Malam Di Pangkuan Ibu

30 5 2
                                    

Malam terasa begitu dingin.
Sampai untuk memejamkan mata dan tidur,rasanya diri ini tak ingin.
Sedangkan,seisi kepala sedari tadi terus saja memikirkan lelaki yang tadi sore pergi tanpa permisi.

“Dia marah ga ya sama aku,apa aku salah ngomong sama dia sampe dia pergi ga pamit gitu..”.

Tanya ku sendiri dalam hati.
Sambil berbaring di tempat tidur dan di temani lampu tidur yang cahayanya tidak gelap,juga tidak terlalu terang.

Tak sadar,di depan pintu kamar terlihat bayangan seseorang.

“Ibu..?”.
Kata ku sambil terduduk.

Ibu menghampiri ku dengan segelas susu coklat ditangannya.
Tak lupa dengan sepiring kue kering di tangan yang lainnya.

“Kenapa kamu belum tidur nak?”.

Ucapnya sembari meletakan susu dan kue itu di meja kecil sisi ranjang ku.
Lalu ibu menghampiri ku dan mengusap ujung kepala ku,lembut.

“Ada apa,coba sini cerita sama ibu..”.

Kata ibu,sembari duduk sisi ranjangku.
Dan kepala ku pun aku rebahkan ke pangkuan ibu yang menurutku adalah tempat ternyaman di dunia.

“Bu,kenapa laki-laki begitu sulit di mengerti?”.

Tanya ku,membuka obrolan kita malam itu.

“Sulit di mengerti bagaimana?”.

Ibu berbalik bertanya dengan muka kebingungan nya.

“Di sekolah aku kenal satu laki-laki bu,namanya Awan.Tadi dia yang mengantarku pulang,tapi setelah sampai di depan rumah kita,aku turun dan berterima kasih padanya.Tapi anehnya,dia malah pergi begitu saja..”.

Jelas ku pada ibu.

Ibu menghela napas panjang,dan menyuruhku untuk duduk di sampingnya.

“Laki-laki itu suka di puji nak,tidak cukup ucapan terima kasih saja.Coba lain kali kamu lebih peka sama dia,siapa tadi namanya?,Awan?.”

Ibu menjelaskan,dan aku hanya melihat matanya dan mengiyakan kalau laki-laki itu bernama Awan.

“Tapi dia susah di tebak bu,kadang kata-kata dan perlakuan nya begitu manis,tapi kadang juga aku melihat dia begitu keras kepala dan seenaknya marah-marah”.

Kata ku menjelaskan bagaimana sulitnya memahami karakter Awan yang sulit di tebak.
Ketika bersama Awan entah kenapa aku bisa merasa tenang.
Apalagi saat melihat matanya yang begitu meneduhkan.

Tapi,disisi lain,ada hal  yang sulit aku pahami dari laki-laki itu.
Sifat keras kepalanya,dan tempramental yang kadang muncul dalam dirinya.

“Kita semua memang susah di tebak nak.Setiap manusia selalu mempunyai sisi yang tersembunyi.Ibaratkan lautan,kamu takan mampu berenang dan menyelam untuk melihat semua sisinya kan?”.

Lautan,ya,mata Awan begitu dalam.
Ada yang tersembunyi ketika aku menatapnya.
Tapi entah kenapa,aku malah ingin menyelam lebih dalam ke dunianya.
Kata-kata ibu tadi,membuat aku semakin penasaran dengan laki-laki yang bernama Awan.

“Bu,apa aku harus menyelam lebih dalam?”.

Tanya ku pada ibu,dan ibu hanya mengangguk sembari bangkit dari ranjang dan pergi meninggalkan ku.

Ketika di ujung pintu,ibu berkata
...
“Kalau kau ingin tahu lebih dalam bagaimana dunia nya,menyelam lah nak.Jangan takut tenggelam,karena banyak cara untuk menyelami lautan,sekali pun itu lautan yang paling dalam.Manusia dengan akal dan takdir tuhan,pasti bisa melakukannya”.

Lalu pintu tertutup.
Setelah itu,ku lihat susu coklat yang di buat ibu pasti sudah dingin.
Tapi,rasanya mataku terpejam dan untuk tertidur pun rasanya sekarang aku sudah ingin.

SayounaraWhere stories live. Discover now