Chapter 21. |give up

578 61 14
                                    














Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








Pagi pagi sekali zea terbangun, tubuhnya lebih enak dari kemarin malam. Padahal gadis itu sama sekali belum tidur. Seperti biasa zea membuat sarapan untuk dirinya sendiri.


Yang membuatnya berbeda hanya zea membuat sarapan sebelum mandi dan memakai seragam sekolahnya.



Tidur nyenyak luna terganggu karna suara klentang klentong didapur, sambil mengusak kedua matanya luna melangkah kedapur. "zea  kok udah bangun?"




Zea membalik kan tubuhnya "ah a-aku kebangun karna mau pipis, a-aku ga bisa tidur lagi jadi aku masak aja mah hehe"



"kamu kok keringetan gitu? Ga pake ac memang?" luna menyeka keringat dikening zea, luna merasakan kalau tubuh zea dingin.




"zea badan kamu dingin loh, perut kamu masih sakit? Masih muntah?" tanya luna




"ga usah sekolah ya? Mama ijinin hari ini, kamu istirahat di rumah aja" luna mendudukkan zea disalah satu kursi makan.




"enggak mah, aku udah mau ujian nanti ketinggalan pelajaran. Aku gapapa kok" jawabnya dengan lemas.





"mama siapin air hangat, kamu berendem air hangat dikamar mama sebentar okay?" luna mengecup pelipis zea lalu masuk kedalam kamarnya untuk menyiapkan air hangat agar zea bisa berendam dulu sebentar.




Zea termenung, something was wrong with her. Dan zea dapat merasakannya. Tangannya memegang jantungnya yang berdegub tak normal.





"sayang air hangat udah siap, ayo kamu berendem sebentar biar enakan" luna mengusap kening zea yang masih berkeringat.





Setelah merasa kalau tubuhnya lebih baik zea keluar dari bath tub, melakukan ritual mandi seperti biasanya. Luna sudah menyiapkan seragamnya dikamar luna.






Ceklek








Zea keluar dari kamar luna tertatih, rasanya tulang tulang nya akan rontok sebentar lagi. Zea melihat luna sedang berbicara dengan seseorang di telepon rumah.





Krieet






Zea menarik kursi makan lalu duduk disana. Samar samar telinganya mendengar percakapan luna dengan seseorang yang entah siapa.






"oh tapi bukan, anak saya ga pernah kesana"



"...."


"iya, mungkin salah sambung"



"..."


"iya, terimakasih"


"...."



Positions 정재현Where stories live. Discover now