22. Penolakan Kedua

146K 16.9K 1.2K
                                    

Hari ini Queenzie berangkat kuliah bersama Calvin. Itu karena Kenzo lebih memilih menjemput pacar barunya dari pada memberi tumpangan untuk Queenzie. Memang seperti itulah Kenzo, dia akan menjemput pacarnya di awal-awal pacaran. Setelah itu, dia akan lebih memilih berangkat bersama Queenzie meskipun Queenzie sangat berisik.

Queenzie keluar dari mobil setelah dibukakan pintu oleh Calvin. Perbedaannya memang sangat mencolok. Queenzie akan diperlakukan layaknya ratu oleh Calvin, sedangkan Kenzo memperlakukannya lebih seperti babu. Kadang Kenzo memintanya menyuapinya roti selama dia menyetir, kadang Kenzo juga menyuruh Queenzie merapikan rambutnya yang jarang disisir, tidak jarang Kenzo meminta Queenzie menyiapkan bajunya selagi dia mandi. Queenzie yang tidak ingin terlambat pun menuruti semua permintaan Kenzo itu. Kalau Kenzo melakukan semuanya sendiri, bisa-bisa mereka baru sampai di kampus tengah hari.

Calvin merangkul bahu Queenzie seperti biasa. Bahu Queenzie memang tidak pernah nganggur. Jika tidak dirangkul Kenzo, pasti dirangkul Calvin. Dua laki-laki itu sedikit posesif. Kalau bahu Queenzie tidak dirangkul, pasti ada saja buaya yang menggoda Queenzie. Queenzie memang tidak keberatan selama mereka tidak keterlaluan, tapi kedua laki-laki itu yang tidak suka. Apalagi Calvin, dia cemburu, tapi gengsi mengatakannya.

“Beb, lo tahu gak Stella kemarin kena zonk?” Calvin sedikit menunduk untuk menatap Queenzie yang berada di sampingnya. Wajahnya seperti sedang menahan tawa.

Queenzie menggeleng. Dia kemarin memang tidak ikut saat teman-temannya ke bar. Alasannya karena dia ketiduran. Entah apa yang mamanya campurkan ke makanannya sampai membuatnya mengantuk setelah makan malam.

“Kena zonk gimana?” tanya Queenzie penasaran.

“Dia kemarin janjian sama cowok. Di fotonya, sih, kelihatan ganteng. Masih muda juga. Eh, yang dateng ternyata Doraemon dong.” Calvin tertawa setelah mengatakannya. Doraemon adalah sebutan Stella untuk om-om berperut buncit.

Queenzie ikut menyemburkan tawanya. Dia akan meledek Stella setelah ini. Dia tidak menyangka Stella yang sudah berpengalaman bisa sampai tertipu seperti itu.

“Terus, gimana?”

“Ya marah-marah lah si Stella. Dia hampir nimpuk si Doraemon sama high heels-nya kalau aja gak dihalangi Cassie sama Clara.”

Queenzie kembali tertawa. Dia sampai memegangi perutnya yang terasa sakit karena kebanyakan tertawa. Air mata juga sudah menetes di ujung matanya. Dia jadi menyesal tidak ikut nongkrong dengan mereka kemarin.

Tawanya berhenti saat melihat seseorang yang sudah berdiri di depannya. Senyum di bibir Queenzie pun langsung hilang.

Di depannya sekarang ada Dhaffi dan Kinar. Mata Dhaffi menatap tajam Queenzie. Terutama pada tangan Calvin yang melingkari bahu Queenzie. Calvin menyadari tatapan dosennya itu, sayangnya dia tidak berniat melepaskannya selama Queenzie tidak keberatan.

Queenzie tersenyum kecut menyadari Dhaffi dan Kinar berangkat bersama padahal Dhaffi tadi menolak saat Queenzie meminta tebengan ke kampus.

[Flashback On]

Queenzie berdecak kesal saat dia sudah sampai rumah Kenzo, tapi Kenzo sudah tidak berada di rumahnya. Kata Naura, Kenzo sudah berangkat sekitar 10 menit sebelum Queenzie datang.

Queenzie mencoba menghubungi Kenzo. Jawaban Kenzo atas dumelan Queenzie pun membuat Queenzie semakin kesal. Sepupu laknatnya itu bilang jika dia akan menjemput pacar barunya jadi dia tidak bisa memberi tumpangan untuk Queenzie.

Queenzie yang sedang malas menyetir pun memilih menghampiri rumah Dhaffi karena dia tadi melihat mobil Dhaffi masih berada di depan rumah yang menandakan jika Dhaffi belum berangkat ke kampus.

Hello, Mas Dosen! (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang