Aku Tak Membencimu

5 1 0
                                    


Freya menjatuhkan diri ke atas tempat tidur dan merenggangkan tubuhnya. Seharian bekerja di bengkel kerja membuat seluruh tubuhnya terasa sakit. Meskipun sangat lelah, tapi dia tak kunjung tertidur padahal biasanya begitu kepalanya menyentuh bantal, Freya langsung tertidur.

Ada hal yang mengganggu pikirannya. Tentang Nata dan kejadian di bengkel kerja tadi sore. Nata menjadi pendiam sejak Freya berhasil mengusir Gama cs dari bengkel. Untungnya, kejadian itu tidak ketahuan pihak sekolah, kalau ketahuan masalahnya akan menjadi panjang dan Freya paling anti harus berurusan dengan guru BK. Sudah cukup masa-masa SMP-nya dipenuhi panggilan ke ruang bimbingan dengan puluhan surat pemanggilan kepada orangtuanya agar datang ke sekolah.

Freya Faranisa sangat terkenal semasa SMP sebagai tukang berkelahi, bahkan ada yang mengatainya preman sekolah. Sebenarnya, Freya tak pernah suka mencari masalah. Hanya karena sebuah kejadian Freya bermusuhan dengan geng paling menyebalkan di sekolahnya. Akibatnya, beberapa kali mereka terlibat bentrok dan berujung di ruang bimbingan.

Freya memang jago bela diri sejak kecil. Memiliki orangtua yang memiliki sabuk hitam pencak silat dan dua kakak laki-laki yang juga menyandang sabuk hitam pencak silat dan karate, membuat Freya juga kecipratan berlatih bela diri. Freya mempelajari pencak silat dan karate, meski tidak setinggi level kedua kakaknya, Freya cukup ahli dan punya tenaga besar juga. Tekniknya cukup baik sehingga bisa mengalahkan beberapa orang sekaligus.

Sejak masuk SMK Freya berusaha sejauh mungkin dari tindak kekerasan. Untungnya, hanya Ilyas yang dulu satu sekolah dengannya di SMP sehingga tak ada rumor buruk yang berkembang tentangnya di sekolah baru. Freya selalu berusaha menyembunyikan sisi dirinya ini. Namun, usahanya gagal. Dia tak tahan melihat Nata dikeroyok dan akhirnya turut membantu.

"Bodoh!" Freya mengatai diri sendiri.

Freya masih ingat bagaimana Nata menatapnya. Pemuda itu ketakutan. Freya tak akan heran jika besok Nata akan menjauhinya. Seketika dada Freya terasa diremas. Dia tak ingin Nata menjauh, bahkan memikirkannya saja membuat Freya begitu sedih.

***

Di tempat lain, Nata duduk di balkon lantai 2 rumah neneknya sembari memandangi bulan yang penuh di langit tak berbintang. Sore tadi dia menerima omelan dari sang nenek karena pulang dengan wajah lebam. Nata hanya diam sementara neneknya mengobati luka-lukanya. Dia tak membela diri maupun memberi penjelasan dan neneknya berhenti bertanya setelah tak memperoleh jawaban. Sang nenek hanya berpesan agar dia lebih berhati-hati.

Pikiran Nata pergi ke kejadian sore tadi. Di mana Gama kembali datang untuk mengganggunya. Namun, bukannya memilikirkan Gama, Nata malah penasaran dengan Freya.

Gadis itu sungguh di luar dugaannya. Freya memiliki keahlian bela diri yang sangat baik. Gesit dan menyerang di titik-titik mematikan, itulah yang membuat Freya bisa mengatasi lawannya dengan mudah. Tadi Nata begitu tercengang hingga tak sempat mengucapkan terima kasih, apalagi Freya langsung pergi begitu Gama dan teman-temannya menghilang.

Nata tersenyum. "Entah apa lagi yang kamu sembunyikan, Freya," gumamnya. Dia benar-benar dibuat penasaran oleh Freya. Bukan saja ahli memperbaiki dan memodifikasi motor. Nyatanya, Freya menyembunyikan banyak keahlian di balik wajah imut gadis itu.

Nata segera mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Ilyas menanyakan makanan apa yang disukai Freya. Dia ingin membawakan makanan kesukaan gadis itu sebagai ucapan terima kasih.

***

Di tempat lainnya, Gama memasuki sebuah kamar dengan wallpaper bergambar bunga mawar merah muda. Dia terus melangkah hingga ke sisi tempat tidur dan menduduki kursi yang selalu menjadi tempatnya jika datang ke sana.

Meniti MimpiWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu