꒰ τρία ꒱

32.1K 7.9K 4.8K
                                    

Halo? Masih ada yang baca tida?







Guanlin meneguk sodanya, memandangi lukisan awan gelap disertai petir dengan seorang pria berdiri di tengahnya. Lukisan tersebut sangat estetik, terlihat seperti nyata.

Matanya tak jenuh memandang, foto itu terlalu indah di matanya. Untung saja sang ibu memilikinya, jadi dia bisa melihatnya setiap hari.

"Lin, ada teman kamu tuh di depan," panggil sang ibu.

Guanlin meletakkan kaleng sodanya ke atas meja. Tanpa membalas sang ibu, dia bergegas keluar ke depan rumah setelah suara Jerome terdengar keras memanggil namanya.

"Ngapain kesini malem-malem? Mau ngungsi?" Tanya Guanlin sedikit jutek.

"Dih, rumah gue gak kena bencana ngapain ngungsi," balas Jerome mendelik protes.

"Terus ngapain? Minta sumbangan?"

"Ini anak mulutnya pedes bener, hati gue bagai kesamber petir. Jeder!"

"Lawak lo, ngapain kesini?"

Jerome mengernyit. Lah, Guanlin tidak tahu? Padahal di gc lagi ramai loh.

"Lo gak tau Daehwi kena kutukan?"

"Oh... APA?!"

Guanlin melotot kaget, Jerome menepuk jidat. Ganteng-ganteng kok lemot, begitu pikirnya.

"Ayo ke rumahnya, Jeongin mau ngomong sesuatu. Katanya sih penting, padahal ada yang lebih penting dari itu," ajak Jerome bersiap naik ke motornya.

"Apaan yang lebih penting?"

Jerome nyengir ganteng. "Gopud gue bentar lagi sampe, kasian abangnya karena gak ada orang di rumah."

"Ayo sabar, sabar," gumam Guanlin mengelus dada. "Kalau gitu gue ijin dulu, gue mau naik mobil."

"Iya iya, buruan sana."

Guanlin masuk ke dalam rumah untuk meminta izin ke mamanya. Setelah diperbolehkan asal jangan pulang terlalu larut, dia langsung cus ke garasi untuk mengeluarkan mobilnya.

Jerome sih sudah biasa dengan pemandangan itu, Guanlin kan anak orang kaya. Tapi ya gitu, kalau mau nebeng disuruh bayar.

"Woi, Heeseung!" Panggilnya mendongak ke atas.

Dari balkon rumah di samping rumahnya Guanlin alias tetangga, Heeseung berdiri tegak menghadap mereka sambil menyedot gelas berisi minuman berwarna merah pekat.

"Ayo ke rumah Daehwi, sekarang bukan siang hari, gak usah alasan lo!" Seru Jerome keras-keras supaya temannya itu mau ikut.

"Kalian duluan aja, gue mau minum lagi hehe," kekeh Heeseung mengibaskan tangan, tanda mengusir secara halus.

"Minum mulu, awas bocor!"

Tin! tin!

"Woi, jadi gak sih?!" Kesal Guanlin menekan-nekan klakson mobilnya.

"Sabar njer, motor gue belum dinyalain."

"Kok ngatain diri sendiri?"

"Hah?"

Guanlin memegang kemudi, bersiap untuk berangkat. "Njer alias njerome. HAHA!"

Brrrmmmmm!

"BERANINYA KABUR, GUE KEJAR LO, LIN! ENAK BANGET NGUBAH NAMA ORANG SEMBARANGAN!" Seru Jerome murka seraya meng-gas motornya mengejar mobil Guanlin yang ngebut di depan sana, untung sepi.

Cursed Game | 01 Line ✓Where stories live. Discover now