Komodo: Reptil Raksasa Penuh Ancaman

2 0 0
                                    

Postingan riset kali ini saya bakal bahas tentang zat-zat berbahaya. Butuh semadi lama banget baru bisa ketemu yang sreg. Maaf, kalau ini kesannya selalu curcol. Tadinya pengin ambil racun risin, alasan nggak cocok itulah yang mesti gogling beberapa kali.

Kenapa Komodo? Sebab ketidak tahuan saya tentang hewan reptil kuno itu, semoga bisa disisipkan sedikit ke naskah novel nanti.

Kita mulai dari sejarah hewan yang hanya terdapat di NTT, Flores, Indonesia. Di Pulau Komodo, ada cerita rakyat mengenai asal-muasal hewan ini. Konon, seorang wanita bernama Putri Naga melahirkan bayi kembar. Yang mengejutkan adalah, salah satu bayinya malah merupakan seekor kadal. Kadal itu diberi nama Orah dan dibiarkan hidup di tengah hutan. Ketika dewasa Orah ditemukan oleh saudara kembarnya, Gerong. Hampir saja Orah dibunuh kalau Sang Ibu tidak muncul dan memberitahu hal sesungguhnya. Setelahnya, Komodo sangat diperlakukan baik oleh masyarakat setempat.

Tahun 1910, seorang warga Eropa berhasil mendokumentasikan hewan bernama latin Varanus Komodoensis ini. Perkataannya mengenai pulau 'buaya' menairk perhatian Peter Ouwens, Direktur Museum Zoologi Bogor, yang kemudian tergerak menulis kara ilmiah mengenai Komodo. Risetnya berasal dari dokumentasi maupun kulit Komodo yang diperolehnya dari seorang warga Belanda, Letnan van Steyn van Hensbroek. Dari sini lah penelitian terus berlanjut, tetapi sempat tertunda karena perang dunia.

Ternyata kadal raksasa ini memiliki beberapa keunikan lho. Salah satunya memiliki indera penciuman yang tajam. Komodo dapat mencium aroma darah hingga beberapa kilometer, kemampuan ini bisa membantu Komodo dalam berburu mangsanya. Jadi, ketika berkunjung di Pulau Komodo, pastikan kamu tidak memiliki luka terbuka. Ranger atau pawing Komodo yang ada di sana pun bahkan melarang perempuan yang sedang menstruasi untuk berada di sekitar Komodo.

Satu lagi, rupanya Komodo adalah partenogenesis, yakni keadaan dapat berkembang biak tanpa dibuahi. Masih ada yang lebih unik, lho. Komodo hanya makan sekali dalam sebulan (astaga), setelahnya dia akan berjemur sebab matahari membantu proses pencernaannya.

Well, ketidaktahun saya kalau hewan yang terlihat anteng dan kalem ini rupanya bisa dibilang bengis juga dalam memangsa korbannya. Eh, bukan sampai ngajak gelut, sih. Gigitannya itu yang bisa membunuh hewan besar seperti kerbau.

Terakhir, seorang turis asal Singapura terkenan gigitan Komoda kecil yang ada di sekitarnya saat tengah memotret Komoda lain yang memangsa seekor kambing. Kasus seperti ini sebenarnya sudah terjadi sebelumnya, malah penyerangan terhadap manusia pernah terjadi sebelumnya, sayang tubuhnya tak ditemukan, kemungkinan besar dimakan habis Komodo. Terakhir, penyerangan terhadap manusia hingga saat ini sudah sampai 16 orang, empat di antara meninggal dunia.

Gigitan Komoda ini tidak hanya melukai, tetapi menyebabkan infeksi. Pada luka serius, bisa menyebabkan kematian. Luka karena gigitan Komodo bisa membunuh dalam beberapa hari, tidak lebih seminggu. Bahkan pernah hanya dalam sehari.

Lantas, betulkah satu gigitan saja bisa membunuh mangsanya? Ditengarai, air liur pada Komodo mengandung bakteri yang cukup berbahaya?

Dari referensi terkait binatang melata ini, rupanya bukan bakteri pada air liur Komodo itu yang berbahaya, melainkan racun yang dimilikinya.

Sejauh ini banyak yang memercayai bahwa bakteri dalam air liur itulah yang menjadi penyebab utama, ini berasal dari hasil pengamatan seorang ahli Biologi dari Amerika, Walter Auffebenberg. Beliau mengatakan bakteri mematikan akan dialirkan ke air liur ketika Komodo mulai menggigit mangsanya, luka yang terkena bakteri tersebut lah yang pelan-pelan menyebabkan mangsa mati.

Tetapi, ini berbeda dari hasil penelitian Bryan Fry, yang berasal dari Universitas Queensland, Australis. Dalam penelitiannya, Bryan menemukan bahwa Komodo memiliki kelenjar bisa yang mengandung racun. Racun in dapat menurunkan tekanan darah, menghambat darah serta mencegah darah mengalami pembekuan.

Selanjutnya, beliau melakukan penelitian lebih lanjut bersama ahli Mikroba, Ellie Goldstein, guna membuktikan penelitian yang dilakukan Bryan. Hasilnya, tidak ada bakteri yang dimaksudkan, setelah berhasil mengumpulkan banyak sampel dari berbagai kebun binatang yang terdapat Komodo di dalamnya. Bakteri tersebut tidak mematikan, yang juga bisa ditemukan di usus maupun di kulitnya. Malah, bakteri yang ada di mulut Komodo terbilang rendah jika dibandingkan dengan mamalia lain yang berada dalam penangkaran.

Hal ini juga didukung oleh ungkapan Amir Hamidy, "Selain air liur yang memiliki jaringan bakteri, juga ditemukan kelenjar racun," Kepala Laboraturium Herpitolosi Puslit Biologi LIPI.

Diketahui, racun tadi menyebabkan kerbau mengalami pendaharan sebab sulit untuk membeku, ketika kerbau berusaha menyelamatkan diri di saat tubuhnya terluka, bakteri yang juga terdapat pada luka tersebut membuat infeksi, hingga memperparah luka.

Di laman resmi Smithsonian's National Komodo Zoo and Conversation Bilogy Institute, kelenjar racun tersebut ditemukan di bawah rahang Komodo.

Racun dan bakteri ini dapat membunuh hingga beberapa hari, tetapi tidak dalam waktu seminggu.

Omong-omong, gigitan Komodo ini malah tidak berpengaruh terhadap Komodo lain, lho. Bikin heran, ya.

Sampai saat ini, penelitian mengenai penemuan antibodi terhadap gigitan Komodo ini masih berlangsung. Semoga dikemudian hari berhasil ditemukan. Biar kalau ada kecelakaan semisal pelancong yang diterkam Komodo tidak berakhir tragis.

Sumber

Gambar: https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&ccid=8ttZW6HX&id=5F4EE73667505DDC11E9A1CCF613EB520CBF4CCB&thid=OIP.8ttZW6HXo2pbVzm_XYWgeAHaD6&mediaurl=http%3a%2f%2fwww.goway.com%2fmedia%2fuploads%2fasia%2fimages%2findonesia%2fkomodo_island%2fkomodo_dragon_indonesia_1_hero.jpg&exph=270&expw=510&q=komodo&simid=608041114667713260&ck=CF224320F2EFC74905443458451B0F45&selectedIndex=9&FORM=IRPRST&ajaxhist=0

Artikel:

https://bobo.grid.id/amp/081889037/benarkah-air-liur-komodo-beracun-cari-tahu-mitos-dan-fakta-air-liur-komodo-yuk?page=all

https://www.kominfo.go.id/content/detail/19693/disinformasi-air-liur-komodo-yang-mematikan/0/laporan_isu_hoaks


https://news.detik.com/berita/d-2935761/asal-mula-komodo-bernama-orah-dilahirkan-oleh-putri-naga

https://phinemo.com/sejarah-penemuan-komodo/

https://kumparan.com/kumparansains/bakteri-dan-racun-berbahaya-di-air-liur-komodo















My Morning TeaWhere stories live. Discover now