Bandung dan Kisahnya

5 0 0
                                    

Apa sih yang kalian ingat saat mendengar Bandung? Gunung Tangkuban Perahu? Pak Ridwan Kamil? Atau cewek-cewek cantik nan modis?

Dari dulu tuh, tiap bikin naskah (yang jarang selesai itu) Bandung selalu saya pilih sebagai setting. Biar bisa jadi doa saya bakal ke sana suatu hari nanti. ^_^ Meski beberapa teman bilang Bandung nggak sesejuk dulu, kini macet. Tidak masalah, niat saya belum juga luntuk untuk menjejak Ibu kota provinsi Jawa Barat itu.

Bandung tidak hanya menjadi salah satu kota metropolitan, tetapi juga menjadi kota terbesar di bagian selatan Pulau Jawa. Ngomongin Bandung, ada beberapa julukan yang melekat dengan kota ini. Yup, salah satunya adalah Paris van Java.

Apakah karena nyaris secantik Paris sampai disebut Paris van Java? Hmm, faktanya tidak ada sumber yang meyakinkan 100% mengenai penamaan istilah tersebut. Hanya saja, istilah Paris van Java ini sudah disebut-sebut sejak zaman Belanda.

Haryoto Kunto dalam bukunya menyebutkan bahwa sebutan Bandung sebagai 'Paris van Java' mulai didengar tahun 1920, bertepatan dengan itu dimulai lah pembangunan perumahan yang bergaya Eropa. Sebut saja perumahan yang berlokasi di Andir, Jl. Padjajaran. Atau Kosambi. Juga ditemukan di depan Oranjelein di Jl. Riau. Tak lupa pula banguna di sekitar Gedung Sate.

Masih di buku yang sama, ketika itu sering diadakan pasar malam Jaarbeurs, yang menjadi tempat wisata orang Eropa di Bandung. Di saat itu, telah terdengar istilah ' Bandoeng Parijs van Java'. Tidak hanya, pemilik toko meubel setempat juga diucapkan oleh Tuan Roth.

Lain lagi dari Prof. Dr. H. Nina Herlina Lubis, seorang ahli sejaran dari Univeristas Padjajaran. Beliau mengatakan, ketika Belanda masih menjajah, beberapa toko pakaian di Jl. Braga menjual pakaian yang diimpor dari Paris. Ini memengaruhi bidang fashion di Bandung, sekaligus menjadikannya pusat mode. Beliau juga mengatakan bahwa tahun 1920-1920, julukan sebagai 'Paris van Java' lebih sering terdengar.

Selain julukan di atas, Bandung juga masih memiliki predikan lain, seperti Kota Kembang. Dulu, kota ini cantik dan ditumbuhi pepohonan. Rupanya, kata 'kembang' juga memiliki makna lain. Jauh sebelum itu yakni tahun 1896, Bandung terpilih sebagai tempat pertemuan Pengurus Besar Perkumpulan Pengusaha Perkebunan Gula. Salah satu panitia perkumpulan tersebut, Meneer Jacob mendatangkan Noni-Noni Belanda berparas cantik untuk memeriahkan acara itu. Setelahnya, terdengarlah istilah 'De Bloem der Indsche Bergsteden' yang artinya 'Bunganya Kota Pegunungan di Hindia Belanda'. Lambat laun, pemberian julukan lantas tersebar ke penjuru daerah, dikenal lah Bandung dengan sebutan sebagai Kota Kembang.

Ini tak jauh berbeda dalam buku 'Wajah Bandung Tempo Doeloe, istilah 'Kota Kembang' merujuk pada kembang dayang yang berarti, itu karena Bandung akan 'dirias' (ini sengaja dimiringkan, sebab langsung diambil dari artikelnya) saat menyambut para pejabat atau tamu dari luar negeri.

Walau mulanya memiliki makna negatif, toh Bandung sekarang memang indah dan pantas lah dengan julukan sebagai Kota Kembang sekarang.

Penamaan Bandung sendiri ada asal-usulnya, lho. Bandung berawal dari kata 'bending' atau 'bendungan'. Sebab aliran sungai Citarum dibendung oleh lava Gunung Tangkuban Parahuyang yang akhirnya membentuk telaga. Kata Bandung juga diambil dari kalimat, Nga-Bandung-an Banda Indung, yang merupakan filosofi Sunda, merupakan kalimat sakral dan luhur karena memiliki nilai ajaran Sunda.

Selain Jakarta dan Yogyakarta, Bandung juga paling banyak diserbu calon mahasiswa, lho. Tentunya Unpad dan ITB nggak asing lagi. Kedua universitas itu termasuk dalam jajaran universitas terbaik di Indonesia, ITB malah peringkat 133 univertias terbaik di dunia. Wow. Bandung menjadi kota pertama yang mendirikan perguruan tinggi teknik. Apa itu? Techhnische Hoogeschool te Bandoeng-TH Bandung. Itu lho, tempat di mana Pak Habibie dulu kuliah sebelum lanjut ke Jerman. Yups. ITB. Omong-omong, sudah tercatat 130 perguruan tinggi di sini. Ckckcck.

Masih adakah yang perlu diketahui dari kota ini? Berdasarkan survei dari Majalah Time tahun 1990, Bandung dinobatkan sebagai salah satu kota paling aman di dunia. Tiba-tiba saya ingat Quebec, kota di Kanada, juga dijuluki sebagai kota teraman. Nggak ada maling katanya, sampai warga nggak takut membiarkan pintu tanpa dikunci saaat mereka sudah tidur. Dijuluki sebagai kota Utopia dulunya.

Selain Gedung Sate, ada satu gedung yang juga sangat bersejarah. Terletak di Jl. Asia Afrika. Ah, pasti sudah ketebak. Gedung ini pernah dijadikan tempat berkumpulnya perwakilan 29 negara dalam Konferensi Asia Afrika. Perdana Menteri India saat itu, Jawaharlal Nehru, menyebut bahwa Bandung adalah ibukotana Asia Afrika. Warga Bandung pasti bangga ini.

Apalagi yang menarik dari kota ini? Tentunya kulinernya, yang akan dibahas nanti. Destinanya yang semakin menakjubkan, juga akan dibahas. Astaga, makin mupeng ke sini. Ah, iya! Bandung juga disebut sebagai kota film. Disebut demikian karena film yang pertama kali dibuat justru ditayangkan di kota ini. Judul apa? Lutung Kasarung ditayangkan pertama kali ppada 31 Desember 1929. Wah, sudah lama sekali, ya. Bapak sama Ibu malah belum lahir.

Sumber

Gambar:

https://jejakpiknik.com/gunung-tangkuban-perahu/

http://tempat-wisata-di-bandung.blogspot.com/2014/10/bandung-tempo-doeloe-jl-braga.html

Artikel:

https://www.infobdg.com/v2/3-julukan-kota-bandung-yang-terkenal-tahu-artinya/

http://kilikili-adventure.com/intermezzo/story/12-fakta-menarik-tentang-bandung-jawa-barat

https://www.tokopedia.com/blog/travel-fakta-kota-bandung/

My Morning TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang