Perhitungan

2 0 0
                                    

Seluruh anak kelas 11 Oto 1 sudah berkumpul di ruang kelas, hanya Freya yang belum terlihat. Nata sudah mencoba menghubungi gadis itu sejak tadi, tapi tak mendapat jawaban. Sebelumnya, Nata berpisah dengan Freya saat gadis itu berkata ingin ke toilet, tapi sudah setengah jam lebih Freya belum juga kembali.

"Ilyas, kamu lihat Freya?" tanya Nata.

"Bukannya tadi sama kamu?" Ilyas malah balas bertanya.

"Dia bilang mau ke toilet, tapi belum kembali sampai sekarang," jawab Nata.

"Mungkin dia sakit perut terus pergi ke Ruang Kesehatan," ujar Ilyas.

"Tapi dia ga balas chat atau mengangkat teleponku." Nata khawatir sesuatu yang buruk terjadi pada Freya, karena saat terakhir melihat Freya sikap gadis itu sedikit janggal. Freya memegang kain merah dan langsung menyembunyikannya ketika Nata menghampiri.

"Cie ... yang khawatir sama pacarnya," goda Ilyas. "Tunggu bentar, nanti dia juga balik."

Nata mengikuti perkataan Ilyas, dia menunggu hingga 15 menit sambil terus memerhatikan pintu dan ponselnya. Namun, karena Freya tak kunjung muncul, Nata langsung keluar kelas tanpa memedulikan panggilan Ilyas. Tujuannya adalah Ruang Kesehatan.

"Ada yang tidak beres?" tanya dr. Hendri saat melihat Nata celingukan setelah memasuki Ruang Kesehatan.

"Apa Bapak melihat Freya?"

"Saya belum melihatnya hari ini," jawab dr. Hendri.

"Makasih, Pak," ucap Nata sebelum berlari ke luar ruangan.

"Nata!"

Nata menghentikan langkah dan menunggu Ilyas, Bimo, dan Gilang menghampirinya.

"Ada yang liat Freya pergi dari sekolah lewat pintu rahasia," ujar Ilyas.

Nata mengernyit bingung. "Pintu rahasia?"

"Itu, pintu yang sering dipakai anak-anak kalau mau bolos sekolah," jelas Bimo.

"Pergi ke mana?" Petanyaan Nata dijawab gelengan oleh ketiga temannya.

"Pasti ada sesuatu, Freya ga pernah bolos sekolah," ujar Bimo.

"Mungkin dia terlalu kecewa karena ada yang ngerusak motor kelas kita, makanya pergi. Walau gimana pun Freya yang paling banyak mengerjakannya. Tadi dia nangis kan?" kata Gilang.

Ilyas menggeleng. "Freya tidak seperti itu, bukan gayanya."

Nata mencoba menghubungi Freya lagi, tapi teleponnya malah ditolak dan setelahnya telepon Freya tak bisa dihubungi. "Dia mematikan ponselnya."

Meniti MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang