikan di tengah kamar VIP itu.

Pemuda itu mendudukan bokongnya di kursi kayu yang disediakan di salah satu sisi kasur. Tangan kanannya meraih salah satu tangan wanita itu, mengusapnya lembut. Perlahan senyum hangat terbit di bibirnya.

Perlakuan tiba-tiba dari anak calon pendamping hidupnya—kalo jadi—ini tentu membuatnya terkejut. Tapi karena dia sejenis dengan Jeno dan Shotaro NCT yang apapun keadaannya tetap ( ◜‿◝) (tersenyum), jadi ia hanya balas melemparkan senyum hangat.

"Ma... Pffttt—rasanya agak canggung kalau manggil Mama." Sudah lama panggilan itu hilang di hidupnya, dan kini ia gunakan lagi dengan sosok yang berbeda.

"Hyunsuk minta maaf buat sikap Hyunsuk tadi pagi." Tangannya tak henti mengusap tangan dingin sang Mama, berharap bisa menyalurkan rasa hangat dari usapan lembut yang dibuat ibu jarinya.

"Gapapa, sayang... Tante maklumin kok."

Hyunsuk mendongak, berusaha menghalau air matanya yang sudah siap meluncur bebas.

Enemate | HoonSuk ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora