Note: If you're enjoying a story part. Let me know by voting for it.
Thank You
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Bukankah seharusnya kau menemui Jeon Won Woo dan meminta maaf kepadanya?"
"Aku hanya menepati kesepakatan kalau aku akan pergi dari kehidupannya setelah kau mengakui perasaanmu kepadanya."
Min Gyu tersenyum menghina perkataan wanita yang baru saja tiba, dan menempatkan dirinya duduk di kursi meja makan yang ia tempati tepat di hadapannya. Ia setidaknya harus mengingat bahwa hidupnya seakan dipermainkan oleh wanita itu. Rasanya, bagaikan lingkaran setan yang tak seharusnya dimana ia ikut terlibat.
Ia menyesali mengapa ia bisa dengan begitu saja menerima pernikahan dengannya. Jika semua berakhir rumit seperti ini, sejak awal ia takkan mau melakukannya. Jujur saja, ia masih terselimuti amarah karena suatu fakta bahwa Won Woo sudah tahu lebih dahulu kalau Min Gyu adalah mantan suami So Yeon. Ia juga mengatakan kalau Min Gyu memilih berpisah karena mencintai seorang pria dimana bagi orang-orang pada umumnya itu semua terasa masih tabu. Meski So Yeon tak mengatakan siapa pria yang dicintai Min Gyu, tapi Min Gyu sadar kalau So Yeon sengaja melakukannya.
Saat Min Gyu mengakui perasaannya pada Won Woo, maka saat itu juga Won Woo akan sadar kalau ternyata salah satu penyebabnya secara tak langsung adalah Won Woo. Meski ia tak menginginkannya, tapi bukankah Won Woo telah membuat Min Gyu meninggalkan So Yeon meski ia tak mengetahuinya atau memintanya?
"Temui dia dan minta maaf padanya." Ujar Min Gyu pada So Yeon dengan nada sedikit menegurnya.
"Untuk apa? Kau bahkan tak pernah tahu kalau semua ini begitu sulit untukku." Elak So Yeon merasa tak terima.
Min Gyu berdecak kesal, "Ck, Sulit?" Ulang Min Gyu pada perkataan So Yeon tadi. Min Gyu mendengus kasar, "Apa yang sulit ketika kau bisa 2 tahun bersama disisinya dan bahkan kau berhubungan badan dengannya. Apa yang sulit??" Geram Min Gyu yang mulai diselimuti amarah.
So Yeon diam. Ia sendiri sebenarnya juga marah tapi ia memilih diam. Amarah dan ego yang meletup-letup setiap saat, membuat masalah di antara mereka tak pernah selesai. Menuruti amarah tanpa adanya logika. Mereka hanya ingin sesuatu yang mereka inginkan tercapai meski harus merelakan atau melakukan sesuatu.
"Aku terus membayangkan bahwa dia adalah seseorang yang merenggut Ayah dari anak yang kukandung saat itu. Ia adalah salah satu pemicu mengapa aku kehilangan anakku. Selain dirimu, aku jauh lebih membenci dirinya karena aku tahu fakta bahwa kau mencintai dirinya." Ucap So Yeon mulai bergetar.
Untuk saat ini, ia ingin merendahkan egonya.
Ia ingin Min Gyu tahu, apa yang telah ia lalui selama ini tanpa dirinya.
