My Morning Tea

Depresi, Peringkat Sepuluh Penyebab Bunuh Diri di Dunia

Pernahkah kalian menyaksikan kejadian mengerikan sampai perasaan menegangkan itu tidak hilang sampai sekarang? Saya pernah, bukan kecelakaan, sekitar dua tahun lalu menyaksikan sendiri orang yang melakukan percobaan bunuh diri. Semuanya heboh sebab tiba-tiba terlihat seseorang yang naik ke atap rumah paling tinggi, menyentuh kabel telanjang pada tiang listrik dan suara memekakkan itu bikin saya gemetar dan kesulitan berjalan. Suara listrik yang terdengar seperti bom diiringi benturan keras dari tubuh korban yang seketika itu langsung jatuh terjerembab.

Jangan tanya kondisinya, sisi tubuh kirinya hitam lebam disertai luka bakar. Beruntung, si pelaku berhasil diselamatkan.

Lantas apa penyebab pelaku hendak bunuh diri? Entahlah, banyak cerita yang beredar bahwa si pelaku memang sudah lama memiliki keinginan untuk bunuh diri. Motifnya? Masih kabur juga. Ada yang bilang sedang stres, sebagian juga menyebut karena si pelaku merasa kecewa keinginannya jarang dikabulkan orang tuanya.

Tindakan bunuh diri sebenarnya sudah cukup sering terjadi. Belakangan, kejadian bunuh diri lebih sering terdengar dari negara Korea Selatan. Sebut saja baru-baru ini, Go Hara dan Sulli. Terakhir, berita menghebohkan dari negeri Sakura, aktor Haruma Miura ditemukan tewas di apartemennya. Sedih banget deh pas baca berita kematiannya.

Dulu, di Barat, orang yang hendak melakukan percobaan bunuh diri atau melakukan tindakan bunuh diri merupakan tindakan kriminal. Lain dengan sekarang, aturan itu tidak lagi berlaku. Lupa, entah di negara mana yang menyediakan sarana untuk bunuh diri.

Berdasarkan data, sekitar 800.000 hingga satu juta orang per tahunnya melakukan bunuh diri. Fakta yang mencengangkan sekaligus bikin nyesek, ya. Dengan ini, bunuh diri menjadi penyebab kematian terbesar 10 di dunia dan menjadi terbesar ketiga pada usia 15-19 tahun. Tahu tidak, 90 % bunuh diri disebabkan karena gangguan mental, baik depresi, bipolar atau gangguan mental lainnya.

Gangguan mental sudah ada sejak dahulu. Hanya saja, belum ada penamaan yang tepat untuk jenis gangguan ini. Karenanya gangguan mental kerap dikaitkan dengan hal-hal mistik, atau gejala alam. Sigmund Freud adalah ahli psokolog yang mengenalkan konsep penanganan gangguan mental dengan medis. Meski begitu, tetap saja, sebagian besar masyarakat masih merasa awam dengan jenis gangguan kesehatan ini. Seringkali justru dikaitkan dengan kurangnya iman seseorang hingga mengalami depresi atau stress.

Negara mana yang memiliki kasus kematian bunuh diri tertinggi di dunia?

1. Korea Selatan

Dari beberapa kali kasus yang beredar, sudah bisa diprediksi jika negara ginseng ini masuk dalam jajaran negara yang memiliki kasus bunuh diri tertinggi. Penyebab kasus bunuh diri lebih banyak disebabkan oleh depresi. Bisa disebabkan karena Pendidikan, pekerjaan, dan keluarga.

Jurnal sains dalam NCBI–ini saya kutip langsung di artikelnya, ya, makanya ditulis miring ( National Center Biotechnology Information) mencatat bahwa di tahun 2018, tingkat kematian mencapai 26 per 100 ribu populasi, terus bertambah seiring waktu.

2. Guyana

Di negara ini, sekitar 40% kasus kematian bunuh diri disebabkan konsumsi pestisida. Di tahun 2017 dan 2018, tingkat kasus kematian karena bunuh diri terbilang rendah, tetapi cukup tinggi di tahun 2014. Dalam sepuluh tahun terakhir, tingkat kematian karena bunuh diri malah jauh lebih tinggi di negara kecil ini jika dibandingkan dengan Jepang dan Korea Selatan.

Satu lagi, kasus bunuh diri paling terkenal di negara ini adalah kasus bunuh diri massal. Terjadi di Kuil Rakyat Jim Jones, sekitar 900 anggota sekte melakukan bunuh diri.

3. Jepang

Pada beberapa tahun silam, Jepang menjadi negara dengan kasus kematian bunuh diri tertinggi di dunia. Pemerintah Jepang rupanya berhasil menekan angka kemarin, itu terlihat dari datanya, yakni turun menjadi 15,8 per 100 ribu populasi. Meski demikian, dalam kisaran 20 hingga 30 tahun, Jepang tetap dianggap menjadi negara yang kematian penduduknya tertinggi karena bunuh diri.

Menurut psikolog Wataru Nishida, Jepang memiliki sejarah mengenai bunuh diri yang dianggap sebagai kebanggan. Dulunya, para samurai melakukan ini. Usai Perang Dunia 2, para pilot juga melakukan bunuh diri. Selain itu, menurutnya, tidak ada pondasi agama yang kuat, menyebakan masyarakat Jepang tidak mengannggap bahwa tindakan bunuh diri adalah dosa. Bunuh diri adalah pembunuh ketiga terbesar pada laki-laki usia 20 hingga 44 tahun di Jepang.

4. Rusia

Negara yang sangat luas ini pernah menjadi negara peringkat dua dengan kasus bunuh diri terbanyak. Tingkat kasus bunuh diri adalah 30 per 100 ribu populasi. Faktor yang menyebabkan banyaknya kasus bunuh diri adalah karena depresi, masalah ekonomi, kesenjangan sosial dan juga kriminalitas

5. Lithuania

Merupakan negara yang memiliki tingkat kematian bunuh diri terbesar di dunia, sebesar 31,9 per 100 ribu populasi. Wow. Saking banyaknya, negara ini pernah mendapat julukan sebagai negara paling depresi di dunia. Mengingat kasus kematian bunuh diri yang amat tinggi, ada banyak kampanye pada masyarakat agar tidak mudah melakukan bunuh diri.

Kasus bunuh diri paling terkenal yang pernah terjadi di negara ini adalah bunuh diri massal,  sekitar 900 sekte dari Kuil Rakyat

Sumber:

Gambar:

https://faktualnews.co/2019/06/26/distimia-depresi-kronis-yang-tak-disadari/146601/

Artikel:

Psycircle_id

https://news.okezone.com/read/2017/03/24/18/1650978/ini-penyebab-orang-jepang-banyak-bunuh-diri

https://www.idntimes.com/hype/fun-fact/dahli-anggara/negara-dengan-angka-bunuh-diri-tertinggi-di-dunia-c1c2

https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/psikologi/alasan-orang-mencoba-bunuh-diri/%3fadiri
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bunuh_diri

https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=2&hl=id&nv=1&prev=search&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https://en.m.wikipedia.org/wiki/Suicide_in_Guyana&usg=ALkJrhhGtIPhySyVP7ALTHAZNCmT6rJXCQ