Chapter 02 | kebetulan?

643 85 10
                                    















Pukul 15.10 seorang pria bersetelan jas kerja dengan tataan rambut yang rapih berdiri didepan gerbang sekolah. Bokongnya bersandar di kap mobil depan. Sesekali matanya melirik jam tangan yang melingakari pergelangan tangan kirinya.

KRIIIIIIIING!!!!!!

Deringan bel sekolah yang terdengar begitu nyaring sampai ke depan gerbang membuat bibir pria dewasa itu mengembangkan senyuman manis.

Akhirnya waktu yang di tunggu tunggu datang juga.

Tubuhnya berdiri tegas saat satu persatu siswa siswi mulai berhamburan keluar. Matanya mengabsen mencari seseorang yang dicarinya.

Zea jalan keluar gerbang sekolah berdampingan dengan lucas, yeri dan mark. Mereka berempat saling lempar ejekan satu sama lain.

Mata tajam lucas melihat wajah seseorang yang dikenalinya.

"eh ze" katanya seraya berhenti.

"apa?"

"itu" Lucas menunjuk arah yang dimaksud.

Zea menegang melihat siapa yang berdiri disana, pandangan mereka bertemu. Pria itu tersenyum manis, wajah mereka berdua bak pinang dibelah dua, sangat mirip.

"zeanna..." panggilnya.

Zea masih diam.

Yeri menatap ketiga wajah temannya saling bergantian, lucas memberi kode pada yeri agar mengarakan sesuatu pada zea.

"ze sana samperin, kasian bokap lo udah nunggu" bisiknya.

"iya sana ze" timpal mark

Dengan langkah berat zea menghampiri sang papa, taeyong. Senyum taeyong semakin melebar melihat sang putri menghampirinya.

"ada apa, pah?" tanya nya tanpa basa basi.

Tangan taeyong terangkat, mengusap lembut surai panjang anaknya "papa kangen banget sama zea, boleh kan papa ketemu sama zea?"

Hatinya terenyuh mendengar taeyong mengatakan itu dengan suara parau yang serak.

"zea mau ikut papa sebentar? Kita makan siang bersama"

"aku ada les hari ini"

Ditatapnya wajah zea dengan penuh harap "papa mohon, satu kali aja. Papa bener bener kangen banget sama zea"

Zea diam.

"satu kali aja, papa mohon" ulang taeyong.


Taeyong tidak berhenti tersenyum sejak zea mengiyakan ajakan nya makan siang bersama. Rasa rindunya pada sang buah hati sedikit terobati walau sejak tadi zea hanya diam tanpa senyum.

"gimana sekolah zea?"

"semuanya baik" jawabnya singkat

"sebentar lagi zea lulus, zea mau kuliah dimana?"

"aku ga tau, aku belum ngobrolin ini sama mama"

Taeyong masih mempertahankan senyumnya walau ada rasa perih dihatinya. Merasa zea tak menganggapnya.

"zea... Masih marah sama papa, ya?"

"aku ga marah, tapi kenapa papa dateng lagi setelah papa ninggalin aku dan mama?"

Senyum taeyong luntur. Zea masih berpikir kalau taeyong lah yang meninggalkan mereka, padahal alasan taeyong pergi bukan meninggalkan mereka.

"papa--kita makan dulu"

Positions 정재현Where stories live. Discover now