Part 40

2.7K 265 22
                                    




"Woy!!"

"Bengong aja. Jadi gak ke bazar?" Ucap Jeno, karena sedari tadi Jeno udah berdiri, tapi Jaemin masi duduk dengan pikiran yang melayang entah kemana.

"Sudah ga usah dipikirin, ada Renjun juga kan. Ayo, bentar lagi bazarnya tutupan semua tuh." Lanjut Jeno yang membuat Jaemin akhirnya berdiri dan berjalan menyusul Jeno.

"Ke toilet dulu ya, hehe." Kata Jeno yang hanya dijawab deheman dengan Jaemin kemudian mereka berjalan menuju toilet.

"Lo sebenarnya khawatir apaan si? Lo khawatir mereka ga jadi putus?"

"Bukan bangsat. Gue lagi mikirin Quinza bakal ngomong apa sama Haechan. Dia bakal nangis gak ya?"

"Lah, orang kalau putus ya nangis. Mana ada orang putus malah ketawa haha hihi."

"Sudah deh ga usah dipikirin, Jaem. Itukan hubungan mereka. Malah bagus kan kalau mereka putus? Quinza bisa cari yang lebih baik dari Haechan dan pastinya lebih cinta dia, Haechan ga perlu menahan perasaannya ke Keyla lagi. Bonusnya, kalau lo belum move on, lo bisa deh pepetin lagi Qu-- "

"Quin? Itu Quinza, kan?" Tanya Jeno saat melihat seorang perempuan tengah berjongkok di ujung koridor dekat toilet yang sepi dan menenggelamkan kepalanya di lututnya.

Jaemin tidak menjawab pertanyaan Jeno melainkan langsung lari menuju Quinza dan ikut berjongkong didepan Quinza.

"Quin?" Panggil Jaemin halus sambil memegang bahu Quinza. Karena mendengar panggilan Jaemin, Quinza pun mengangkat kepalanya.

"Jaemin? Gu-Gue putus Jaem." Ucap Quinza dengan nada tersenggak-senggak dan air mata yang sedari tadi sudah keluar.

Jaemin tidak mengucapkan apapun melainkan langsung membawa Quinza kepelukannya.

"Lo sudah ngelakuin hal yang benar, Quin." Ucap Jaemin sambil mengelus kepala Quinza


~~~


"Mau makan dulu gak?" Tanya Haechan kepada Keyla yang saat ini sedang duduk di kursi penumpang.

Sedari Keyla masuk ke mobil tadi, Haechan hanya diam saja dan ini adalah kalimat pertama Haechan setelah diam sekitar 15 menit. Keyla juga tidak berniat memulai percakapan karena kejadian yang ia liat tadi. Ia sendiri bingung harus bersikap seperti apa kepada Haechan.

"Boleh." Jawab Keyla. Haechan pun memutar setirnya mencari tempat makan untuk mereka dua datangi.

Mereka pun tiba di salah satu restoran, kemudian duduk di salah satu bangku.

"Chan, kamu mau pesan apa?" Tanya Keyla sambil membolak balikkan menu dihadapannya. Karena tidak ada jawaban, Keyla pun menurunkan buku menunya untuk melihat Haechan. Haechan dihadapannya seperti bukan Haechan yang biasanya. Dia terlalu pendiam untuk dipanggil Haechan.

"Chan!" Panggil Keyla lagi lebih keras.

"Hah? Kenapa Key?" Jawab Haechan kaget mendengar panggilan Keyla.

"Aku dari tadi nanya kamu mau makan apa?"

"Oh, samain aja Key." Jawab Haechan yang membuat Keyla menghela nafas. Keyla pun memanggil pelayan kemudia memesan pesanan mereka. Setelah selesai menyatat pesanan mereka, pelayan itu pun pergi meninggalkan mereka berdua.

"Chan. Aku mau ngomong sesuatu." Kata Keyla dengan muka seriusnya.

Haechan pun mengerutkan dahinya. "Ngomong apa?"

Keyla pun mengambil nafas dulu sebelum berbicara. "Tentang kamu sama Quinza" Ucap Keyla yang membuat Haechan kaget dan makin bingung.

"Maksudnya apasih, Key? Aku ga ngerti." Jawab Haechan berusaha membantah ucapan Keyla

"Ga usah cari alasan lagi, Chan. Aku dengar kalian ngomong di taman belakang tadi." Ucap Keyla

Haechan pun langsung meraih tangan Keyla. "Key, maafin aku. Iya aku salah. Please, maafin aku. Aku gatau akal sehat ku dimana pas nerima dia. Maafin aku ya, Key."

Keyla menarik tangannya. "Aku bukan mau nerima permintaan maaf kamu, Chan. Kamu gak salah. Pasti susah kan nunggu aku yang gak ngasih kabar sama sekali ke kamu."

Haechan pun menggelengkan kepalanya. "Aku salah, Key. Aku salah ga nunggu kamu. Harusnya aku nunggu kamu Keyla. Aku minta maaf buat itu. Sekarang aku udah putus sama Quinza, kita bisa mulai lagi hubungan kita."

"Chan, dari tadi kita di mobil, kamu murung terus. Kamu gak ada ngomong sama sekali. Kamu sedih, Chan. Kamu sayang sama dia. Lebih baik kamu kejar dia, balik ke dia lagi. Sebelum terlambat, Chan."

"Enggak. Aku sayang sama kamu Key."

"Aku udah lepasin Quinza demi kamu. Jangan nyuruh aku balik lagi ke Quinza. Please, aku cuman sayang kamu."

"Aku udah janji kan bakal sayang sama kamu doang." Ucap Haechan dengan raut muka seriusnya.

Keyla pun menghela nafasnya, capek dengan Haechan yang gigih membohongi perasaannya. Tidak lama kemudian, makanan mereka datang dan mereka pun makan dipenuhi dengan keheningan.

~~~

Mobil pun berhenti didepan apartemen Keyla.

"Key, udah nyampe." Ucap Haechan. Keyla pun menghadap ke arah Haechan.

"Kenapa lagi sih Key?" Tanya Haechan melihat Keyla menatapnya serius.

"Kamu yakin gamau berusaha ke Quinza lagi?" Tanya Keyla

Haechan pun membuang nafasnya kasar. "Key, bisa berhenti bahas ini gak?"

Keyla merasa gak puas dengan jawaban Haechan. Ia pun menegakkan dudukya dan makin menghadapkan badannya ke arah Haechan "Kalau kamu memang gak suka sama Quinza, yaudah, kenapa gak tembak aku sekarang aja. Ayo kita pacaran." Ucap Keyla membuat Haechan Kaget.

"Key.."

"Kenapa? Gak bisa? Kenapa kek ragu gitu?"

"Key, kita bakal pacaran, tapi gak sekarang. Sudah kamu turun aja. Please jangan bahas ini lagi."

Keyla pun merasa jengkel dengan jawaban Haechan. "Serah lo deh. Dasar batu." Ucap Keyla sambil membuka pintu mobil Haechan kemudian menutupnya dengan kuat.

Haechan pun menghela nafas dan memukul setir mobil dengan emosi, "Gue kenapa sih, anjing?"

vote komen guys😌💚

Backstreet | Lee HaechanWhere stories live. Discover now